Jumat, 24 April 2020

K A R Y A


PUISI FAJAR R AYUNINGTYAS


Yang Menangis di Surau Sunyi

simpuh di lantai debu
sebab permadani dan karpet
digulung
sekeliling dingin. Aroma doa tercium samar
dari sisa suara anak-anak mengeja alifbata
pada petang masa lalu

airmatanya
menimpa lembaran firman
yang tak perlu dipertentangkan

Ini bukan lama
Nanti, jika yang tergaris telah tunai
semesta akan kembalikan suara surau-surau
berkali lipat merasuki
diri yang mengaku
atau tiba-tiba perlu; merasa rindu

Kerinduan, seperti yang selalu terjadi,  tumbuh pesat
di dalam jarak
Tapi mesti teguh sampai saat
tiba.

menderas doa usai rakaat
kesekian kali. sendiri
sementara dari luar, surau hanya cahaya
berkilauan. barangkali ribuan malaikat
turun

Awal Ramadhan, April 2020

Fajar R Ayuningtyas, perempuan biasa yang selalu jatuh cinta pada aroma petrikor. Puisinya, selain dimuat laman Sastra-Ku, juga tergabung dalam buku antologi bersama Antariksa Dada (2008) dan Nyanyian Bukit Menoreh (2017). Salah satu cerpennya masuk di buku antologi bersama Kembar Mayang (2018). Sementara buku kumpulan cerpen tunggalnya Lukisan Gelombang (2020). Tinggal di Panjatan Kulonprogo.

*** ----- ***



PUISI LIRING ANINDYA


Aku ; Menang

 Malam ini cukup lenggang
kita punya banyak waktu untuk bincang
setelah bergelut rutinitas panjang
kau tahu? Perihal senggang yang jarang
Boleh kuabadikan sekarang?

Sejak duaribu duapuluh, bumiku sakit
aku tak menampik fakta yang nyata
cobaan datang saling berhimpit
menyapa semua umat-Nya

Aku tak pernah bilang selalu putih bersih
bahkan sempat hitam legam
nyaris satu dengan mati
sebelum sadar, mati pun tak aman

Aku tak pernah bilang ingin menyerah
sebab aku pasti terus berjuang
menyambut bulan penuh berkah
agar tak lagi resah dan bimbang

Tahanlah nafsumu, ingatlah Tuhanmu
rasa laparmu, perjuangan di garda depan,
dan rasa lelahmu pun patut untuk dibalas
dengan kemenangan agung dari sang Pencipta


Kulon Progo, 2020

Liring Anindya,  siswi  SMA Negeri 2 Wates. Cerpennya pernah dimuat di buku antologi "Keluargaku Inspirasiku" yang diadakan oleh ISC KP. Beberapa puisinya pernah menjuarai dan dimuat di media online. Tinggal di Bumirejo Lendah Kulonprogo.

*** ----- ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...