Jumat, 05 Juni 2020

K A R Y A


DALLE DALMINTO


Jangan Katakan Terserah

Jangan menyerah
Kita ini belumlah kalah
Kawan, ayo bangun!
Tegarkan jiwa seperti embun
Selalu hinggap di pucuk daun
Yang datang di pagi hari
Meskipun akan lenyap ditikam mentari
Namun, ia selalu kembali
Untuk memberi kilau pada bumi

Jangan katakan terserah
Dalam memerangi dan melawan wabah
Ayo kawan, tetaplah di rumah
Bukan berarti takut lalu bersembunyi
Ini bukan tentang sebuah nyali
Atau bicara harga diri
Namun ini tentang jalan suci
Untuk menghentikan pandemi
Ialah berdamai dengan hati
Berusaha tidak pergi-pergi
Sebab korona mengintai
Bila kita lengah dengan hari-hari
Dalam menjaga hati yang tak hati-hati

Bantul, 20 Mei 2020


Dalle Dalminto, lahir dengan nama asli Dalminto pada 5 Februari di Bantul. Sekarang menetap di dusun Bongsren RT 02, Gilangharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta 55761. Aktivitas sehari-hari bekerja sebagai PHL di Stadion Sultan Agung Bantul. Bukunya yang telah terbit, Catatan Langit (kumpulan puisi) dan Semesta Berkata (kumpulan puisi). Sedangkan Kolaborasi Hati adalah antologi puisi bareng sang istri-- Kartika. Selain itu karyanya juga dimuat buku antologi bersama, diantaranya: Sajak-sajak tentang Pindul  (FPNB, Kab. Gunungkidul, 2017); Selembar Catatan Rindu (Azizah Publishing, 2017); 'Kepada Toean Dekker', Festival Seni Multatuli 2018 (Disbud Kab. Lebak Banten); Banjarbaru's Rainy Day (Literary Festival 2019), Bantul Sajroning Gurit  (Disbud Bantul, 2019); Tilik Wewisik 2019(Disbud DIY, 2019). Dapat bertegur sapa melalui sosial media Facebook dengan akun Dalle Doel, atau melalui WhatsApp dengan nomor 081903713166. Atau juga bisa  email di dalle.doel@gmail.com


*** ----- ***



LIRING ANINDYA MAHARANI


Fase

Lembar Pertama;
Sebermulanya saya adalah bocah kecil
selalu menangis tersedu dan menggigil
terhengit-hengit di dalam rahim
mencakapi atma yang teramat ringkih

Lembar Kedua;
Nyawa ini saya pinjam
dari seorang bayi di pojok ruang
yang sewaktu-waktu akan kembali
tanpa merasa hilang dan rugi

Lembar Ketiga;
Ternyata saya salah meminjam nyawa
bayi itu dianggap cendala
oleh puan yang melahirkannya
dan berakhir di atas Bentala

Lembar Keempat;
Saya tidak hidup tidak mati
bukan berarti mayat hidup
namun saya tidak menampik
saya; jiwa yang tak lagi bernyawa

Lembar Kelima;
Nyawa yang kupinjam telah kembali
menghadap Illahi bersama bayi
kini tubuh saya terongok beku
dengan ratapan tangis peliharaan ku.


Kulon Progo, 2 Agustus 2019


Liring Anindya Maharani, biasa di panggil Liring, lahir di Kulonprogo tanggal 4 Januari 2003. Punya hobi membaca, menulis cerita, dan bermain voli. Sekarang tercatat sebagai siswa  di SMA Negeri 2 Wates. Karyanya pernah dimuat di buku antologi bersama, diantaranya "Keluargaku Inspirasiku" (kumpulan cerpen, ISC KP) dan Kluwung Lukisan Maha Cahaya (antologi puisi dan prosa Sastra-Ku, 2020). Beberapa puisinya pernah menjuarai lomba puisi. Tinggal di Bumirejo Lendah Kulonprogo.

*** ----- ***


DWI RISWANTO S


Akhirnya

 Akhirnya kau datang lagi,
Raung hujan bertubi-tubi,
Menghujam penghujung Mei..

Entah mengapa,
Aku selalu tergoda menyusur senja setelah hujan mulai mereda,
Menyapa sisa gerimis yang jatuh menggenang di Selasar trotoar tepian kota..,
Menikmati lampu senja yang menaburkan siluet pohon akasia,
Yang berjejer rapi.., hitam, kokoh namun angkuh menebar sunyi..

Mungkin karena dahulu
Kau pernah duduk disini, dibangku tua kayu trembesi..

"Ada jarak dan janji terentang yang harus kita jaga, yang akan kita rawat, dan yang sudah kita sepakati.."

Saat kutatap wajahmu,
Diam diam kau selipkan secuil senyum disaku bajuku

Kau tau..,
Setiap mengenang senyum itu,
Dadaku teramat ngilu, pedihh.. sesak dijejali ribuan rindu..

Pengasih, 26 Mei 2020


Dwi Riswanto S, alumni SMA 2 Bantul dan UGM Yogyakarta. Penyuka puisi-puisi Sapardi Djoko Damono ini adalah seorang pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulonprogo. Tinggal di Bantul Yogyakarta.

*** ----- ***



TRI WAHYUNI


Rahasia

Ada rahasia di musim panas
Bukan tentang hati yang terbakar
Melainkan kebijakan dari menerima
Tanpa mulut berbicara keluhan
Manusia harus mampu menebar pupuk di sekeliling tumbuhan
Agar semua tumbuh menjadi hijau tanda kehidupan
Sesekali bertanyalah tentang rahasia itu
Di waktu apapun saat matahari tidur ataupun terjaga
Percayalah pada mimpi mu di suatu perjalanan
Akan ada kisah sempurna jika manusia mampu
Untuk menengadah
Tak berhenti berusaha

Kulon Progo, 2019


Tri Wahyuni, lahir 16 Juni 2001. Mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta prodi Bahasa dan Sastra Inggris. Penulis muda yang telah menyukai dunia menulis sejak berumur 12 tahun, sudah menulis antologi puisi solo yang berjudul Hujan Merindu, Sajak Cerita Senja, dan Berlutut Di Bawah Kaki Purnama. Sampai sekarang tulisannya telah dimuat dalam beberapa antologi bersama penulis se-Indonesia yaitu Antologi Puisi Maha Kata, Bahasa Diam, Kisah Lain Adam dan Hawa, Terbang Dalam Deen Assalam, Antologi Bersama Menanti Senja,Violin, Sekotak Rasa Palu Donggala, Antologi Esai : Menangkis Intoleransi Melalui Bahasa dan Sastra, dan Antologi Geguritan : Tilik Wewisik. Penulis sering mengikuti acara sastra di Yogyakarta dan aktif di komunitas Sastra-Ku. Tinggal di Sidorejo Lendah Kulonprogo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...