PUISI
YAYUK WAHYUDI
Jemari Kita
Tanpa jemari kita
bertaut
Debaran dada tetap
berlanjut
Entah apa yang kau
rasakan
Sementara jiwaku gundah tak tertahan
Mungkinkah hatimu
juga berkelana bersama
Andai saja kau minum
sinar mataku
Ada seuntai kasih
merindu
matamu yang pura-pura
berpaling
Di sudut lain kau
mengerling
Dari aroma nafasmu
Kutahu kau juga
tertimbun dalam rindu
Dalam diam saling
sapa
Mata bertatap
nanarlah jiwa
Enggan berdekat namun
melekat
Anehnya rasa menguak
sukma
Mampukah aku dan
kau tetap berpura-pura
Menjaga ego dan
gengsi lama
Yang akan tetap menyiksa
jiwa
Sementara rindu
meronta
Mengajak terbang tinggi di awang
Dalam diam teriakku
menyala
Jiwa ini meronta
meniti damba
Katakanlah kita sama
sama merasa.
Jangan katakanan hanya aku yang menggila.
Girimulyo, 2019
YAYUK
WAHYUDI, bernama asli Sri Rahayu Yustina S.IP., MA adalah ASN di Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulonprogo. Disela-sela ketugasan sebagai
seorang arsiparis, masih meluangkan waktu bergiat di Komunitas Sastra-Ku dan
Forum Sastra-Teater Kabupaten Kulonprogo.
*** ----- ***
PUISI
TRI WAHYUNI
Apa yang Terjadi ?
Orang-orang
berkata hari ini adalah hari valentine
Tapi
tidak ada yang terjadi
Hanya
dunia yang memberi kejutan
Dia
(dunia) membuka matanya
Dan
berteriak dengan keras --menangis
"
Manusia harus mencintai alam setiap hari. Jangan merayakan hari kasih sayang
jika kamu masih kejam dan merusak rumahmu sendiri. Aku butuh kasih sayang dan
perhatian", bisik alam hari ini.
Yogyakarta, 14 Februari 2020
TRI
WAHYUNI, adalah mahasiswi semester satu Jurusan Sastra Inggris di FBS UNY. Pegiat
di Komunitas Sastra-Ku ini menulis puisi sejak SMA, salah satu buku puisinya
yang sudah terbit: Hujan Merindu (Guepedia
Publisher, 2019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar