K
A R Y A
ARDHI RIDWANSYAH
Waktu
Yang Lusuh
Sedikit-sedikit menyisakan sakit,
Dia mengungkit mentari yang lusuh,
Dan redup sinarnya ditelan malam,
Meninggalkan dia yang terpukul,
Oleh waktu yang berlari.
Sedang rambutnya telah kusut,
Mata lunglai, dan hati terasa kalut,
Kembali jumpa pada rupa,
Yang membuat takut.
Mengetuk dahi yang mengerut,
Dengan sejuta kerinduan,
Yang sukar larut.
Jakarta, 2022
Ardhi Ridwansyah kelahiran Jakarta, 4 Juli
1998. Tulisan esainya dimuat di beberapa
media online. Puisinya “Memoar dari Takisung” dimuat di buku antologi puisi
“Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2019”. Puisinya juga dimuat di banyak media cetak maupun online. Penulis buku antologi puisi tunggal Lelaki
yang Bersetubuh dengan Malam. Salah satu penyair terpilih dalam “Sayembara
Manuskrip Puisi: Siapakah Jakarta” E-Mail: ardhir81@gmail.com,
Instagram: @ardhigidaw, FB: Ardhi Ridwansyah, Whatsaap: 087819823958.
*****_____*****
Bertungkus
Rumus
Bertungkus rumus dalam diksi adalah hening
bermakna di bait sajak
Gema rindu aksara barpagut senyum kekata senja
Perawan masih anggun di singgasana rasa
Mahkota bertiara emas indah terletak
Hati adalah irama waktu yang senandungkan kisah
bernada sopran
Berdiri di alto yang tenang
Memberi asonansi yang bergelombang
Tak perlu bingkiskan jejaka yang harapkan
sederet keinginan
Gelegak kalbu berbagi dalam tangisan
Mencurah setiap titik jeda yang dirasakan
Memberi solusi dari sebuah perjalanan
Menyulam embun lekat di rerumputan
Nasihat jiwa beri terapi ketegaran
Kuncup layu berpegang dari tetesan hujan
Luapan cinta terkadang membutakan
Akhir terimbas luka yang tak berkesudahan
Ujungbatu, 12 Januari 2022
Suyatri Yatri, lahir di Padang Siminyak 24
Agustus 1979. Berasal dari Pagaruyung Batusangkar Sumatera Barat. Berdomisili
di Rokan Hulu Riau. Bekerja sebagai guru di SMP
Negeri I Rambah Rokan Hulu Riau. Tutor di PKBM Damai Sejahtera Ujungbatu. Aktif
dalam gerakan pegiat literasi Rokan Hulu. Karyanya
berupa puisi dan cerpen banyak di muat tersebar di media cetak dan online.
Karya tunggalnya yang terbaru adalah kumpulan puisi Mendulang Nusantara
(Pusaka-Ku, 2021 ).
*****_____*****
Dalam
Benci Kubercinta
Ingin berlalu
Namun langkah
kaku
Ingin
berlagu namun lidah kelu
Ingin mencintaimu
Tapi hati
beku
Kadang
ingin tertawa
Tapi mata
berkaca
Saat kau tiba
Tangan
memeluk mesra
Dalam diam aku bernyanyi
Tanpa pesta aku menari
Kupeluk mesra dalam benci
Sejuta misteri menoreh hari
Benci dan cinta tiada beda
Menyita rasa seluruh masa
Suka duka saling menyapa tanpa kata
Hingga tiba meregang nyawa
Sorjati, Feb
2022
Yayuk Wahyudi, adalah nama pena dari Sri Rahayu
Yustina S.IP., MA. Lahir di Purworejo 27
Desember 1963. Disela-sela ketugasan sebagai PNS di Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulonprogo masih meluangkan waktu bergiat
di Komunitas Sastra-Ku dan Forum Sastra-Teater Kabupaten Kulon Progo.
Karyanya masuk di sejumlah buku antologi, diantaranya: Weling Sinangling (Antologi Geguritan Dinas Kebudayaan DIY, 2018)
dan Tilik Wewisik (Antologi Geguritan
Dinas Kebudayaan DIY, 2019), Kluwung Lukisan Maha Cahaya (Sastra-Ku,
2020), Duhkita (Pusaka-Ku, 2021). Pernah terlibat dalam tim penulisan
sejumlah buku di Dinas Kebudayaan Kulon Progo. Tinggal di Girimulyo Kulon Progo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar