K A R Y A
Di Pantai Itu Aku Berkata
Bukan
pertemuan membuatku tersenyum
kelahiran
sudah mendahului
melihatmu
sendiri menyusuri dermaga
lukisan
lama tergantung tak berwarna
di
pantai itu aku berkata
"senja menjemput lebih awal, wajahmu
samar tertutup bayangan"
jangan
berpaling dari debur ombak ini
semasih
perahu mengarungi gelombang
sebentar
lagi matahari meninggalkan waktu
meniadakan
cerita ini antara kita
di
tanah melewati pesisir
tertunduk
sepi tanpa menoleh
sebisanya
aku berucap
"maafkanlah"
rumah
masa muda, 1985 –
Agoes Andika, Ask. Lahir
di Br. Baleagung Singaraja Bali, 5 maret 1963, anak sulung dari tiga
bersaudara. Menulis puisi sejak di bangku SLTP dan berlanjut saat menetap di
Mataram tahun 1981, dibimbing oleh Putu Arya Tirtawirya dan Umbu Landu
Paranggi. Tahun 1987 pernah diundang membaca puisi di TIM Jakarta bersama
penyair tanah air lainnya. Sejak 2017 menetap di Singaraja Bali.
*****_____*****
WAHID
RIMBA
Halusinasi
Ketika
terlihat burung malam terbang
Pulang
mendekap dalam sarang
Walau
diam tetap jalang
Mengusik
kalbu tak tenang
Senja
melaju menuju temaram
Selintas
sinar penuh tatap menajam
Sepasang
burung tangan bertilam
Sesak
dalam cengkeram
Untuk
kalian...
Puaslah
penuh bergelimangan
Hapus
kenangan
Merajam
suci hasrat bertujuan
Terbenamlah
matahari
Di
ufuk barat kembali
Membawa
janji dan mimpi
Di
sini,di luka sekeping hati...
Kulonprogo, 230522
Wahid Agus Supriyanto adalah
nama lengkap dari Wahid Rimba. Acap kali mendapat julukan Pujangga Rimba. Lahir di Kulon Progo 11 Maret 1978. Aktifitas
sehari-harinya adalah Buruh Harian Lepas. Saat ini tergabung di Komunitas
Padhang mBulan Brebeg Ethnika sejak kisaran pertengahan thn 2005. Karyanya berupa puisi/geguritan pernah
dimuat di Buletin Sastra
"LONTAR" dan salah satu geguritannya "nDleming” pernah di bacakan dalam salah
satu acara Budaya di JOGJA TV oleh Sodhik TEKAPE. Pernah
menjadi Pengisi Acara Reguler PUISIKU PUISIMU di Radio Andalan Muda bersama Grilyadi dan Janti. Beralamat di Rt 02/09 Durungan Wates, Kulon Progo.
SUYATRI
YATRI
Kebiri Karya
Ach,
jenuh aksara menantikan cahaya
Sinar
pun enggan bermain diksi
Kekataku
tawar berpasir
Terpangkas
kandas larik
Ach,
sakit bait jiwaku
Bernanah
tubuh semantik
Kalimat
rindu pun menyamar
Aku
tiada daya terkubur di magma bumi
Penaku
tak lagi bertinta
Karyaku
tak lagi bersuara lantang
Semua
jalan terbungkam
Suara
hati melemah di tikungan kalah
Ujungbatu,
15 Januari 2022
Suyatri Yatri lahir di Padang Siminyak, 24 Agustus 1979, tinggal di Rokan Hulu Riau. Sudah banyak karya tergabung dalam antologi bersama dan juga karyanya terbit di media cetak dan on line. Buku kumpulan puisinya terbaru berjudul Mendulang Nusantara (PusakaKu, 2021). Pos_el. yatri.yatri03@gmail.com.
*****_____*****
30 Oktober 2020
Aku
berjalan di tengah gundah
Saat
meninggalkan jejak lama
Di
kota tempat menghirup napas pertama
Berteman
lelah
Sungguh
menikam
Pedih
kalbu
Tinggal
di tempat baru
Mengikuti
cerita baru
Andai prahara tak terjadi
Andai
kedua kakiku masih bertahan
Andai
keadaan tak seperti kenyataan
Beribu
andai terus kusimpan dalam hati
30
Oktober 2020
Kututup
diary usang
Di
kota udang
Walau
kadang ingin membuka kembali
Namun
diaryku telah terkunci
Di
tanggal 30 Oktober 2020
Surabaya
24 april 2022
Riessa Muljanto, lahir
di Cirebon 30 Maret 1980. Saat ini tinggal di Jl. Rungkut Mapan Tengah blok CH nomor 35 Surabaya.