Jumat, 26 Juni 2020

K A R Y A


KI SOEGIYONO MS



Sekilas Bayangmu

Ketika aku duduk bersimpuh di dekat nisanmu
Senyummu menyembul penuh kesahajaan
Pahatan tulisan namamu dan namaku di nisan
Masuk keliang lahatmu yang dalam diam
Kau suguhkan cerita  tentang kisah kasih kita
Tentang ketika cinta kita bersemi
Tentang kau dan aku menaiiki satu kereta angin
Jalan-jalan itu masih kuingat
Yang kental menyimpan riwayat kita
Pohon-pohon tepian jalan sering bertanya
Kemana kau yang sudah tidak lagi bersamamaku
tidak jarang aku selusuri
tanggul sungai itu
barangkali bisa bertemu denganmu
ketika aku tersadar ternyata
aku tenggelam dalam adamu,di sekias bayangmu

Wisma Bodho, Januari 2020


Ki Soegiyono MS, sastrawan senior, karyanya berupa cerpen, puisi, geguritan, cerkak, esai berbahasa Jawa pernah dimuat di Kedaulatan Rakyat, Djoko Lodang, Sempulur, Penjebar Semangat, dll. Bukunya: Prasaja (antologi cerkak, 2007), Gurit Tawon Madu (kumpulan geguritan, 2016), Waspa Kang Nyalawadi (kumpulan cerkak, 2017), Kang Kumlebat (kumpulan macapat, 2017). Pernah mendapat penghargaan “Pelestari Seni Sasrta Jawa” dari Pemkab Kulonprogo dan “Kesetiaan Berkarya dalam Bahasa Jawa” dari Balai Bahasa DIY. Tinggal di Wisma Bodho  kalurahan Ngestiharjo Wates Kulon Progo.

*** ----- ***


PUTRI KHASANAH



Kisah Tak Berkasih

Sayup-sayup angin
Dibelahan angan-angan
Bergetar melebihi ingin

Kala pernah aku dapati senyum sepasang bibir
Yang mengaduk rindu pada bubur
Namun tak jarang semua jadi bubar

Sang mata menangis pada kata
Dijemput dari sebuah kota
Membius harapan yang disebut kita
Jijik hina bak loncatan kutu

Sesuap nasi dalam derasnya sabar
Dulu cinta tertanam dihati yang subur
Lalu benih kehancuran tertuai dengan sebar

Kutanya ibu tentang rumah kura-kura
Jawab ayah tak kira-kira
Layaknya kenek bus yang teriak kiri-kiri
Mereka pikir aku sudah lupa cara naik kora-kora

Ibu yang menebar kasih
Ayah yang menggenggam kisah
Dan aku,
hanyut dalam rangkaian kisah tak berkasih

KP, 7 Juni 2020



Putri Khasanah, mempunyai nama lengkap Putri Nur Indah Sari Khasanah, lahir di Kulonprogo 30 Maret 2000. Ia adalah mahasiswi jurusan komunikasi di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Puisinya yang berjudul “Ingin Kutulis lagi Secara Nyata” menjadi juara pertama lomba cipta puisi pengawasan pemilu yang diselenggarakan oleh Bawaslu Kulonprogo tahun 2020. Tinggal di  Gembongan, Sukoreno, Sentolo. , 

*** ----- ***


SUPARMANTO



Bertani Cabai

Di hamparan yg mulai mengering
Tanah pun mulai dicabik-cabik
Diiringi daun randu alas yang sebentar lagi gugur
Wajah wajah baru mulai tumbuh

Semakin hari semakin riuh
Bumi terluka berganti rupa
Warna hijau mulai mempesona
Dan manusia menanti rasa pedasmu.

Sidorejo, 22 juni 2020

Suparmanto, lahir di Kulonprogo 3 Februari. Lulusan SMK Ma'arif 1 Wates jurusan Teknik Listrik. Suka bertani dan berorganisasi terutama bagian kebudayaan. Hiburan paling disukai yaitu memanah tradisional gaya mataraman. Mungkin sebentar lg menulis tentang jemparingan. Baru saja bergabung dengan komunitas Sastra-Ku. Kontak email: parmanwae75@gmail.com dan djogja1862@gmail.com. Akun FB: Aryo van djogja.
*** ----- ***




ANA FITRIA



Hidup

Hidup semakin ramai
Bergelut dalam kiasan
Tak isi namun tak kosong
Tak kosong namun tak isi

Saatnya berjalan kembali
melupakan
meninggalkan
menghempaskan
Sejenak keinginan dunia
Karena jalan ini lebih baik
Dari sekedar keinginan belaka


Ana Fitria, mempunyai nama lengkap Fitriana Hidayah, lahir di Kulonprogo pada  tanggal 28 Juni. Seoranga karyawan honorer yang mempunyai hobi jalan-jalan, membaca,dan  nonton drama korea, Tinggal di  Hargorejo, Kokap.

