Sabtu, 28 Agustus 2021

K A R Y A

AGOES ANDIKA, ASK

 

  

Catus Pata Buleleng*

 

Kemana arah dimulai

lampu jalanan menjelang dipadamkan

mataku masih memilih tindakan

orangorang beriringan tanpa kata

membawa bahasa sendiri

usia juga mencari tempat

 

catus pata buleleng kita bersua

menukar  berlawanan

pandangan terbalik tentang angin

tentang poros jalan

tentang semua yang melahirkan

 

saat terbagi juga

oleh garis kepulangan

setiap kita membawa sendiri

dalam keranjang berlubang

aneka warna kesenangan

ke setiap arah

 

baleagung, juli 2021

 

----------

* persimpangan besar di buleleng.

 

Agoes Andika, Ask. Lahir di Br. Baleagung Singaraja Bali, 5 maret 1963, anak sulung dari tiga bersaudara. Menulis puisi sejak di bangku SLTP dan berlanjut saat menetap di Mataram tahun 1981, dibimbing oleh Putu Arya Tirtawirya dan Umbu Landu Paranggi. Tahun 1987 pernah diundang membaca puisi di TIM Jakarta bersama penyair tanah air lainnya. Sejak 2017 menetap di Singaraja Bali.

 

***----------***

 

 

FIRMAN WALLY

 

 

Syair Rinduku

 

berkali-kali telah kukirimkan syair rinduku

pada senja yang menebar ronanya di tubuh hari

juga pada embusan angin yang melaju

di antara kaki ombak juga tanjung paling ibu

 

duhai kakanda, kembalilah pulang

sudah kubuat jembatan sepanjang doa-doa di atas lautan

untuk jalanmu kembali menuju pelukan

 

kupandang lautan membentang dalam ketenangan

sesekali buih datang meramaikan tenangnya lautan

kumenghayal dalam waktu dekat

kau kembali lekat

melempar sauh di kaki laut paling dalam

menanam jari kaki pada teluk yang menyediakan peluk

di atas jutaan butiran pasir sebanyak kerinduan

yang hadir berkali-kali

 

datanglah kakanda untuk menghibur diriku

mengusik segala pilu yang bertamu saban waktu

bertamu mengatasnamakan rindu paling sendu

 

tahoku, 04 juni 2021

 


Firman Wally, penyair kelahiran Tahoku, Negeri Hila di Jazirah Leihitu (Pulau Ambon) Maluku Tengah tanggal 3 April. Lulusan Jurusan Sastra dan Bahasa Universitas Patimura Ambon. Buku antologi puisi tunggalnya berjudul Lelaki Leihitu (2021). Puisinya juga termuat di puluhan buku antologi bersama. Mengajar di SMA Negeri 27 Maluku.

 

***----------***

 

  

SULTAN MUSA

 

 

 Taman Labuh Bahariku

 

Dan aku kemas segala harapan hari ini,

semakin banyak suara pelangi mengikuti

 

Dan aku cipta segala keindahan hari ini

semakin banyak gema ikhlas tersenyum

 

Dan aku datang suluhkan irama karunia

taman labuh bahariku, semestaku hari ini

semakin paham bahwa dihamparan laut yang  sama

 

Menunggu tenangnya pikiran....

Menunjukkan doa tanpa batas....

; semestaku  terus  bercahaya

 

#2020

 

Sultan Musa, lahir dan menetap di Samarinda Kalimantan Timur. Tulisannya tersiar diberbagai platform media daring & luring. Juga masuk dalam beberapa antologi bersama penyair Nasional & Internasional. Merupakan 10 Penulis Terbaik versi Negeri Kertas Awards Indonesia 2020. Karya tunggalnya Candramawa (2017), Petrikor (2019), Sedjiwa Membuncah(2020) & versi e-book Mendjamu Langit Rekah (2020), terbaru di  Titik  Koma (2021).

 

***----------***

 

 

========

Sebagai ruang persemaian, edisi kali ini laman Sastra-Ku juga memuat puisi karya peserta bimtek cipta puisi yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo pada bulan Maret lalu dan kiriman siswa lainnya.

========

 

ADELBERTUS CHUN CHUN  

 

 

Menembus Gelap Sunyi

 

Malam sunyi membelenggu pikiran

Telah terkunci ajak bijakku

Pada sehampar tanah, dingin malam

 

Semakinmenggila menusuk ketulang

Kosong pikiran sehatku,

Hingga sang mentari menyapa di pagi hari

Memeluk hangat diriku yang sunyi

Bagai pohon di tengah gurun

Malam ini aku memasang bulan,

Menebar ratusan bintang bintang di kanvas malam

Berharap malam sunyiku tak seperti di gurun kesepian

Seakan bulan bintang memberi senyum dan berbisik

 

 

Kulonprogo, 2021

 

 

Adelbertus Chun Chun, peserta bimtek cipta puisi Dinas Kebudayaan Kab. Kulonprogo. Siswa SMA N 1 Girimulyo Kulonprogo

 

***----------***

 

 

ALIMRA ADZRA  

 

 

 

Kita Tangguh Pasti Bisa

 

Tergeletak bersimbah darah.

Ratusan nyawa melayang.

Pahlawan berkorban demi kemerdekaan.

Mengerahkan tenaganya untuk kesejahteraan.

 

Kita berdiri dengan tenang di sini,

Menikmati hasil perjuangan sang pejuang sejati.

Merasakan kebebasan dalam hati.

Bersyukur terus akan nikmat yang diberi.

 

Di masa ini, Indonesia terasa lindap dengan masker menutupi.

Virus menyerang dengan ganas tak kunjung henti hingga kini.

Masyarakat pejuang bangsa doa untuk melawan covid.

Menghindari elegi  yang bisa datang kapan saja tanpa di prediksi.

 

Pemuda bangsa dengan tekad tetap berkarya di tengah pandemi.

Menciptakan sejarah di tengah kepungan virus covid.

Bisa karena kita masih mempunyai harapan di sini.

Memerdekakan indonesia dengan karya anak bangsa.

 

Pandemi menyatukan anak bangsa hebat dengan sejarahnya yang akan selalu terkenang.

Kerja keras pahlawan kini terserahkan kepada pemuda pemudi bangsa membanggakan. Mengharumkan nama bangsa dengan tekadnya. Hingga Indonesian petangga dengan tinggi.

 

Merdeka untuk Indonesia yang bisa!

Merdeka untuk anak bangsa yang ingin bisa!

Merdeka untuk Indonesiaku yang tangguh!

Selamat hari kemerdekaan Rebublik Indonesia.

 

 

Almira Adzra,  siswi kelas 6 SD IT Ar-Raihan Bantul. Tinggal di Bantul Yogyakarta.

 

***----------***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...