Sabtu, 19 Maret 2022

KARYA PERSEMAIAN


Beberapa waktu lalu, laman Sastra-Ku sering memuat karya persemaian, yakni karya-karya dari penulis yang relatif masih mengawali proses dalam menulis. Edisi minggu ini, laman Sastra-Ku kembali memuat tiga puisi karya persemaian.

 

*****_____*****


YASIN MANIK HAWA

 

Napak Tilas

 

Rangkaian abjad diikat makna

mengolah cipta rasa karsa

tuk berlabuh lembaran karya

yang dilisankan ke intisari raga

walau raga dirimu tlah tergilas angin

namun rasa menapak terpatri

Membekas kubangan dalam merah trotoar tamansiswa 

Yang kalau ditimpa hujan kan jadi genangan

Atau menjelma jadi kenangan

 

Yogyakarta, 6 Maret  2021

 


Yasin Manik Hawa
(biasa dipanggila Hawa), lahir 18 tahun lalu di Kulon Progo 11 Desember 2003, pelajar di SMAN 1 Sentolo. Menyukai musik dan tanaman. Minat menulis puisi sejak masuk SMA.  Terlebih dengan mengikuti Bimtek Cipta Puisi kategori SMA pada Maret tahun lalu, membuatnya ingin mempelajari puisi lebih dalam.  Tinggal di Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo.

 

*****_____*****

 

ERNAWATI AFRINA PANDIANGAN

 

Keindahan Alam Indonesia

 

Hamparan pantai yang berpasir

bersama angin yang berdesir

di sanalah camar turun mampir

Bersama senja mulai terukir

 

Hamparan sawah yang indah

Ditemani kicauan kutilang

Burung-burung terbang rendah

Pesona tidak kepalang.

 

Di Gunung orang-orang merenung

Memandang Alam di bawah

Tampak negerinya yang sentosa

penduduknya hidup sejahtera.

 

Ernawati Afrina Pandiangan, lahir di Tanjungbalai 12 April 2000. Berdomisli di Tanjungbalai Asahan. Memiliki nama pena Murni Ariesty. Hobi menulis sejak sekolah dasar, seperti menulis Puisi dan  Artikel. Anak pertama dari 2 bersaudara ini saat ini  sedang menempuh pendidikan sebagai mahasiswa semester 3, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar.  Facebook: Ernawati Pandiangan, Email:ernawatiafrinapandiangan20@gmail.com

 

*****_____*****

 

FERA WAHYU PUSPITA

 

Kilat Dan Hujan Deras

 

Guyuran air di atas genteng

Lama kelamaan terjun di atas tanah

Membasahi muka bumi

Airmu nan elok besarnya

Hingga berlari ke arah sungai

Gelombang air tiada hentinya

Terdengar suara dentuman air sungai

 

Tiba-tiba terdengar pecutan petir

Yang datang dengan tidak sopan

Dengan lancangnya kau kejutkan manusia

Tanpa merasa bersalah

Kau bagaikan harimau yang mengamuk

Menjadikan semua orang terkurung dan membisu

 

Pecutan petir semakin menggelegar

Hujan semakin tak terkendali

Air di sungai semakin deras

Bagaikan sebuah lautan

Membuat jantung ini bagaikan gelombang lautan

Raga ini sangat ketakutan

Tiada seorang pun yang berani keluar

 

Pagerharjo, Senin 01 November 2021

 

Fera Wahyu Puspita, siswi SMP N 4 Samigaluh. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...