Jumat, 07 Februari 2020

K A R Y A


PUISI CUNONG NUNUK SURAJA

Madame Imogen  18.08

geriap rambut blondamu mengerling
senja di atas Antasari menuju Pondok Labu
menyemut deretan pelaju membekap hujan
bintik-bintik rindu terperam dalam sekam

di jarak titik pancaroba menggunting detik
melilit rambut jagung penanda siap unduh
Ki Landung bergumam dendang musim dingin
terpanggang hangat di tungku batu nafas kayu

hujan Januari mengguyur waktu secangkir teh
di patio belakang rumah menghitung sisa unggas
mengais cacing sebelum lindap dalam hibernasi

tumpukan jerami kering dan kayu bakar
mewangikan aroma ramah kamar penjaga
sebelum semua luruh dalam catatan

Tangerang 2020

Jessica  04.55

kemarau tua menggoreng hutan selatan
menggosongkan satwa di lekuk liar dada
bumi montok terbelah abu kayu pinus
irama tango tumpah dalam gelas vodka

jerit luka matahari terekam gawai
terunggah menjadi trending topic
bencana millennium terpurba

di balik belah dada bumi basah
terdera hujan extreme mengaduk lumpur
bergerak menggusur berita televisi

kemarau bergoyang di beranda
bumi makin ompong senyap jejak satwa
manusia makin menggila memperkosanya
di balik layar penutup jendela kamar hotel

Bulak Rante 2020

CUNONG NUNUK SURAJA: lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1951 dan sekarang tinggal di Bogor. Tahun 1970-an sering bermain drama bersama teater Mandiri Yogya, Teater Alam Yogya, dan pentas musik bersama almarhum Sapto Rahardjo. Menyelesaikan Sarjana Muda di IKIP Karangmalang (sekarang UNY) tahun 1979 dan menyelesaikan Sarjana Pendidikan di IKIP Rawamangun tahun 1981. Tahun 2006 menyelesaikan Magister Humaniora dalam bidang Susastra di Universitas Indonesia dengan menulis thesis : “Kajian Reproduksi Puisi Digital Cyberpuitika”

*** ----- ***


PUISI BAGUS RACHMAD SAPUTRA

Titik Nol  Jogja

Malam itu sedang selasa wage
Sepanjang jalan Malioboro sesak oleh manusia
Melepas penat dan rindu dengan suasana Jogja
Ramai oleh panggung budaya dan suara-suara merdu pengamen jalanan

Malam terasa begitu hangat dari senyum mereka yang sedang berbahagia
Begitu hangat,
Jogja selalu meninggalkan kesan dan juga kenangan
Meninggalkan rindu yang menyisahkan waktu untuk menjaga rasa ingin bertemu

Di titik nol,
Di bangku mengahdap istana kepresidenan itu
Kita pernah bercerita
Dan disitulah kita pernah meninggalkan cerita

2019

BAGUS RACHMAD SAPUTRA: penulis lahir di Jombang 06 Juni 1994 berdomisili di Desa Pehserut Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk. Saat ini sedang menempuh Program S2 Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang. Penulis dapat dihubungi di bagusrachmad94.blogspot.com, IG: @bagusrachmad94, FB: Bagus Rachmad, Twitter: @sugab_rs.

*** ----- ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...