PULO LASMAN
SIMANJUNTAK
Rumah Persungutan
Berangkat
dari kesesakan
Bukan
penderitaan panjang
Penyakit
turunan
Saling
berdesakan
Takut
rumah sakit bertingkat menyebalkan
Seribu
keluhan didudukkan
Selalu
saja suara gurun dipantulkan
Mengapa
sering ada penyesalan ?
Jejakjejak
perempuan terbayang
Berputar
waktu dibuang kemandulan
Sudahlah,
hanya Tuhan yang berperan
Sejak
masuk dalam kebenaran
Hanya
firman kini berteman
Dari
mulai matahari terbenam
Sampai
bulan memanjang
Hanya
kukenangkenang
Khayalan
tak berkesudahan
Pamulang, 30 April 2021
Menulis Sepanjang Enam Puluh Tahun
menulis
puisi sepanjang enam puluh tahun
jarijari
tanganku milik lansia yang tak pernah punya rumah
sepi
dari nyanyian bayi
sunyi
selalu membuntingi matahari pagi
kini
jadilah aku pengembara
dengan
tulang rusuk kanan masih terluka
untuk
pujangga dari pulau sumatera
untuk
pewarta yang tak pernah raih sarjana
menulis
puisi sepanjang enam puluh tahun
jari-jari
tanganku sukacita tidur di rumah duka
tak
ada salam tuli dikumandangkan berulangkali sambil duduk bertapa
menghadap
empat puluh wajah
yang
menyiram bunga-bunga dengan airmata yang mengeluarkan suara-suara
dari
bawah peti jenazah
kematianmu
jadi saksi panjang
kita
pernah berkelahi di gereja tanpa darah
menghapal
ratusan ayat-ayat suci
dan
berlari sampai jantungku terbanting
di
aspal tikungan jalan taman kota
menulis
puisi sepanjang enam puluh tahun
jari-jari
tanganku banjir air hujan
menyantap
sop daging ayam
impor
dari negeri sial dan dendam
diiringi
sirene ambulans kepalsuan
kami
pulang penuh kecemasan
Pamulang, Minggu 20 Juni 2021
Pulo Lasman Simanjuntak, lahir di Surabaya, 20 Juni 1961. Menulis puisi sejak SMP yang dimuat di ruang sanjak anak-anak Kompas tahun 1977. Sejumlah puisinya dimuat media cetak dan online seperti : majalah Nova, Suara Karya, Jayakarta, Berita Yudha, Media Indonesia, Koran Sindo, SKM.Simponi, SKM.Inti Jaya, Bhirawa, Cakra Bangsa, negerikertas.com, Utusan Borneo, Sabah, Litera.co.id, majalahsuluh.blogspot.com, suarakrajan.com, majalah digital Apajake, dll. Buku kumpulan sajak tunggalnya: Traumatik (1997), Kalah atau Menang (1997), Taman Getsemani (2016), Bercumbu Dengan Hujan (2021), Tidur Di Ranjang Petir (2021), Mata Elang Menabrak Karang (2021), Rumah Terbelah Dua (2021). Sajaknya juga termuat di sejumlah buku antologi puisi bersama. Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), tinggal di Tangerang bekerja sebagai wartawan media online.
***____________***
ANTO NARASOMA
Engkaulah Puisi Itu
Wanitaku
Engakulah
puisi itu
yang
menggelar kehidupan sebagai kata ungkap di dadaku
Begitu
ikhlas kata kata berkelana
memasuki
ruang diksi
yang
kaya makna
Tak
tahu lagi
berapa
panjang rangkaian kata
yang
mengucap cinta kita
Wanitaku,
engkaulah
ibu bagi kehidupan
yang
memendam kasih
di
antara lafal huruf :
serangkaian
firman-Nya
dalam
aroma bunga
Segala
isi dan kedalaman cinta atas lautan
maka
engkaulah makna dari berjuta sajak yang mengandung marwah Kitabullah
dari
ldahmu yang papah
kau
seperti puisi
mengandung
bahasa kias
seindah
nada dalam lagumu
Bilakah
kita melarung sampan ke dalam beningnya sungai musi
setelah
asmara ini merangkai kata
di
dalam aroma bunga bunga putih atas keharuman cinta kasihku?
10 Februari 2022
Sepotong Cinta Kita
(kepadamu,
May)
lama
kutatap
sepotong
wajahmu
yang
mengambang
pada
ombak di hatiku
karena
gejolak pandangan
itu
pun, menghadirkan
bintikbintik
cinta di dadaku
lalu
seraut cinta
yang
kau semat dalam katakata,
memeluk
hatiku
di
antara kehadiran diksi
seluas
perasaan kita
o
May,
kenapa
kau tiba setelah
api
ini berkobar membakar
hatiku?
lama
kuraba debaran cintamu. dari ketajaman
katakata
di dalam sajakmu
yang
ramah kecupan
lalu
aku berdiri di depan
kalimat rindu
setelah
katakata cinta
merangkul
hatimu
kapan
kita menyatu
setelah
lebaran berlalu
lewat
cinta kita, May?
25 Mei 2022
Anto Narasoma, puisi-puisinya tersebar di media cetak dan
online. Menjadi pembicara sastra di berbagai even yang diselenggarakan Dinas
Pendidikan Sumsel, Balai Bahasa Sumsel dan sejumlah kampus. Tinggal di
Palembang sebagai seorang wartawan.
***____________***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar