MARJUDDIN SUAEB
Alkisah Haru Biru
Meski seribu
tangis terbenam
Ujung raung
teriris terpendam
Tautkan doa
.Gusti. kuati iman
Sampai juga
riwayat kelam
Pagi sakit sore
mati terpendam
Hati. Tabahi
hati. Iman digenggam
O. Usia. O sungai waktu
Tak tahu muara
Lautan ruh
kapan tertemu
Sebermula wadah
satu
Kloning cangkok
jadi ibu
Lalu berlairan
beranak pinak
Bagai anak-anak
papan catur
Bermain sendiri
Bertumbangan
oleh garis tentuanMu
Malam.
Bersangka malam penguasa
Bukan. Kerna
pagi bangunkan tidur
Mata terpejam
belum pasti tertidur
Dan tak pernah
tahu mulai tidur
Juga jaga
terjaga bangun
Sedekat inikah
kau ajari iman
Dan usia yang
kian bergelimpang
Saat wabah tak
henti mengajar
Tanpa tahu
dan ngerti kapan berhenti
Yk.
2021
Marjuddin Suaeb, penyair
senior Kulonprogo, menulis puisi dan geguritan. Alumni IKIP Yogyakarta
(sekarang UNY) ini pernah nyantrik di Persada Studi Klub (PSK) asuhan Umbu
Landu Paranggi. Buku yang telah ditulis: Bulan
Bukit Menoreh (2016) dan Teka-Teki
Abadi (2021). Karyanya juga telah dimuat
puluhan buku antologi bersama. Tinggal di Bumirejo Lendah Kulonprogo.
.
***----------***
SUGIYARTI
Pageblug ing Wanci Iki
...
mBah kakung isih
nembang tlutur
....
Pageblug iki nyata
wus gawe horeging donya..
....
mBah putri kang sare
ing Senthong kiwa,
mung bisa tawang
waspa..
...
Kakung guru lakiku..
pirang tahun urip
bebarengan
Ora nate congkrah,
tan kena pisah
Anak putu saben dina
padha mlumpuk teka
Sowan simbah kanthi
kebak rasa bungah
....
Nanging wektu iki
beda
...
Pageblug iki wus
mbubrah kabeh kang kaangkah..
....
Simbah kakung putri
sare dewe-dewe
Bapak ibu sare
dewe-dewe
Putra wayah anggone
turu kudu pisah
...
Ora kena srawung, ora
pareng ketemu tangga lan kanca..
....
Pageblug ing wanci
iki
njalari kabeh kudu
lila ati
nglakoni karantina
lan isolasi..
....
Kakung...
kapan tluturmu
rampung ?
....
Putri...
Gusti kang akarya
jagat
lagi paring coba
marang kabeh titah
mula..
ayo padha manekung
manengku puja
muga-muga pageblug
iki enggal sirna..
KP,
3 Juli 2021
Sugiyarti, kesehariannya mengajar di SMP Negeri 2 Lendah. Hobi pada seni dan sastra, tinggal di Brosot Galur Kulonprogo.
***----------***
BAGUS LOKA
Sirine Kepiluan
suara suara itu
kembali terdengar
mulanya
perlahan
lalu semakin
keras lantang
dan berulang
ulang
suara itu
sungguh menyayat batin
membuat jiwa
menjadi terguncang
semakin dalam
semakin tak
kuasa menahan
suara suara itu
cepat berlalu
melaju kencang
berpacu dengan waktu
memecah
keramaian
memuncak dalam
keheningan
apakah kamu
juga mendengarnya
itu bukan hanya
sekedar suara
lebih dari
sebuah kepiluan
batas tipis
tawa dan duka
Sentolo,
Juli 2021
Bagus Loka, adalah
nama pena dari Loka Marsudi. Jebolan workshop Belajar Menulis Sastra Jati Moncol 2019 ini dulunya anak akuntansi
yang dibesarkan di dunia sastra dan menyukai dunia fotography. Puisinya bisa
ditemui di buku Kluwung Lukisan Maha
Cahaya (2020) dan Duhkita (2021).
Social media yang bisa dikunjungi @Bagus Loka. Tinggal di Sentolo Kulonprogo.
***----------***
Raungan Ambulans
Sayup-sayup..
Raungan itu
bukan semakin menjauh
Tapi kian dekat,
datang dari segala arah
Memecah kesunyian
malam
Mengusik kami
yang belum bisa istirah
Dalam satu
waktu
Raungan itu
berhenti dekat lampu merah
Hati ini menjadi
kian miris teriris
Melihat mobil
pembawa suara raungan
Terngiang orang
tercinta pernah di dalamnya
Sesak di dada
tak mampu kulukiskan dengan kata
Hanya air mata sebagai
ungkapannya
Pojok patung, 3 Juli 2021
Siti Wahyuni, lahir di Kulonprogo 22 Februari 1976. Alumni UNY
(Pendidikan Geografi) dan UT (PGSD). Saat ini mengajar di SD Negeri Percobaan 4.
Menulis puisi sejak SMP. Tinggal di Kedungdowo Wates.
***----------***
WAHYU PURWADI
Isyarat
Angin
Gelap malam tak
lagi sunyi
Kala angin
mengantar suara
Memaksa pikir
bertanya
Apakah itu
sama, ataukah berbeda
Dalam cemas
yang tak berujung
Kapan angin kan
berhenti
Mengantar suara
yang tak lagi sama
Pal-18,
Juli 2021
Wahyu Purwadi, kelahiran
Batang (Jawa Tengah) ini alumni workshop Belajar
Menulis Sastra Jati Moncol 2019 ini hobi
menulis puisi sejak mahasiswa.. Puisinya bisa ditemui di buku Kluwung Lukisan Maha Cahaya (2020) dan Duhkita (2021). Tinggal di Jatirejo
Lendah Kulonprogo.
========
Edisi
kali ini laman Sastra-Ku juga memuat puisi karya peserta bimtek cipta puisi
yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo pada bulan Maret
lalu.
========
AHMAD HIBBAN AUNUR RAHMAN
Bayang-bayang
ketakutan
Malam-malam hitam
Bercampur dengan dinginnya hawa
Seakan penuh ketakutan
Melihat sesosok hitam di belakang badan
Malam-malam kelabu,
Merenungi nasib pilu yang kian datang
Nasib-nasib penuh debu
Debu-debu kelabu yang malang
Malam-malam berdarah,
Penuh darah yang begitu kelam
Seakan penuh amarah,
Amarah batin yang bermalam
Semua itu hanya bayangan,
Bayangan kehidupan yang menghantuimu
Jangan takuti bayang-bayang di belakangmu
Lihatlah, didepanmu ada sinar rembulan yang menemanimu.
Kulonprogo 2021
Ahmad Hibban Aunur Rahman, peserta bimtek cipta
puisi yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo, pernah juara
pertama lomba baca geguritan (Disbud KP, 2020) dan juara kedua lomba baca puisi
(Dinas Perpustakaan dan Kearsipan KP, 2021). Siswa SMP N 4 Wates Kulonprogo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar