Sabtu, 09 Oktober 2021

K A R Y A

 

AGOES ANDIKA, ASK

 

 

 

Perenang Selat

 

Di selat lombok

luasnya belum terukur mata

'tika terkait benang layangan

terbawa serta diatas gelombang

hati berbukit memburu ikanikan

mengarunginya dengan mimpi terlepas

 

ada pelintas menuju selat

tak berbaju

ombak berbuih asin

melekat lengket di tubuhnya

menetaskan keringat

memburu matahari di tanah lain

menanam bulan bintang semusim rantau

 

      "dia sudah pulang"

menumpang arus tak dikayuh waktu

semua juga akan berumah api

dibangun anak cucu

sekiranya tak hendak menjadi pendaki

meninggalkan lautan

kemana lagi

 

rumah kelahiran, 1981  -  2017

 

 

Agoes Andika, Ask. Lahir di Br. Baleagung Singaraja Bali, 5 maret 1963, anak sulung dari tiga bersaudara. Menulis puisi sejak di bangku SLTP dan berlanjut saat menetap di Mataram tahun 1981, dibimbing oleh Putu Arya Tirtawirya dan Umbu Landu Paranggi. Tahun 1987 pernah diundang membaca puisi di TIM Jakarta bersama penyair tanah air lainnya. Sejak 2017 menetap di Singaraja Bali.

 

 ***----------***

 

 

 

SUS S. HARDJONO

 

  

Mulut Gua

 

mulut gua mengeluarkan bau.percakapan yang tak bermutu.

mulut lebar menelan langit dan laut serta apa saja yang di dekatnya.

tak peduli airnya muncrat ke mana- mana. luber penuh persangkaan,perseteruan

semua ingin menang sendiri.

 

 

mulut gua itu masih menganga .membukakan aib .lupa ditutup hanya untuk memberitahu

isi sumur air paling bersih.lupa dan tak pernah menutup mulutnya sendiri.

seperti burung- burung bersahutan di pinggir sumur itu . mengoceh ocehan yang tak tahu

artinya bahasa burung. di dalam nya juga ada kabar kabar burung.

 

mulut gua itu masih terbuka. di sana ada bau bangkai yang lama mati.ada juga percakapan yang tak selesai dan tinggalkan bibir di bekas sumur itu tak ada yang mengaku itu bibir siapa.

banyak orang lalu lalang acap mengingatkan bibirnya begitu saja di mulut gua.

baunya tersebar kemana - mana di saat orang orang sibuk memperbaiki Indra

penciumannya yang tak lagi bisa membau .

 

sungguh siapa yang telah menaruh bibir di mulut sumur ini

 

Sragen , 21

 

 


Sus S. Hardjono
, alumni bahasa dan sastra FKIP UNS Solo. Memperoleh beberapa penghargaan diantaranya: Prasidatama Kategori Pendidik (Balai Bahasa Jateng, 2017) dan Prasidatama Kategori Puisi (Balai Bahasa Jateng, 2020). Buku puisi terbarunya, Taman Rahasia (Interlude, 2021). Mengajar di MAN 1 Sregen Jawa Tengah.

  

***----------***

 

 

 

EVA NURUL KHASANAH

 

 

Materi Pertama

 

Aku hanya perlu berpura-pura bahwa semua baik-baik saja.

Dan kuperhatikan dirimu satu persatu

kujelaskan padanya

tentang ini dan itu,

agar kau paham adanya.

 

Tapi aku tak menuntutmu bisa.

Karena kita sama-sama tahu

bahwa sebenarnya belum pernah bertemu.

 

Aku hanya perlu membayangkan kehadiran mu

di dalam ruangan ini,

dan bangku-bangku kosong makin sepi,

: usang.

 

Ingat!

Suatu saat nanti, hari ini pasti terganti.

Bisa jadi kau ada di sini, mereka di hadapanmu.

Dan kita baik-baik saja.

 

Sewon, 07 Oktober 2021

  

Eva Nurul Khasanah, lahir tgl 1 Juni 1999, mahasiswi Prodi PBSI Universitas PGRI Yogyakarta (UPY).  Puisi berjudul "105 Kata untuk Mimpi Ku" mendapat juara 3 di Pekan Jurnalistik yang diadakan kampusnya. Karyanya tersiar di sejumlah media online dan antologi bersama.  Sekretaris komunitas Sastra-Ku ini tinggal di Sidorejo Lendah Kulonprogo.

 

***----------***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...