Beberapa
waktu lalu, laman Sastra-Ku sering memuat karya persemaian, yakni karya-karya
dari penulis yang relatif masih mengawali proses dalam menulis. Edisi minggu
ini, laman Sastra-Ku kembali memuat tiga puisi karya persemaian.
*****_____*****
YASIN
MANIK HAWA
Napak Tilas
Rangkaian
abjad diikat makna
mengolah
cipta rasa karsa
tuk
berlabuh lembaran karya
yang
dilisankan ke intisari raga
walau
raga dirimu tlah tergilas angin
namun
rasa menapak terpatri
Membekas
kubangan dalam merah trotoar tamansiswa
Yang
kalau ditimpa hujan kan jadi genangan
Atau
menjelma jadi kenangan
Yogyakarta,
6 Maret 2021
Yasin Manik Hawa (biasa dipanggila Hawa), lahir 18 tahun lalu di Kulon Progo 11 Desember 2003, pelajar di SMAN 1 Sentolo. Menyukai musik dan tanaman. Minat menulis puisi sejak masuk SMA. Terlebih dengan mengikuti Bimtek Cipta Puisi kategori SMA pada Maret tahun lalu, membuatnya ingin mempelajari puisi lebih dalam. Tinggal di Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo.
*****_____*****
ERNAWATI AFRINA PANDIANGAN
Keindahan Alam Indonesia
Hamparan pantai yang berpasir
bersama angin yang berdesir
di sanalah camar turun mampir
Bersama senja mulai terukir
Hamparan sawah yang indah
Ditemani kicauan kutilang
Burung-burung terbang rendah
Pesona tidak kepalang.
Di Gunung orang-orang merenung
Memandang Alam di bawah
Tampak negerinya yang sentosa
penduduknya hidup sejahtera.
Ernawati
Afrina Pandiangan, lahir di Tanjungbalai 12 April 2000. Berdomisli di Tanjungbalai Asahan. Memiliki nama pena Murni Ariesty. Hobi menulis sejak sekolah dasar, seperti menulis Puisi dan Artikel.
Anak
pertama dari 2 bersaudara ini saat ini sedang menempuh pendidikan sebagai mahasiswa semester 3, Prodi Pendidikan Bahasa
Indonesia di Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar. Facebook: Ernawati Pandiangan, Email:ernawatiafrinapandiangan20@gmail.com
*****_____*****
FERA WAHYU PUSPITA
Kilat Dan Hujan Deras
Guyuran air di atas
genteng
Lama kelamaan terjun
di atas tanah
Membasahi muka bumi
Airmu nan elok
besarnya
Hingga berlari ke arah
sungai
Gelombang air tiada
hentinya
Terdengar suara
dentuman air sungai
Tiba-tiba terdengar
pecutan petir
Yang datang dengan
tidak sopan
Dengan lancangnya kau
kejutkan manusia
Tanpa merasa bersalah
Kau bagaikan harimau
yang mengamuk
Menjadikan semua orang
terkurung dan membisu
Pecutan petir semakin menggelegar
Hujan semakin tak terkendali
Air di sungai semakin
deras
Bagaikan sebuah lautan
Membuat jantung ini
bagaikan gelombang lautan
Raga ini sangat ketakutan
Tiada seorang pun yang
berani keluar
Pagerharjo, Senin 01 November
2021
Fera Wahyu Puspita, siswi SMP N 4 Samigaluh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar