Sabtu, 26 Februari 2022

 K A R Y A

 

SUS  S. HARDJONO

 

Percakapan Senja

 

aku tak pandai merayu, katamu. aku juga tak ingin dirayu, kataku. cukup telapak tanganmu yang selalu mengembara. dan peluk tubuhmu yang kupeluk dengan sepenuh mawar. itu cukup. atau kilatan peluhmu untaian intan yang berharga, hingga tumbuh tumbuh subur di kebun hawa. sebab tanganmu tongkat untuk membuka laut.

kita tak lagi muda. untuk mencintai tak butuh puisi. aku tak pandai berpujangga, katanya.

di bawah pohon mangga, ia mengupas usia. membuang buah yang membusuk di dalamnya dimakan ulat buah.  dan ia masih setia mengupas mangga tua dengan sabar. ia tak lagi ngidam buah mangga. dan menikmati kupasan mangga pasangannya. yang kecut ya dibuang yang manis dimakan. terlalu masam tambahkan garam. manis pedas kata sudah dirasa dalam rujak buah. tak perlu tinggalkan rumah, ini rumah yang di halam depan ada pohon mangga. menua bersama. kupas mangga kuning tua.

"ini manis, rasakan... gak kecut " katanya. tinggal manisnya. gigi kita tak kuat untuk mengunyah. maklum gigi pasangan .

 

Sragen , 21

 

Sus S. Hardjono, alumni jurusan Bahasa dan Sastra FKIP UNS Solo. Menulis sastra dalam bahasa Indonesia dan Jawa. Karyanya tersebar di sejumlah media cetak dan online juga buku antologi bersama. Buku puisi terbarunya, Taman Rahasia (2021). Mengajar di MAN 1 Sragen Jawa Tengah. Pernah memperoleh beberapa penghargaan dari Balai Bahasa Jawa Tengah.

 

 

*****_____*****

  

DEANDRA MARHAENDRA

 

Pecinta

 

Selayak air yang menyebabkan basah

dan api yang membuat musnah

Cintamu menciptakan harapan

Lalu sikapmu yang memusnahkannya

 

Hai peluka,

Di atas tawa aku tercipta

Di atas duka aku dewasa

Untukmu, sang pemilik cinta...

 

 

Kulon Progo, 24 Desember 2021

 

Deandra Marhaendra, suka sekali dipanggil Andra. Lahir 19 tahun lalu tepatnya pada tanggal 12 April 2002 di Kota Wates, Yogyakarta. Si jutek yang hobi olahraga ini bercita-cita menjadi seorang pengusaha sukses. Beberapa puisinya masuk dlam Antologi Puisi Ibu Bumi Bapa Angkasa (Disbud KP, 2021).  Kicauannya kadang terselip di akun Facebook Andra dema dan akun Instagram deandra_48. Sekarang bertempat tinggal di Gang Mina, RT 04, RW 15, Klayonan Kedunggong, Wates, Kulon Progo, DIY. Andra dapat di hubungi di no. telp: 088216636931 atau no WA : 083103569522

 

 

*****_____*****

 

MERAWATI MAY

 

Kisah Bersama Sang Waktu

 

Aku masih berdiri di sini

Dalam tautan waktu yang terus menyurut

Seperti karang tanpa lautan

Kering adalah hatiku

 

Bukan aku membelai kenangan

Ataupun meratapi masa yang telah pergi

Tetapi perjalanan sunyi mungkin laguku

Yang selalu kucoba nikmati

Walaupun, letih diri ini

 

Bulir-bulir embun pagiku

Telah runtuh oleh pergerakan sang waktu

Yang terasa begitu cepat

Sebelum aku menyadari

Sebelum aku mampu merasakan kesejukannya

 

Di bawah langitku yang meninggi

Aku ingin melepaskan fatamorgana

Yang masih sering hinggap

Membelenggu kenyataan

 

Di dalam resahku yang kadang membara

Aku tak ingin lagi menggenggam cakrawala

Terasa indah dalam pandangan

Yang sebenarnya dan tiada nyata

 

Aku masih berdiri di sini

Ingin berdamai dengan sang waktu

Walaupun bukanlah keinginan hati

Tetapi itu yang terbaik

Agar kudapati senyum

Yang nyata, lepas dari bayanganmu

 

Tetaplah menjadi yang tabah meminang harap.

 

Bengkulu, 12 Februari 2022

 


Merawati May,
lahir di Mukomuko, 12 Mei 1978. Anak kelima dari sepuluh bersaudara ini menyelesaikan pendidikan jurusan ekonomi manajemen tahun 2001. Memiliki dua karya tunggal: Perjalananku (2016), Nasihat Ibu ( 2021). Dan berbagai buku antologi bersama, di antaranya: Kemarin, Sekarang, dan Nanti, 'antologi 6 tahun sonian (2021), Perempuan-perempuan Tanpa Topeng ( 2021),  Masa Kecil  ( 2021), Frasa di Langit Maya (2020), Para Penyintas Makna  ( 2021), Hidup Berdamai dengan Corona  ( 2021), Jalan Kenangan Ibuku ( 2021), Merah Putih Pelita ( 2021). Pernah masuk di majalah malaysia sebagai puisi terbaik: Lekat-lekat Memikat ( 2020), dan penulis dunia digital di ruang pekerja seni ( 2020-sekarang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...