Sabtu, 02 Juli 2022

K A R Y A

DIDIK KOMAIDI

 

Qasidah Burung

 

 

Burung terpekur di hutan rimba

Membaca cuaca

Mengaji sunyi

 

Burung yang menyanyikan lagu tentang kota

Yang terkotori oleh mesin dan industri

Sungai dicekik polusi ikan-ikan mati

Pepohonan menjelma tiang-tiang besi

Berbuah lampu-lampu merkuri

Sedangkan listrik membunuh bulan di malam hari

Menggusur kunang-kunang dari pesta malam

Burung pun kembali terpeku di pucuk pohon

 

Membaca gelombang

Menghitung zikir ilalang

 

Didik Komaidi, lahir di Magetan tahun 1973. Saat ini sedang menempuh program studi doktoral di UIN Sunan Kaljaga. Karyanya berupa puisi cerpen dan esai telah terbit dalam bentuk buku maupun di media cetak dan oline. Mengajar di MAN 1 Kulonprogo

 

***____________***

 

 

 

FIRMAN WALLY

 

Kunang-Kunang

 

 

Kuingat dulu

saat lampu-lampu jalan

belum berbagi cahanya

di mata kami hanyalah

cahaya kunang-kunang yang setia

hinggap di mata kami, di mata kita

 

Di pohon yang tinggi seperti mimpi-mimpi

dan juga renda seperti hati papa

kunang-kunang ada di situ

menerangi yang gulita

menemani kami, pelengkap cerita

 

Kini saat lampu-lampu jalan

ada di mana-mana

kunang-kunang entah ke mana?

 

Tahoku, 25 Juni 2022

 

Firman Wally, penyair kelahiran Tahoku, Maluku Tengah. Lulusan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Patimura Ambon. Puisinya tersebar di sejumlah media massa dan buku antologi bersama. Buku puisi tunggalnya Lelaki Leihitu. Mengajar di SMA N 27 Maluku.

 

***____________***

 

 

RAHAJENG

 

Gerobak Kayu

 

 

lelaki rimpuh merangkai tiap-tiap langkah

dari ufuk timur menuju ke barat

berbalik arah ke utara lalu selatan

menarik gerobak

menempuh jarak tak terbatas

 

keringat hangat berderai di sekujur tubuh

lirih terabaikan

teringat keluh kesah seorang anak

menanti ia pulang

 

tentang rasa manusiawi

tak perlu meresapi apa yang belum diberi

bersyukur dengan segala yang sudah dimiliki

kembali kepada nikmatNya

 


 Rahajeng Wydhartiningsih, lahir di Probolinggo 12 April 1989. Aktif di Asqa Imagination School (AIS), Community Pena Terbang (Competer), dan Kelas Puisi Alit (KPUL). Juara 2 dan 3 di Asqa Book Award 2021. Bisa dihubungi via IG @rah.ajeng12

 ***____________***


 

DJESICA AN-NUR

 

Sujud Digital

 

 

Seribu, dua ribu

Baru dan baru

Sejak bangun hingga kembali fajar tidur

Tak pernah ucap kata syukur

 

Sepetak layar kamera

Menyorot lalu disaksikan dunia

Menjadi penggoda para remaja hingga lansia

 

Yang barusan lahir lupa di kaki ibu ada surga

Yang lahir sejak zaman purba lupa badan yang menua

Tak heran jika untuk uang

Segala lagu liuk tubuh

Ditaruh di etalase pinggir sosial media

Terpenting cuan, cuan dan cuan

Tak peduli pada label dirinya

Tak peduli semua akan ditimbang tuhan

 

Diberi opsi kanan atau kiri?

Semua dituruti

 

Apakah malu jika tak mengikuti?

Lantas apa yang terjadi jika semua merajai gengsi

Seakan jabatan nasi sudah direbut oleh gengsi

 

'' Hei semua, kita tak selamanya ada di sini

cepat atau lambat pasti akan mati"

 

untuk apa meladeni gengsi?

perbanyak doa

sujud pada sang pencipta

  

Kulonprogo, 2022

 

 


Djessica An-Nur,
 belajar di SMA N 1 Pengasih Kulonprogo.  Aktif di Regas dan komunitas Sastra-Ku

 

***____________***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...