*** ----- ***

Sabtu, 20 Juni 2020

K A R Y A

SANTI ASESANTI



Juni yang Pasai

Kelabu di langit itu kian pekat
Seiring derai gerimis tajam
Menikam bulan juni
Meski aku tak setabah deras kata-katamu
Kukembangkan payung di jalan ingatan tentangmu
Jejak kakiku mengeja langkah yang terhapus
Dalam ragu memungut serpihan rindu
Bias air mata melimpah
Mengakar di tepian waktu
Kutanya pada kuncup kembang
Sanggupkah mekar?

Pelangi_kata, 07062020.


Santi Asesanti, nama pena dari Fajri Susanti, lahir di Kulonprogo 1982.  Saat ini  mengajar di SD N Gadingan Wates Kulonprogo, beberapa kali mengikuti  finalis baca puisi di Puisi Pro yang diselenggarakan RRI Pro 2 Yogyakarta dan turut mengisi acara live baca puisi di wilayah Yogyakarta. Puisinya masuk di sejumlah buku antologi, diantaranya Cerita Hujan dan Bintang (GoresanPena, 2015), Dalam Secangkir Kopi (Pena House, 2016), Kedai Kopi Sastra (Penerbit BBK, 2019) dan Kluwung Lukisan Maha Cahaya (komunitas Sastra-Ku, 2020). Buku antologi puisi tunggalnya, Purnama Bulan November (Penerbit Arashi, 2020).

*** ----- ***


UGENK



Mimpi


Jangan jauh-jauh
Jika dekatmu pun
Masih banyak resah
Aksara yang kau goreskan
Sulit untuk aku pahami
Cukup menyayat jiwa
Bahkan tak mampu
Untuk masuk ke dalam mimpi
        
Bendungan, 090620

Ugenk, adalah nama pena dari Sugeng Hari Yanto yang lahir Desember 1976. Pekerjaan sehari-harinya adalah pengamen jalanan, suka menulis puisi dan syair musikalisasi puisi. Pernah cukup lama merantau di ibukota gabung dengan sejumlah pegiat seni di Tangerang. Kini menetap di Bendungan Wates Kulonprogo.


*** ----- ***



RIFKI NURANI INDRA PRATIWI



Senja Menyapa

Senja menyapa
malam pun ulurkan tangannya
Sejenak
kubiarkan asa menari di pelupuk mata
Sekilas
rasa hadir tidak percaya
Tepi tak berdaya kupegang teguh asa
Angin berdesis
teguk kopi itu dan hapus mimpimu
Lamunku sirna usir angin berlalu
Anganku kokoh
tak patah oleh tiupan kecilmu
Wujud mimpiku
kan menyapamu di ujung fajar itu


Rifki Nurani Indra Pratiwi, alumni UNY, kini mengajar di MTsN 4 Sleman Yogyakarta. Salah satu karyanya masuk dalam buku Serupa Kata -  Serupa Kita (CMB Indonesia, April 2020). Tinggal di Nanggulan Kulonprogo.

*** ----- ***



HAYYUNI NUR’AINI



Sepasang Tangan

Seperti sepasang tangan yang bergandengan
Bergantung pada bahu dan,
Dilengkapi lima jari dalam setiap bagian

Berbunyi bising ketika bertepuk kompak
Selayak burung terbang dengan kedua sayapnya
Kemana pergi, keduanya mengimbangi

Setiap suka ada duka
Setiap duka ada lara
Setelah lara datang bahagia
Ketika gagal jangan dibenci
Jika berhasil, jangan lupakan duka

Suka duka adalah pasangan
Seperti sepasang tangan yang sedang bergandengan


Kulonprogo,  2019


Hayyuni Nur Aini, lahir di Sleman tanggal 29 Juli 2001. Saat ini duduk di kelas XII SMK Kesehatan Citra Semesta Indonesia yang beralamat di Jl. Kolonel Sugiono No.44, Gn. Gempal, Giri Peni, Wates  Kulonprogo. Pernah meraih juara cipta dan baca puisi di tingkat SD, SMP, dan belum lama ini meraih juara ke -2 pada lomba baca puisi tingkat kabupaten yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kulonprogo. Sejumlah puisinya dimuat di laman Sastra-Ku dan buku Kluwung Lukisan Maha Cahaya.

Jumat, 12 Juni 2020

K A R Y A


R. BAMBANG NURSINGGIH



Covid-19 Nyebar Sambang

Covid-19  asale saka Wuhan, wilayah Cina
minangka ambah-ambah ngambra-ambra gumagah mider buwana, gawe wisuna
Covid-19 senajan angel disuwawa, aja ngewak-ewakna
Ayo sumitra, eka praya ngupiya cara amrih Covid-19 sirna

Uningana Kaki Nini mami. Virus Korona sumrambah jagat.
Tan sembrana ngemonahe. Amrih lestari tulus. Juru usada eka kapti.
Pambirate toh nyawa. Klamun luyu lampus. Marma manut pamrayoga. Kinen resikan tan wae-was nyepi panti. Temah warga raharja.

Ngger, Kaki Nini, kala ngadhepi virus Korona aja mamang
aja sembrana kang pranawa, jalaran tan kasat mata, alias tan bisa disawang
Ewa dene dheweke kuwagang nyebar sambang,
gawe tiwase wong sapirang-pirang

Ya jalaran tan kasat mata, Covid-19 angel disuwawa,
mula aja sembrana, krodhane aja ginawe ampang
 Lamun wis kebajur katrajang, aja kebimbang
sabar, tawekal, aja sumelang melang-melang,
lan ora mbangkang dhawuhe pradana kang wenang

Patik tan kendhat sesanti. Ing ngarsaning Gusti Allah.
Niyat eklas tan groboh. Mrih Covid-19 onya. Satemah gawe raharja. Indonesia gya makmur. Rahayu krana Pangeran.

Kang tatag, njaga kawarasan, aja lirwa sembayang,
ndedonga nggadhang aksama myang kang gawe gesang
Dimen ora keplantrang, kepara enggal antuk pepadhang

Minomartani, 21 Maret 2020.


R. Bambang Nursinggih, lahir di Madiun (Jawa Timur) 10 Februari 1952. Pensiuan PNS ini masih terlihat energik menggerakkan dunia seni-budaya lewat wadah yang dipimpinnya yaitu Lembaga Kebudayaan Jawa “Sekar Pangawikan”. Ia juga dikenal sebagai koreografer, penari, pendongeng, penggurit, penyiar radio dll. Tahun 2005 ia menerima hadiah Sastra Yasayo (Yayasan Sastrawan Yogya) dan tahun 2017 menerima penghargaan dari Balai Bahasa DIY kategori Tokoh Penggerak Bahasa dan Sastra Jawa. Ia tinggal di jln Gurameh Perum Minomartani Ngaglik Sleman dan dapat disapa melalui FB: R. Bambang Nursinggih, WA: 0822-7333-7487 dan email: skrpangawikan@gmail.com

*** ----- ***


YAYUK WAHYUDI



Dudu Kenya Sulistya

 Kutha gara  apepalang pring
Mlebu metu ora garing
Wong padha ora kuwagang kabeh kuwatir
Para punggawa padha kuwowogen
Campuh karo korona
Sing pada buwara
Nlangsa ora bisa ketemu keluwarga

Kabeh padha bureng
Byah byur
Bantala kebak kuwandha merga andaga
Panasing andakara kaenteni
Kabeh anenggah korona anempuh
Manungsa sing padha angawula bandha
melu kedher ora bisa endha
Nadyan duwe ancas arep  ngeplas klintong-klintong
Saiki dadi klonthang klanthung

Korona.......
Dudu kenya sulisya
Nanging keduga gawe kesruhing ati
Ora usah padha kamitenggengen
Karana kudhung korona
Pindha kuwaka
Manungsa kudu eling aja kelantur
Kudu lingsem
Menawa lali ing ngaluhur.
        
Girimulyo, Juni 20



Yayuk Wahyudi, adalah nama pena dari Sri Rahayu Yustina S.IP., MA. Lahir di Purworejo 27 Desember 1963. Disela-sela ketugasan sebagai PNS di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulonprogo masih meluangkan waktu bergiat di Komunitas Sastra-Ku dan Forum Sastra-Teater Kabupaten Kulonprogo. Karyanya masuk di sejumlah buku antologi, diantaranya: Weling Sinangling (Antologi Geguritan Dinas Kebudayaan DIY, 2018) dan Tilik Wewisik (Antologi Geguritan Dinas Kebudayaan DIY, 2019). Pernah terlibat dalam tim penulisan sejumlah buku di Dinas Kebudayaan Kulonprogo. Tinggal di Girimulyo Kulonprogo.

 *** ----- ***

 
TRIAS TUTI HIDAYANTI


 
Kahanan

Ngrasakake kahanan tansaya ra karuhan
Pangangen angen lan kasunyatan amung tansah sliringan
Neng ati lan uga neng badan
Kalamun tan dilambari kanthi iman
Satemah bakal bisa dadi edan

Menika kula,
menawi panjenengan?

Galur, Juni 2020




Trias Tuti Hidayanti, lahir di Cilacap 40 tahun yang lalu. Tumbuh dan besar di Galur Kulonprogo, kecintaanya pada sastra  seiring kegemarannya membaca buku koleksi perpustakaan sekolah maupun dari majalah yang dibeli dengan menyisihkan uang jajannya. Kini kecintaanya pada dunia sastra diasah kembali dengan gabung di komunitas Sastra-Ku meski aktivitas kesehariannya bukan di dunia tulis menulis. Puisinya masuk di buku Kluwung Lukisan Maha Cahaya (Antologi Puisi dan Prosa komunitas Sastra-Ku, 2020).

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...