SANTI
ASESANTI
Kosong adalah Isi
Kucari
aksara-aksara di atas meja berdebu
Kucari
kata-kata dalam laci pengap
Kucari kalimat
pada papan tulis kosong
Semua hampa
Hanya sunyi
kutemui
Larik-larik
kerinduan kian panjang
Melebihi
catatan waktu tentang sang mantan
Kebisuan masih
menjadi jawaban
Nikmati
perjalananmu, sayang
Izinkan ayah
bunda menjadi tiang atas keraguanmu
Bersama meneguk
setiap keresahan yang hadir
Di sini, aku
pun belajar meminang sepi
Sebagai kekasih
tanpa nama
Sebagai tempat
pulang dari keterasingan
Ini bukan masa
seperti perawan yang sedang dipingit menjelang pernikahan
Atau peradaban
usang di mana tiada sesuap ilmu ditelan
Lihatlah
Di masjid
senyap
Dalam kampus
terkunci
Pada
jalan-jalan lengang
Ada sebuah
riwayat tentang amanat yang tersesat dalam ingatan kita
Ada sebuah
khianat atas janji yang terlupa dalam ikrar suci kita kepada-Nya
Mari menikmati
setiap perjamuan yang tak biasa ini
Pelangi_Kata,
31032020
Santi Asesanti, nama pena dari Fajri Susanti, lahir di Kulonprogo 1982. Saat ini mengajar di SD N Gadingan Wates Kulonprogo,
beberapa kali mengikuti finalis baca
puisi di Puisi Pro yang diselenggarakan RRI Pro 2 Yogyakarta dan turut mengisi
acara live baca puisi di wilayah Yogyakarta. Puisinya masuk di sejumlah buku
antologi, diantaranya Cerita Hujan dan
Bintang (GoresanPena, 2015), Dalam
Secangkir Kopi (Pena House, 2016), Kedai
Kopi Sastra (Penerbit BBK, 2019) dan Kluwung
Lukisan Maha Cahaya (komunitas Sastra-Ku, 2020). Buku antologi puisi tunggalnya, Purnama Bulan November (Penerbit Arashi,
2020).
*** ----- ***
AMBAR SETYAWATI
Pada Sunyi Aku Bercerita
Serupa bulan
Juni yang menanti hujan menyapa..
memeluknya dengan kesejukan.
Serupa bulan
Desember yang mengharap terik mentari mengeringkan bunga-bunga cengkeh.
Serupa gurun
pasir yang mendamba hijau rimbun dedaunan meneduhkan langkah.
Serupa puncak
gunung yang merindukan debur ombak
menghanyutkan lara.
Serupa pantai
yang menanti kabut dingin mengusir
penat...
Serupa kemarau
yang menunggu pelangi melukis langit.
Itu aku...
Melolong..
Tangan terulur
disambut angin..
Meniupkan getar
perih yang enggan pergi..
Kau adalah
hujan di bulan Juni ..
Kau adalah
terik mentari di bulan Desember..
Kau adalah
rimbun dedaunan di gurun pasir..
Kau adalah
debur ombak di puncak gunung..
Kau adalah
kabut dingin di antara pasir pantai.
Kau adalah
pelangi di musim kemarau..
Tak mungkin
ada..
Kau lenyap..
laksana kayu yang dimangsa api.
Asap pekat
meninggalkan perih di mata.
Dan jemari ini
masih terulur berharap mampu menggenggam asap.
Samigaluh,
16 Juli 2020
Ambar Setyawati, lahir di Jakarta, 17 Oktober 1973. Menyelesaikan pendidikan
D3 jurusan Sastra Arab di Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta (1995)
dan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di
Universitas Terbuka Jakarta (2001). Sejak 1997 aktif mengajar Bahasa Inggris
dan Seni Budaya di beberapa sekolah di Jakarta. Tahun 2011 meninggalkan Jakarta
dan mengajar di SMK Ma’arif Nanggulan. Karya dari alumni workshop Belajar
Menulis Sastra Jati Moncol ini masuk di buku Kluwung Lukisan Maha Cahaya (Antologi Puisi dan Prosa komunitas
Sastra-Ku, 2020).
*** ----- ***
ROHMAT
Gemuruh Hati
Mengikuti derab
ayunan langkah kaki
Rehat di koma
menuju titik
Kota desa
sungai gunung dan lembah dilalui
Menyingkap
makna hidup yg penuh teka teki.
Jejak rahmat
"mu" di telusuri
Menyatu di
genggam tangan "mu"
Terserab cinta
"mu"
Lupa tergulung
waktu.
Bakarlah api
semangatmu
Gugahi cipta
cambuki karsa
Ukirlah budi
kendarai rasa
Jaringlah angin
sigarlah bumi
Sirami ma'ul
hayati
Antara khouf
dan roja'i
Restu dan do'ai
Sholawat dan
salami.
Rochmat, jebolan IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga. Pernah menekuni berbagai
bidang pekerjaan: buruh, petani, pedagang (1997 sampai 2007), pendamping budaya
(2014 – 2016), salah satu Korcam di Dewan Kebudayaan Kulonprogo (2010- 2020),
dan kini aktif di Forum Seni Religi Kulonprogo. Karya tulis yang pernah
dibuat Pelaksanaan Dakwah di Desa Sidorejo (1994) dan Seni
Religi sebagai Kesenian Unggulan Kecamatan Lendah (2015). Beberapa puisi
pernah dimuat laman Sastra-Ku. Saat ini tercatat sebagai imam besar di salah
satu masjid dusun Kwarakan, Sidorejo, Lendah.
*** ----- ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar