PUISI
YUSTINA EKA ASTUTININGSIH
Perih
Perih
itu rasa
Tak
perlu digugat kenapa ada
Perih
itu biasa
Dengan
berbagai modifikasinya
Manusia-manusia
butuh keperihan
Bukan
untuk meratap-ratap
Bukan
untuk mengiba-iba
Perih
itu tercipta
Menguatkan
jiwa-jiwa yang mendewasa
Perih
bukan kekekalan rasa
Meski
tetap menjadi kosa kata
Giripeni,
2020
Yustina
Eka Astutiningsih, lahir di Kulonprogo, 1 April 1976. Penulis dengan aktivitas keseharian mengurus rumah tangga. Senang nulis aforisma, sedang belajar menulis puisi
dan cerpen.
Alumni workshop Belajar Menulsi Bersama Jati Moncol ini tinggal di
Giripeni Wates.
***-------***
BAGUS
LOKA
Terkoyak
memandang
detil bentuk tubuhmu
menjamah
mesra setiap lekuknya
bukanlah
sebuah kesempurnaan
tapi
hanya sebuah hasrat
nyaris
tanpa cacat
ideal
dari sudut pandangku
lebih
dari itu
menyentuhmupun
penuh rasa
meskipun
pada saatnya
tubuhmu
harus luka terkoyak
tapi
luka itu adalah sebuah harapan
untuk
sebuah masa depan
Sentolo, 2019
Bagus
Loka, adalah
nama pena dari
Loka Marsudi. Jebolan workshop Belajar
Menulis Bersama Jati Moncol ini dulunya anak akuntansi yang dibesarkan di dunia sastra
dan menyukai dunia fotography. Social media yang bisa dikunjungi @Bagus Loka.
***-------***
PUISI
TRIAS TUTI HIDAYANTI
Rindu
Percik rasa membakar nadi
Gemuruh detaknya makin menjadi
Berlinang peluh mengurai murka
Memendam lara tiada daya
Jauh kaki melangkah
Sedia-i kata hati
Penuh asa sambut biru
Menggelayut sahdu di bahu
Ujaran kata jadi saksi
Tiada maksud sulut hati
Apalacur semua sudah terjadi
Sesalpun tiada arti
Lapang dada dan murah hati
Tinggalkan ego dan keras hati
Ikhlas terima dan candai hati
Sebagai pembasuh luka hati
Lihatlah biru tertunduk muram
Dicandai tetes kristal netra
Biru hati tiada mengira
Bersua dan mengukir lara
Tinggallah biru duduk termangu
Menunggu dan membisu
Memeluk bara rindu
Diujung kalbu
Galur, 2019
Trias Tuti Handayani,
akrab
dipanggil Trias. Perempuan kelhiran Cilacap 40 tahun yang lalu ini mulai
mengenal sastra sejak SD ketika mendapat tugas mengarang cerita . Beberapa
puisinya telah dimuat laman Sastra-Ku. Tinggal di Galur Kulonprogo.
***-------***
UGENK
Menjemput malam
Malam
pun beranjak
Kabut
!! Mulai hadir
Lirih,
kudengar angin menyeruak
Terbesit,
perlahan pergi
Awan
hitam di sekeliling langit
Mencekam
!! Kilat itu jelas terlihat
Kuasa
mu, menembus malam
Jauh
aku memandang, tak bertepi
Bercumbu
bersama gelapmu
Dalam
ruang, jiwaku terbunuh
Gelisahku
hadir tak menentu
Otak
dan jiwaku berpacu
Dalam
sujudku,
Menjemput
malam kembali
Bendungan, April 2020
Ugenk,
mempunyai
nama asli Sugeng Hari Yanto, lahir
Desember 1976. Pekerjaan sehari-harinya adalah pengamen jalanan, suka menulis
puisi dan syair musikalisasi puisi. Pernah cukup lama merantau di ibukota
gabung dengan sejumlah pegiat seni di Tangerang. Kini menetap di Bendungan
Wates Kulonprogo.
***-------***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar