Sabtu, 27 Agustus 2022

K A R Y A

 

AGOES ANDIKA, ASK.

 

Purnama di Bulan Agustus

 

Bulan penuh agustus ini

mendendangkan gemuruh di hati

air deras menghanyutkan debu

dan jelaga menempel kemarin

tergerus bersama matahari pagi

terserap rumput-rumput pelataran pura

nantinya semua terkubur di tanah

berganti rupa saat kelahiran

mengulum senyum tetua

 

Hari-hari ke depan dilukis kembali

penuh warna bianglala

berjajar di langit

menggurat mimpi yang tak selesai

ke lelap berikutnya

beratap langit

berkali-kali menyeru dengan halus

sebelum tersangkut

menuang gerimis ke wajahku

 

Baleagung, Purnama 12 ags 2022.

 

Agoes Andika, Ask. Lahir di Br. Baleagung Singaraja Bali, 5 maret 1963, anak sulung dari tiga bersaudara. Menulis puisi sejak di bangku SLTP dan berlanjut saat menetap di Mataram tahun 1981, dibimbing oleh Putu Arya Tirtawirya dan Umbu Landu Paranggi. Tahun 1987 pernah diundang membaca puisi di TIM Jakarta bersama penyair tanah air lainnya. Sejak 2017 menetap di Singaraja Bali.

 

 ==============

 

 MERAWATI MAY

 

Catatlah Marwahmu, Nak

 

catatlah nak

guratkan pikiranmu

melalui potlot dalam bukumu yang penuh rahmat

 

duabelas minggu

kau bungkam sebagai janin

yang memancarkan ruhruh

suci atas marwahmu

 

maka sepotong nyawa

yang dititipkan-Nya

menggeliat dan membuka

rasa syukur atas engkau, anakku

 

dalam gelombang firman

di atas kandungan ibumu ;

ayatayat kehidupan bicara

selepas panggilan azan

yang berkumandang di seputar jiwamu

 

( maka sujudlah, nak)

 

karena darah dan daging

mencair ke lautlaut kasih

atas kenduri ayatayat-Nya

yang sujud dan berzikir

di atas sajadah

 

tulislah kisah kasih ini, nak

karena hidup adalah ruang sempit, yang dibatasi waktu

dan putaran jam dinding

di arlojiku

 

( maka keluarlah dirimu dari rahim, setelah air laut menjadi ketuban atas kelahiranmu yang disongsong suara azanku )

 

catat dan tulislah, nak

sebentar lagi senja tiba

di balik warna lembayung

yang memancarkan namamu,  sebelum gelap tiba

 

Bengkulu, 18 Juli 2022

 

Merawati May, lahir di Mukomuko, 12 Mei 1978. Anak kelima dari sepuluh bersaudara ini menyelesaikan pendidikan jurusan ekonomi manajemen tahun 2001. Memiliki dua karya tunggal: Perjalananku (2016), Nasihat Ibu ( 2021). Dan berbagai buku antologi bersama, di antaranya: Kemarin, Sekarang, dan Nanti, 'antologi 6 tahun sonian (2021), Perempuan-perempuan Tanpa Topeng ( 2021),  Masa Kecil  ( 2021), Frasa di Langit Maya (2020), Para Penyintas Makna  ( 2021), Hidup Berdamai dengan Corona  ( 2021), Jalan Kenangan Ibuku ( 2021), Merah Putih Pelita ( 2021). Pernah masuk di majalah malaysia sebagai puisi terbaik: Lekat-lekat Memikat ( 2020), dan penulis dunia digital di ruang pekerja seni ( 2020-sekarang).

 

 ======================


FIRMAN WALLY

 

Peradaban Di Malam Penuh Kerinduan

 

di antara bebunyian totobuang

dan deting ukulele

senja ini kulantunkan doa-doa

disertai harumnya dupa-dupa

sebab musik dan doa adalah jembatan

penyeberangan bagi para perantau

yang lama menimang rindu

tercium aroma pertemuan yang lama tak menyatu

 

akulah garis keturunan

yang tercipta dari rahim negeri raja-raja

anak dari hulu sungai wakahuli

dipercaya mengalirkan cinta dan peradaban

dari derasnya kerinduan

 

bunyi yang mengalun

doa-doa menggema

menghantarkan nada-nada harapan

di dada terbuai cinta dan kerinduan

 

di malam bulan sabit membelah langit

kumemahami harumnya bunga melati

kumenikmati bebunyian totobuang dan ukulele

disertai tarian cakalele memperpanjang malam

kumenelan cinta, peradaban dan kerinduan

dari hausnya doa, puisi, dan harapan

 

seith, 10 juni 2021

 

Firman Wally, penyair kelahiran Maluku Tengah tanggal 3 April. Lulusan Jurusan Sastra dan Bahasa Universitas Patimura Ambon. Buku antologi puisi tunggalnya berjudul Lelaki Leihitu (2021)

  

Sabtu, 20 Agustus 2022

 K A R Y A

 

MARJUDDIN SUAEB


Gurit Sangkaning Nagari

 

Ya lemahku ya tanah wutahing rah

Ujinen jandhon unggul asor kaping sewu

Rasa sih tinresnan jiwa gotong royong

Tansah gugur gunung "kerja bekti"

Bela nagari bela pati

Ya lemahku ya pulo segaraku

Founding Fathers saka guru nagari

Luluh leleh lilih manjinging janji

Kenceng temanjem riweng

Mring taruna mudha

Ing sadhengah wanci

Sakawit jaman babad tekana abad

Ingga jaman sejarah pikiran sekolah

Kinencang kinenceng nunggal lambang

Abang putih sang merah putih

Tan ana kang lila kasiya-siya

Ing sadhengah wayah.

Sun watek sukma rohing bangsa

Gliyak-gliyak sak tekane

Ananging tekan

Apa kang ginayuh kaundhuh

Apa kang ginadhang ketandang

Saiyeg saeka karsa

Nagari nora amung mardika

Ya gemah ripah loh reksaning Gusti

 

Yk. 2019

 

Marjudin Suaeb, adalah nama pena dari Marjudin Muhammad Jalal Sayuthi. Pendidikan terakhirnya di IKIP Yogyakarta (sekarang UNY). Jebolan Persada Studi Klub (PSK) asuhan Umbu Landu Paranggi ini tulisannya dimuat sejumlah koran Jogja Semarang, Jakarta. Sering baca puisi dari kampung ke kampung, dari kampus ke kampus. Namanya tercatat di buku  Apa Siapa Penyair Indonesia (2017). Menjadi narasumber berbagai kegiatan sastra. Buku antologi puisi tunggalnya Bulan Bukit Menoreh (Sabdamedia, 2016) dan Teka Teki Abadi (Tonggak Pustaka, 2021). Puisi lain terkumpul di sejumlah buku antologi diantaranya Gunungan (penyair Insani), Ziarah, Penyair Jogja 3 Generasi, Lima Tujuh Lima, Cermin Akhir Tahun, Parangtritis, Gondomanan, Pendapa taman siswa, Nyanyian Bukit Menoreh,  dan Membaca Hujan di Bulan Purnama (Tembi 2019), Kluwung Lukisan Maha Cahaya ( Sastra-Ku, 2020), Duhkita (Pusaka-Ku, 2021). Geguritannya masuk di buku Tilik Weweisik (Disbud DIY, 2019). Tinggal di Bumirejo Lendah Kulon Progo.

 

 *****______*****

 

 IKA ZARDY SALIHA

 

Pacoban

 

Kahanan wus pindha samudraning  dhuhkita

Rinasa dening kabeh jalma ing jagad arcapada

Tan nyawang sapa sira

Rasa sumelang tansah angadhang

Ing pucuking jangkah lan pangangkah

Saben wektu ati kebak ing rasa tidha-tidha

ngungun, asangu was lan rangu rangu

Baya apa kang bakal dumadi

 

Iki wektune Gusti paring pacoban

Ginelar ambelabar ing Bumi  Pertiwi

Kebak prastawa dumadi pacoban tiban

Mugya enggal tekan mangsane gilir gumanti

Bali marang wiwitaning uni

Angadohi brahala, nir ing godha rencana

 

Kulon Progo, 14 Agustus 2022

 

Ika Zardy Saliha adalah nama pena dari Barokatussolihah, S.Ag. M.S.I. Nenek ( 50 tahun ) dengan satu cucu ini memiliki hobi membaca, menulis, bernyanyi dan aktif dalam komunitas agama juga sosial. Pada Tahun 2020, mendapat tugas baru sebagai Pengawas Madrasah di Kulon Progo dari profesi semula guru bahasa Arab di MTs Negeri 3 dan MTs N 2 Kulon Progo, peraih juara 1 guru berprestasi nasional tahun 2016, mendapat penghargaan SC di UEF Finlandia (2017), menjadi sekretaris FKUB Kulon Progo, kontributor Jurnalis Madrasah. Baru menulis 90 buku dan 50 an artikel/opini yang terpublish di berbagai media. Tahun 2019 mendapat penghargaan sebagai guru inspiratif produktif dari Menteri Agama. Alamat Ika, di Perum. BSA 1 No. 32 Rt. 06 Kecamatan Pengasih Kulon Progo DIY 55652.

 

*****______*****

 

OKA SWASTIKA MAHENDRA

 

Kamardikan Ing Pitungpuluh Pitu Taun

 

Kamardikan iki wus akeh mataun

Wus dudu jangkah dituntun

Diwasa mesthi bisa nggatra kamardikan

Sapepadha tresna tinresnan

Sing tan kewawa sinangga bebarengan

Proklamasi dipepetri kang temen

Nggayuh tentrem raharja tan impen

 

Sesanti sumpah amukti palapa nalika

Apatih Sang Gajahmada

Wani nggetih njembarake nuswantara

Saiki pitungpuluh pitu taun kelakon bisa

Mula aja amung ora mingsra digendra

Sithik sithik maoni sing beda

Becik apik srawung werna werna

 

Aja rumangsa wus kejangka

Pangajap para sesepuh nalika

Kawulane adil makmur rena

Dina dina kudu sengkut tandang kridha

Tansah tumungkul mring Gustinya

Paugeran bener tumindak sakmadya

Pitungpuluh pitu taun wus luwih saka diwasa.

 

Jogjakarta 15 Agustus 2022


Oka Swastika Mahendra, penyair kelahiran Jogjakarta 22 November 1958. Pernah aktif di  Teater Alam. Karya puisinya yang telah diterbitkan diantaranya Demonstrasi (1977), Aku Melihat Bumi dari Langit (2021), Membaca Bali (2022), Membaca Banyuwangi (2022). Karya non fiksi nya yaitu Sosiologi untuk SMA dan  Geografi untuk SMP.

Beliau pensiunan ASN Guru SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta 2018. Jeda lama tidak bersastra karena kesibukan dinas. Menikah dengan Anastasia, aktris senior Teater Alam, guru SMP purna. Mulai kumpulkan karya geguritannya, karena memang berangkat dari penyair penggurit ketika kuliah di Sastra Nusantara UGM 1976 sebelum hijrah di Fak. FPIPS Geografi IKIP Yk (UNY saat ini).


Sabtu, 06 Agustus 2022

K A R Y A

 

PULO LASMAN SIMANJUNTAK

 

 

 

Rumah Persungutan  

 

Berangkat dari kesesakan

Bukan penderitaan panjang

Penyakit turunan

Saling berdesakan

 

Takut rumah sakit bertingkat menyebalkan

Seribu keluhan didudukkan

Selalu saja suara gurun dipantulkan

 

Mengapa sering ada penyesalan ?

Jejakjejak perempuan terbayang

Berputar waktu dibuang kemandulan

 

Sudahlah, hanya Tuhan yang berperan

Sejak masuk dalam kebenaran

Hanya firman kini berteman

 

Dari mulai matahari terbenam

Sampai bulan memanjang

Hanya kukenangkenang

Khayalan tak berkesudahan

 

Pamulang,  30 April 2021

 

 

 

