EVA NURUL KHASANAH
Tak Kaulihat Lagi
Tak ada degup
yang mendebar
aku kehilangan
separuh jiwa
langkah kaki
sang guru makin samar,
tak terdengar.
Suara yang
perlahan hilang
membawa separuh
lagi jiwaku,
raga ini
kosong.
Tolong, tolong
kami!
Dua tahun tanpa
guru bukan mainan
bukan guyonan,
Jika tak segera
pertolongan datang,
beserta raga
ini kami akan hilang.
Sedang apa yang
kami miliki, dikuasai
mungkin musnah
tanpa arti?
Para pemilik
hati, hari ini atau lusa
mungkin saja
tak kaulihat lagi
manusia
berjalan di muka bumi ini.
Yogyakarta,
23 Juli 2021
Eva Nurul Khasanah, lahir di Kulonprogo 1 Juni 1999, mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Uiversitas PGRI Yogyakarta. Sejumlah karyanya dimuat media massa maupun buku antologi bersama. Puisinya yang berjudul “105 Kata untuk Mimpi-Ku” meraih juara 3 pekan jurnalistik di kampusnya. Tinggal di Lendah Kulonprogo.
***----------***
H A Y Y A
Diri Sendiri
Rasa
yang sakit pada kondisi
Hati
selalu diam mengingkari
Mata
memejam menghayati
Akankah
diri akan menjuluki?
Begitu
tak banyak mimpi
Susah
bangun untuk berhenti
Kaki
tak lagi menapaki
Akankah
semua ini, bisa kuingkari?
Daksa
dan qalbuku selalu membohongi
Bahwa
keadaan baik hanya afiksasi
Kenapa
harus menciptakan ilusi?
Jika
hati tetap dalam berapi?
Aku
ingin mengakhiri, lalu berdikari
Setiap
hari hati dinasehati
Logika
terus diterangi
Tapi
gaya tubuh, selalu membohongi
Dan
diri terus berjalan melalui
Akan
dinginnya pada diri
Rasa
kian terus menjalari
Dan
pada akhir hari
Aku
menjadi diri sendiri
Hayya, lahir di Bogor pada tanggal 16 Agustus. Gadis
yang mengagumi senja dan bintang di langit malam. Karyanya tersiar di buku
antologi bersama Memeluk Renjana, Pendar
Cinta di Cakrawala, dan Perihal Rasa.
Ingin tahu lebih jauh tentang dirinya? Follow Instagram @nr_hy08.
***----------***
KEMAT MARTOIRONO
Air yang Tenang
Egoku melarangku
Nyataku memang
begitu
Pikiranku
menjelajah negri
Bertemu hutan
rimba yang tak pasti
Binatang ganas
yang siap menggilas
Belum lagi syetan selalu mengibarkan permusuhan
Akan
terpengaruh bagi yang tidak waspada
Apalagi
macam-macam dedaunan rimbun menarik perhatian
Membingungkan
bagi yang baru awal perjalanan.
Biasa saja bagi
yang terbimbing
Karena selalu
membawa peta yang selalu dibaca
Dan sudah akrab
dengan para Dewa
Senyuman manis
tanda syukur dan bahagia.
Yogya,
25 juni 2021
Kemat Martoirono, jebolan UIN Sunan Kalijaga. Pernah menekuni berbagai bidang pekerjaan: buruh, petani, pedagang, pendamping budaya. Beberapa puisi pernah dimuat laman Sastra-Ku dan buku Kluwung Lukisan Maha Cahaya. Saat ini tercatat sebagai imam besar di masjid dusun Kwarakan, Sidorejo, Lendah.
JENG ROSE
Pilu Sembilu
Pilu.......
Pilu sembilu
dalam hatiku
Bagai tusukan
duri-duri tajam menghujamku
Jalan berkelok
dan penuh batu
Seperempat abad
perjalananku berlalu
Tak pernah
lepas dari perihnya sembilu
Pilu dan pilu
menyertai langkah kakiku
Aku pasrah tapi
tak menyerah
Air mata dan
peluh yang bersimbah
Mengantarku
untuk selalu berserah
Bersujud dan
menyembah
Hingga pilu
sembilu tak akan lagi singgah
Gisiking Progo, 2021
Jeng Rose, kesehariannya mengabdi sebagai pengajar di SDN 2 Pandowan Galur KP. Prestasi di bidang sastra: Juara I Lomba sesorah antar Guru SD se Kabupaten Kulonprogo (2017), Juara I lomba penulisan cerkak Tingkat Kabupaten (2018). Juga menggeluti bidang seni tari, karawitan dan kethoprak.
***----------***
========
Edisi
kali ini laman Sastra-Ku juga memuat puisi karya peserta bimtek cipta puisi
yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo pada bulan Maret
lalu.
========
AHMAD HIBBAN AR
Malam
Takbiran
Ku kira malam ini istimewa
Ternyata masih
sama seperti malam sebelumnya
Diwarnai
kedinginan, kesedihan, dan suara Ambulan
Ya Suara
Ambulan
Lagi-lagi suara
ambulan yang lalu lalang
Menimbulkan
kecemasan dan kepanikan
Tak adakah
suara bedug yang ditabuh?
Kemana
hilangnya semua suasana takbiran?
Atau mungkin
semua orang lupa?
Sehingga aku
harus mengumumkanya ke penjuru telinga?
"Sodara-sodara
sekalian
Malam ini malam
hari raya
Mari kita sama-
sama bergembira!
Kumandangkan
takbir di seluruh masjid dan mushola!
Dan tabuh semua
bedug yang ada! ''
Tapi itu semua
tak akan terjadi
Sebab malam ini
masih dikuasai pandemi.
Kulonprogo
2021
Ahmad Hibban Aunur Rahman, peserta bimtek cipta puisi yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo, pernah juara pertama lomba baca geguritan (Disbud KP, 2020) dan juara kedua lomba baca puisi (Dinas Perpustakaan dan Kearsipan KP, 2021). Siswa SMP N 4 Wates Kulonprogo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar