Sabtu, 25 Juli 2020

K A R Y A


M A R W A N T O



Yang Fana
-Sapardi Djoko Damono

Sejak kau menulis yang fana adalah waktu
Orang beramai-ramai berebut pintu
Lupa kalau mereka sedang berada di jalan
--bahkan tanpa lampu penerangan


Wisma_Aksara, 2020



Yang Rindu
-Otto Sukatno CR

Dan, kerinduanlah yang menjemputmu
-di malam Minggu,
Ketika kereta mulai berjalan melamban
Bersama daun yang tanggal pelan-pelan

Dan, rindumu tak ada yang mampu menanggung
                                                -bahkan teks dan panggung
Hanya bermesraan dengan keabadian
Sanggup menuntaskan


Wisma_Aksara, 2020


Marwanto, lahir di Kulonprogo 17 Maret. Bergiat di komunitas Lumbung Aksara (2006-2010), Dewan kebudayaan Kulonprogo (2010-sekarang), Forum Sastra dan Teater Kulonprogo (2015-sekarang), komunitas Sastra-Ku (2019-sekarang). Menulis esai, opini, cerpen, puisi dan cerkak di media cetak dan online nasional/daerah. Bukunya: Kado Kemenangan (kumpulan cerpen, 2016), Demokrasi Kerumunan (kumpulan esai,  2018), Byar: Membaca Tanda Menulis Budaya (kumpulan esai, 2019) dan Hujan Telah Jadi Logam (kumpulan cerpen, 2019). Tinggal di Jln Kiai Bathok Bolu Maesan Wahyuharjo Lendah.

*** ----- ***



SIWI NURDIANI



Mantra sang Guru
:Sapardi Djoko Damono

Di kursiku aku
Memandangmu takjub
Di heningku aku
Hiruk pikuk
Anak-anak mimpi berlarian

Di senyummu aku
Bercermin takjub
Di carut marutku engkau
Hening
Sebagai embun yang merembes
Dari daun mantramu
Yang merimbun

Di senjamu aku
Bertangis takjub
Anak-anak mimpi yang dulu berlarian
Kini dalam dekapan

Di senjamu yang hening
Embun doa
Di daun mantramu
Abadi

Girimulyo, 2020


Siwi Nurdiani, lahir di Kulonprogo 1 Desember 1983. Alumni Fakultas Bahasa dan Sastra UNY ini sekarang mengajar di MTs Girimulyo. Pernah aktif di komunitas Lumbung Aksara, dan telah menghasilkan beberapa novel, diantaranya Sihir Negeri Pasir (2012), Denting Hujan (2018) dan  Gumam Tebing Menoreh (2018). Sementara cerpen dan puisinya dimuat di beberapa media cetak dan online. Tinggal di Girimulyo.

*** ----- ***



DWI RISWANTO



Gerimis di Bulan Juni


Masihkah kau ingat,
Saat kita berlari dalam balutan gerimis,
Larut dalam tawa di sela-sela beceknya 'hujan di bulan Juni'
Dan kau tetap mengajakku berlari, berlari dan terus berlari..,
Sambil sesekali meneriakkan puisi tentang ilalang, tentang hujan,
Juga tentang getirnya menari diantara air mata yang tergenang.

Dan kini,
Senja perlahan menua,
Kering, keriput, letih menahan dahaga,
Kelelahan menanti hujan tiba
Esok pagi Juni pun berkemas, siap-siap pamit pergi
Tatapku tetiba kosong, hampa dibebat sunyi..,
Kakiku terpasung gelisah, engganmelangkah, berontak menolak berpisah..,
Ada segumpal rindu terpagut di pundakku..,

Masihkah kau mau bantu memanggulnya.

29 Juni 2020


Dwi Riswanto S, alumni SMA 2 Bantul dan UGM Yogyakarta. Penyuka puisi-puisi Sapardi Djoko Damono ini adalah seorang pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulonprogo. Karyanya menghiasi sejumlah media cetak dan online. Tinggal di Bantul Yogyakarta.
*** ----- ***


YUSTINA EKA ASTUTININGSIH



Batas Hening Pagi

Gemuruh halus mesin kulkas
Kokok  ayam sayup-sayup
Merdu kicauan burung

Luapan keluh membuncah
Curahkan di hening pagi
Sesaat haru
Disertai syukur

Meresap nyaman hati
Menemuimu pagi ini
Terlewat banyak hening pagi
Diburu sibuk hati

Kapankah hening ini terulang lagi

Juli 2020


Yustina Eka Astutiningsih, lahir di Kulonprogo, 1 April 1976, senang nulis aforisma, dan kini sedang belajar menulis puisi serta cerpen. Alumni workshop Belajar Menulis Sastra Jati Moncol ini selain mengelola sanggar belajar bagi anak-anak di kampungnya juga seorang dukuh (kepala dusun) di salah satu pedukuhan di desa Giripeni Wates Kulonprogo. Puisinya dimuat di buku Kluwung, Lukisan Maha Cahaya (antologi puisi dan prosa komunitas Sastra-Ku, 2020)
*** ----- ***

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...