Menulis Sepanjang Enam Puluh Tahun

 

menulis puisi sepanjang enam puluh tahun

jarijari tanganku milik lansia yang tak pernah punya rumah

sepi dari nyanyian bayi

sunyi selalu membuntingi matahari pagi

 

kini jadilah aku pengembara

dengan tulang rusuk kanan masih terluka

untuk pujangga dari pulau sumatera

untuk pewarta yang tak pernah raih sarjana

 

menulis puisi sepanjang enam puluh tahun

jari-jari tanganku sukacita tidur di rumah duka

tak ada salam tuli dikumandangkan berulangkali sambil duduk bertapa

menghadap empat puluh wajah

yang menyiram bunga-bunga dengan airmata yang mengeluarkan suara-suara

dari bawah peti jenazah

kematianmu jadi saksi panjang

kita pernah berkelahi di gereja tanpa darah

menghapal ratusan ayat-ayat suci

dan berlari sampai jantungku terbanting

di aspal tikungan jalan taman kota

 

menulis puisi sepanjang enam puluh tahun

jari-jari tanganku banjir air hujan

menyantap sop daging ayam

impor dari negeri sial dan dendam

diiringi sirene ambulans kepalsuan

kami pulang penuh kecemasan

 

Pamulang, Minggu 20 Juni 2021

 

 




Pulo Lasman Simanjuntak
, lahir di Surabaya, 20 Juni 1961. Menulis puisi sejak SMP yang dimuat di ruang sanjak anak-anak Kompas tahun 1977. Sejumlah puisinya dimuat media cetak dan online seperti : majalah Nova, Suara Karya, Jayakarta, Berita Yudha, Media Indonesia, Koran Sindo, SKM.Simponi, SKM.Inti Jaya, Bhirawa, Cakra Bangsa,  negerikertas.com, Utusan Borneo, Sabah, Litera.co.id, majalahsuluh.blogspot.com, suarakrajan.com, majalah digital Apajake, dll.  Buku kumpulan sajak tunggalnya: Traumatik (1997), Kalah atau Menang (1997), Taman Getsemani (2016), Bercumbu Dengan Hujan (2021), Tidur Di Ranjang Petir (2021),  Mata Elang Menabrak Karang (2021), Rumah Terbelah Dua (2021). Sajaknya juga termuat di sejumlah buku antologi puisi bersama. Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), tinggal di Tangerang bekerja sebagai wartawan media online.

 

***____________***

 

 

 

ANTO NARASOMA

 

 

 

Engkaulah Puisi Itu

 

Wanitaku

Engakulah puisi itu

yang menggelar kehidupan sebagai kata ungkap di dadaku

 

Begitu ikhlas kata kata berkelana

memasuki ruang diksi

yang kaya makna

Tak tahu lagi

berapa panjang rangkaian kata

yang mengucap cinta kita

 

Wanitaku,

engkaulah ibu bagi kehidupan

yang memendam kasih

di antara lafal huruf :

serangkaian firman-Nya

dalam aroma bunga

 

Segala isi dan kedalaman cinta atas lautan

maka engkaulah makna dari berjuta sajak yang mengandung marwah Kitabullah

 

dari ldahmu yang papah

kau seperti puisi

mengandung bahasa kias

seindah nada dalam lagumu

 

Bilakah kita melarung sampan ke dalam beningnya sungai musi

setelah asmara ini merangkai kata

di dalam aroma bunga bunga putih atas keharuman cinta kasihku?

 

10 Februari 2022

 

 

 

Sepotong Cinta Kita

(kepadamu, May)

 

lama kutatap

sepotong wajahmu

yang mengambang

pada ombak di hatiku

 

karena gejolak pandangan

itu pun, menghadirkan

bintikbintik cinta di dadaku

 

lalu seraut cinta

yang kau semat dalam katakata,

memeluk hatiku

di antara kehadiran diksi

seluas perasaan kita

 

o May,

kenapa kau tiba setelah

api ini berkobar membakar

hatiku?

 

lama kuraba debaran cintamu. dari ketajaman

katakata di dalam sajakmu

yang ramah kecupan

 

lalu aku berdiri di depan

kalimat  rindu

setelah katakata cinta

merangkul hatimu

 

kapan kita menyatu

setelah lebaran berlalu

lewat cinta kita, May?

 

25 Mei 2022

 

 

 


Anto Narasoma,  puisi-puisinya tersebar di media cetak dan online. Menjadi pembicara sastra di berbagai even yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Sumsel, Balai Bahasa Sumsel dan sejumlah kampus. Tinggal di Palembang sebagai seorang wartawan.

 

***____________***

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...