LIRING ANINDYA MAHARAI
Pertemuan Lekas Kita
Kulihat kamu
dan aku bersisian
Saling tukar
masa lalu; rencana masa depan
Di atas
selembar ranum daun
yang baru
selesai disemir musim
Suara paling
akrab itu
menepuk-nepuk
pipiku
Mereka yang
berhulukan entah:
Ibu!
Segera
pertemuan lekas kita tadi
Kulipat dan
kusisip dalam bantal
Supaya bisa
kubuka lagi
Selagi menerka
mimpi.
Kulonprogo, 2 Mei 2020
Liring
Anindya Maharani, menulis puisi dan cerpen di sejumlah
media, juga pernah menjuarai berbagai lomba sastra. Karyanya terkumpul dalam
sejumlah buku antologi, diantaranya: Keluargaku Inspirasiku (Cerpen, ISC KP,
2019), Kluwung Lukisan Maha Cahaya
(Sastra-Ku, 2020). Tinggal di Bumirejo Lendah Kulonprogo.
*** ----- ***
DITA WIRONO
Akan Ada Saatnya
Akan ada
saatnya kelak aku biasa-biasa saja
Tidak cemburu
melihatmu duduk bersama selain denganku
Chat
berlama-lama tanpa membalas pesanku
Tak peduli
seperti apa keadaanmu
Kelak aku akan
biasa saja
Tapi sebelum
semua terjadi,
aku ingin
memelukmu sekali lagi.
Memastikan
detak jantung yang kamu miliki
Ketika sudah
bukan lagi aku yang di sana
Ketika rindumu
telah menganak sungai
pada perempuan
yang lainnya
Dan ketika aku
tahu,
semua dengan
sadarmu meninggalkanku
Kokap
2020
Dita Wirono, lahir 24 April. Menyukai dunia fotografi dan literasi sejak SD. Lebih memilih menggunakan
nama pena sebab tak percaya diri dengan tulisannya. Karyanya terkumpul dalam
sejumlah buku antologi bersama diantaranya: Kitab
Asmaradhana (komunitas Sastra Saraswati), Kluwung Lukisan Maha Cahaya (Sastra-Ku, 2020). Novelnya yang telah terbit: Langkah Sunyi . Tinggal
di Kokap Kulonprogo.
*** ----- ***
RAFAEL ROGA
Haus Titik Embun
Haus akan titk embun bila mengosongkan
diri
Hati yang remuk redam mengembalikan
diri yang rapuh
Ampun seribu ampun merebahkan diri
di hadapan Sang Ilahi
Segunung sesal ini kutunjuk PadaMu
Di saat-saat hidup mulai merasa
ketakberdayaan dan duka nestapa
Selalu Kusujud dan berserah diri
kepadaMu
Diri ini mengembun menjadi air yang
membeku
Bagaikan penyumbatan darah dalam diri yang tak berfungsi lagi
Temperatur titik embun dalam rentang
kehidupan terkompresi jenuh
Ketidaknyamanan diri dalam cuaca yang lembab
Butuh refresh diri yang kontinyu dalam
menapaki hidup ini
Embun yang bening bagai kejernihan jiwa
yang suci
Penyejuk kehidupan di kala ada silang selisih
Penyejuk hati di kala ada irihati dan
dendam
Pemberi damai diantara yang bermusuhan
Pembela kebenaran dan keadilan di kala
ada hukuman
Nikmati lembutnya titik embun
Yang melekat diantara butir yang singgah di
atas rerumputan
Walau samar dalam kehidupan tak seperti
embun menancap di bumi
Tobatanmu selalu dilakukan sepanjang
hidup
Napas embun kasihmu memberikan
kehidupan yang nyata
Jantung hatimu membuka aliran
darah yang tersumbat
Jiwa ini menjagamu dalam gelap gulitnya kehidupan
Maaf
beribu maaf atas dosa dan kesalahanku
Setangkai buah bersemi diladang
harum semerbak di seluruh jagad
Dia berkisah cintanNya pada sang
Pencipta
Jika ada titik embun dapat memuaskan
jiwa yang dahaga
Manusia Kau pelihara .....
Burung di udara dan ikan-ikan dilaut
Hewan di padang dan margasatwa
Segala yang berdiam dibawah kolong
langit
Membutuhkan embun pagi agar tak
akan haus lagi
Pikiran hati dan jiwa yang lemas
Hidup menjadi dangkal dan tidak
bermakna
Butuh penjernihkan pikiran dan jiwa
menuju Sang Ilahi pencipta jiwa
Bagaikan pohon yang merana, meranggas
dan kering
Jiwapun bisa meranggas merana dan
kering
Rafael Roga, seorang pendidik
yang juga hobi menulis puisi. Karyanya termuat di sejumlah buku antologi
diantaranya: Parsel 21 Maret
(Antologi Puisi 100 Penyair Indonesia Memperingati Hari Puisi Internasional,
2020). Tinggal di Jl.
Mawar no 01 Kel. Madawat Maumere - Flores -NTT
*** ----- ***
========
REFA WAHYU PUSPITA
Perpisahan
Keindahan mata akan hilang ditelan masa
Namun keindahan hati akan abadi dalam sanubari
Ketika
tiba saat perpisahan
Janganlah kalian
berduka
Sebab apa yang paling
kalian kasihi darinya
mungkin akan
nampak lebih
nyata dari kejauhan
Seperti gunung yang nampak lebih
agung
terlihat dari padang dan dataran
Fera Wahyu Puspita, siswi SMP N 4 Samigaluh Kulonprogo.
*** ----- ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar