DALLE DALMINTO
Jangan Katakan Terserah
Jangan menyerah
Kita ini
belumlah kalah
Kawan, ayo
bangun!
Tegarkan jiwa
seperti embun
Selalu hinggap
di pucuk daun
Yang datang di
pagi hari
Meskipun akan
lenyap ditikam mentari
Namun, ia
selalu kembali
Untuk memberi
kilau pada bumi
Jangan katakan
terserah
Dalam memerangi
dan melawan wabah
Ayo kawan,
tetaplah di rumah
Bukan berarti
takut lalu bersembunyi
Ini bukan
tentang sebuah nyali
Atau bicara
harga diri
Namun ini
tentang jalan suci
Untuk menghentikan
pandemi
Ialah berdamai
dengan hati
Berusaha tidak
pergi-pergi
Sebab korona
mengintai
Bila kita
lengah dengan hari-hari
Dalam menjaga
hati yang tak hati-hati
Bantul,
20 Mei 2020
Dalle Dalminto, lahir dengan nama asli
Dalminto pada 5 Februari di Bantul. Sekarang menetap di dusun Bongsren RT 02,
Gilangharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta 55761. Aktivitas sehari-hari bekerja
sebagai PHL di Stadion Sultan Agung Bantul. Bukunya yang telah terbit, Catatan Langit (kumpulan puisi) dan Semesta Berkata (kumpulan puisi). Sedangkan
Kolaborasi Hati adalah antologi puisi
bareng sang istri-- Kartika. Selain itu karyanya juga dimuat buku antologi
bersama, diantaranya: Sajak-sajak tentang
Pindul (FPNB, Kab. Gunungkidul, 2017);
Selembar Catatan Rindu (Azizah
Publishing, 2017); 'Kepada Toean Dekker',
Festival Seni Multatuli 2018 (Disbud Kab. Lebak Banten); Banjarbaru's Rainy Day (Literary Festival 2019), Bantul Sajroning Gurit (Disbud Bantul, 2019); Tilik Wewisik 2019(Disbud DIY, 2019). Dapat bertegur sapa melalui
sosial media Facebook dengan akun Dalle Doel, atau melalui WhatsApp dengan
nomor 081903713166. Atau juga bisa email
di dalle.doel@gmail.com
*** ----- ***
LIRING ANINDYA MAHARANI
Fase
Lembar Pertama;
Sebermulanya
saya adalah bocah kecil
selalu menangis
tersedu dan menggigil
terhengit-hengit
di dalam rahim
mencakapi atma
yang teramat ringkih
Lembar Kedua;
Nyawa ini saya
pinjam
dari seorang
bayi di pojok ruang
yang
sewaktu-waktu akan kembali
tanpa merasa
hilang dan rugi
Lembar Ketiga;
Ternyata saya
salah meminjam nyawa
bayi itu
dianggap cendala
oleh puan yang
melahirkannya
dan berakhir di
atas Bentala
Lembar Keempat;
Saya tidak
hidup tidak mati
bukan berarti
mayat hidup
namun saya
tidak menampik
saya; jiwa yang
tak lagi bernyawa
Lembar Kelima;
Nyawa yang
kupinjam telah kembali
menghadap
Illahi bersama bayi
kini tubuh saya
terongok beku
dengan ratapan
tangis peliharaan ku.
Kulon
Progo, 2 Agustus 2019
Liring Anindya Maharani, biasa di panggil Liring, lahir di Kulonprogo tanggal 4 Januari 2003. Punya hobi membaca, menulis cerita, dan bermain voli. Sekarang tercatat sebagai siswa di SMA Negeri 2 Wates. Karyanya pernah dimuat di buku antologi bersama, diantaranya "Keluargaku Inspirasiku" (kumpulan cerpen, ISC KP) dan Kluwung Lukisan Maha Cahaya (antologi puisi dan prosa Sastra-Ku, 2020). Beberapa puisinya pernah menjuarai lomba puisi. Tinggal di Bumirejo Lendah Kulonprogo.
*** ----- ***
DWI RISWANTO S
Akhirnya
Akhirnya kau
datang lagi,
Raung hujan
bertubi-tubi,
Menghujam
penghujung Mei..
Entah mengapa,
Aku selalu
tergoda menyusur senja setelah hujan mulai mereda,
Menyapa sisa
gerimis yang jatuh menggenang di Selasar trotoar tepian kota..,
Menikmati lampu
senja yang menaburkan siluet pohon akasia,
Yang berjejer
rapi.., hitam, kokoh namun angkuh menebar sunyi..
Mungkin karena
dahulu
Kau pernah
duduk disini, dibangku tua kayu trembesi..
"Ada jarak
dan janji terentang yang harus kita jaga, yang akan kita rawat, dan yang sudah kita
sepakati.."
Saat kutatap
wajahmu,
Diam diam kau
selipkan secuil senyum disaku bajuku
Kau tau..,
Setiap
mengenang senyum itu,
Dadaku teramat
ngilu, pedihh.. sesak dijejali ribuan rindu..
Pengasih,
26 Mei 2020
Dwi Riswanto S, alumni SMA 2 Bantul dan UGM Yogyakarta. Penyuka puisi-puisi Sapardi Djoko
Damono ini adalah seorang pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kabupaten Kulonprogo. Tinggal di Bantul Yogyakarta.
*** ----- ***
TRI
WAHYUNI
Rahasia
Ada rahasia di
musim panas
Bukan tentang
hati yang terbakar
Melainkan
kebijakan dari menerima
Tanpa mulut
berbicara keluhan
Manusia harus
mampu menebar pupuk di sekeliling tumbuhan
Agar semua
tumbuh menjadi hijau tanda kehidupan
Sesekali
bertanyalah tentang rahasia itu
Di waktu apapun
saat matahari tidur ataupun terjaga
Percayalah pada
mimpi mu di suatu perjalanan
Akan ada kisah
sempurna jika manusia mampu
Untuk
menengadah
Tak berhenti
berusaha
Kulon
Progo, 2019
Tri Wahyuni, lahir 16 Juni 2001. Mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta prodi Bahasa
dan Sastra Inggris. Penulis muda yang telah menyukai dunia menulis sejak
berumur 12 tahun, sudah menulis antologi puisi solo yang berjudul Hujan Merindu, Sajak Cerita Senja, dan Berlutut Di Bawah Kaki Purnama. Sampai
sekarang tulisannya telah dimuat dalam beberapa antologi bersama penulis
se-Indonesia yaitu Antologi Puisi Maha
Kata, Bahasa Diam, Kisah Lain Adam dan Hawa, Terbang Dalam Deen Assalam, Antologi
Bersama Menanti Senja,Violin, Sekotak
Rasa Palu Donggala, Antologi Esai : Menangkis
Intoleransi Melalui Bahasa dan Sastra, dan Antologi Geguritan : Tilik Wewisik. Penulis sering mengikuti
acara sastra di Yogyakarta dan aktif di komunitas Sastra-Ku. Tinggal di Sidorejo
Lendah Kulonprogo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar