M
A R W A N T O
Yang Fana
-Sapardi Djoko Damono
Sejak kau
menulis yang fana adalah waktu
Orang
beramai-ramai berebut pintu
Lupa kalau
mereka sedang berada di jalan
--bahkan tanpa
lampu penerangan
Wisma_Aksara, 2020
Yang Rindu
-Otto Sukatno CR
Dan, kerinduanlah
yang menjemputmu
-di malam Minggu,
Ketika kereta mulai
berjalan melamban
Bersama daun
yang tanggal pelan-pelan
Dan, rindumu
tak ada yang mampu menanggung
-bahkan
teks dan panggung
Hanya
bermesraan dengan keabadian
Sanggup menuntaskan
Wisma_Aksara, 2020
Marwanto, lahir di Kulonprogo 17 Maret. Bergiat di komunitas Lumbung Aksara
(2006-2010), Dewan kebudayaan Kulonprogo (2010-sekarang), Forum Sastra dan
Teater Kulonprogo (2015-sekarang), komunitas Sastra-Ku (2019-sekarang). Menulis
esai, opini, cerpen, puisi dan cerkak di media cetak dan online nasional/daerah.
Bukunya: Kado Kemenangan (kumpulan
cerpen, 2016), Demokrasi Kerumunan
(kumpulan esai, 2018), Byar:
Membaca Tanda Menulis Budaya (kumpulan esai, 2019) dan Hujan Telah Jadi Logam (kumpulan
cerpen, 2019). Tinggal di Jln Kiai Bathok Bolu Maesan Wahyuharjo Lendah.
*** ----- ***
SIWI NURDIANI
Mantra sang Guru
:Sapardi Djoko Damono
Di kursiku aku
Memandangmu
takjub
Di heningku aku
Hiruk pikuk
Anak-anak mimpi
berlarian
Di senyummu aku
Bercermin
takjub
Di carut
marutku engkau
Hening
Sebagai embun
yang merembes
Dari daun
mantramu
Yang merimbun
Di senjamu aku
Bertangis
takjub
Anak-anak mimpi
yang dulu berlarian
Kini dalam
dekapan
Di senjamu yang
hening
Embun doa
Di daun
mantramu
Abadi
Girimulyo,
2020
Siwi Nurdiani, lahir di Kulonprogo 1 Desember 1983. Alumni Fakultas
Bahasa dan Sastra UNY ini sekarang mengajar di MTs Girimulyo. Pernah aktif di
komunitas Lumbung Aksara, dan telah menghasilkan beberapa novel, diantaranya Sihir Negeri Pasir (2012), Denting Hujan (2018) dan Gumam
Tebing Menoreh (2018). Sementara cerpen dan puisinya dimuat di beberapa
media cetak dan online. Tinggal di Girimulyo.
*** ----- ***
DWI RISWANTO
Gerimis di Bulan Juni
Masihkah kau ingat,
Saat kita berlari dalam balutan gerimis,
Larut dalam tawa di sela-sela beceknya 'hujan di bulan Juni'
Dan kau tetap mengajakku berlari, berlari dan terus berlari..,
Sambil sesekali meneriakkan puisi tentang ilalang, tentang hujan,
Juga tentang getirnya menari diantara air mata yang tergenang.
Dan kini,
Senja perlahan menua,
Kering, keriput, letih menahan dahaga,
Kelelahan menanti hujan tiba
Esok pagi Juni pun berkemas, siap-siap pamit pergi
Tatapku tetiba kosong, hampa dibebat sunyi..,
Kakiku terpasung gelisah, engganmelangkah, berontak menolak berpisah..,
Ada segumpal rindu terpagut di pundakku..,
Masihkah kau mau bantu memanggulnya.
29 Juni 2020
Dwi Riswanto S, alumni SMA 2 Bantul dan UGM Yogyakarta. Penyuka puisi-puisi Sapardi
Djoko Damono ini adalah seorang pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kabupaten Kulonprogo. Karyanya menghiasi sejumlah media cetak dan online. Tinggal
di Bantul Yogyakarta.
*** ----- ***
YUSTINA EKA ASTUTININGSIH
Batas Hening Pagi
Gemuruh halus
mesin kulkas
Kokok ayam sayup-sayup
Merdu kicauan
burung
Luapan keluh
membuncah
Curahkan di
hening pagi
Sesaat haru
Disertai syukur
Meresap nyaman
hati
Menemuimu pagi
ini
Terlewat banyak
hening pagi
Diburu sibuk
hati
Kapankah hening
ini terulang lagi
Juli
2020
Yustina Eka Astutiningsih, lahir di Kulonprogo, 1 April 1976, senang nulis
aforisma, dan kini sedang belajar menulis puisi serta cerpen. Alumni workshop Belajar Menulis Sastra Jati Moncol ini selain
mengelola sanggar belajar bagi anak-anak di kampungnya juga seorang dukuh
(kepala dusun) di salah satu pedukuhan di desa Giripeni Wates Kulonprogo.
Puisinya dimuat di buku Kluwung, Lukisan Maha Cahaya (antologi puisi dan prosa
komunitas Sastra-Ku, 2020)
*** ----- ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar