Jumat, 04 September 2020

K A R Y A


M A R W A N T O

 
Tol Pagi Hari

 Ada kabut yang sulit dilukis
Oleh mimpi yang terseret laju bis

 Jakarta, 2007

 Marwanto, bergiat di komunitas Lumbung Aksara (2006-2014), Dewan kebudayaan Kulonprogo (2010-sekarang), Forum Sastra dan Teater Kulonprogo (2015-sekarang), komunitas Sastra-Ku (2019-sekarang). Menulis esai, opini, cerpen, puisi dan cerkak di sejumlah media. Bukunya: Kado Kemenangan (kumpulan cerpen, 2016), Demokrasi Kerumunan (kumpulan esai, 2018), Byar: Membaca Tanda Menulis Budaya (kumpulan esai, 2019) dan Hujan Telah Jadi Logam (kumpulan cerpen, 2019). Tinggal di Jln Kiai Bathok Bolu Maesan Wahyuharjo Lendah.

 ***----------***
 

WAHYU PURWADI
 

Memori

Ingin kuhapus jejak yang tak lagi nampak
Berbisik tanya dalam hati:
Mungkinkah debu menutupinya

Pal18Lendah, Agustus 2020
 

Wahyu Purwadi, lahir di Batang (Jawa tengah), 23 Agustus 1986. Bagi alumni workshop Belajar Menulis Sastra Jati Moncol ini berpuisi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukanya disela-sela mengajar di IKIP PGRI Wates dan sebuah SMK di Bantul. Pernah menjadi Presiden Mahasiswa dan sering orasi di jalan menggunakan puisi. Karyanya masuk di buku Kluwung, Lukisan Maha Cahaya (Antologi Puisi dan Prosa komunitas Sastra-Ku, 2020). Tinggal di Lendah Kulonprogo.

 ***----------***
 

LIRING ANINDYA MAHARANI

 

Petrikor
 

Kamu musafir dari negeri antah berantah
Singgahmu tidak sungguh, hadirmu hanya sekilas;
Jangan selalu berbudi baik, aku repot membalasnya

Wates, 13 Oktober 2019

 
Liring Anindya Maharani, biasa di panggil Liring, lahir di Kulonprogo tanggal 4 Januari 2003. Punya hobi membaca, menulis cerita, dan bermain voli. Sekarang tercatat sebagai siswa  SMA Negeri 2 Wates. Karyanya pernah dimuat di buku antologi bersama, diantaranya "Keluargaku Inspirasiku" (kumpulan cerpen, ISC KP) dan Kluwung Lukisan Maha Cahaya (antologi puisi dan prosa Sastra-Ku, 2020). Beberapa puisinya pernah menjuarai lomba puisi. Tinggal di Bumirejo Lendah Kulonprogo.

 ***----------***

 

TRIAS TUTI HIDAYANTI

  

Asyura

 
Ketika pedang memahat merah delima
Memisahkan raga dari mustaka
Aroma melati pun mengangkasa
: Karbala.

 Galur, Agustus 2020

 
Trias Tuti Hidayanti, lahir di Cilacap 40 tahun yang lalu. Tumbuh dan besar di Galur Kulonprogo, kecintaanya pada sastra  seiring kegemarannya membaca buku koleksi perpustakaan sekolah maupun dari majalah yang dibeli dengan menyisihkan uang jajannya. Kini kecintaanya pada dunia sastra diasah kembali dengan gabung di komunitas Sastra-Ku meski aktivitas kesehariannya bukan di dunia tulis menulis. Puisinya masuk di buku Kluwung Lukisan Maha Cahaya (Antologi Puisi dan Prosa komunitas Sastra-Ku, 2020).

***----------***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...