PUISI MARJUDIN SUAEB
Amsal
Putar Roda
Yang berputar pada poros setia
Gerak jiwa energi seksama
Yang mendenyut jantung sakti
Siapa sembunyi di tengah poros itu
Jangan-jangan dengan putaran setia
Kita berturutan lahir berganti
Mengisi sejarah di muka bumi.
Bisa saja usia yg tak terpinta
Juga roda putar dari sang Pencipta..
Tanpa kendali terpelanting
Dengan bijak sampai ke mana pun mau
Semisal nasib
Tak pernah setia pada perhitungan
Adakah kerna rahsia hidup dan
keterpaksaan itu.
Seperti halnya kata
Tak juga dapat pegangi janji
Oleh ludah licin lidahmu
Dan nasib tak mesti berpihak
0leh putaran roda
Kerna itu pelajari arah putar
Kerna angin pemutar baling-baling
Cari secermat air cari yg terendah
Oleh bijak dalam berbagi.
Yk,
2020
*** -----
***
PUISI ESTI MARYATUN
Getir
Tenggelam aku
Dalam getir
Dalam sunyi
Entah kenapa
BisikanMu
Selalu tersapu angin
Menelantarkanku
Dalam pekat
Gelap
Akankah berujung
Pada
Cahaya ?
Pengasih,
2019
*** -----
***
PUISI PRAMUDITA
Niskala
Dalam sunyi beliau tersedu
Meratapi nasib yang teramat pedih
Raganya lebam hatinya pilu
Kisahnya gelap dalam sejarah
Bertahan dalam samarnya hitam putih
Memeras air diri demi sesuap nasi
Mengabdi sebagai seorang buruh
Tanpa memperdulikan caci maki
Ia berteriak mengejar keadilan
Hidupnya pilu matinya tak tenang
Sungguh kejam dunia peradaban
Kenistaan tak pernah terkekang
Getir hati mengenang
Kesucian diri direnggut
Nyawa raga melayang
Dalam mati amarahnya tersulut
Bagaimana tidak?
Kematiannya menjadi ladang esensi
Mendebat pun hanya akan kalah telak
Semua seakan buta dan tuli
Lembaga kemanusiaan menjadi tempat
paling keji
Ia tak minta dibangkitkan
Ia hanya tak ingin kisahnya terulangi
Sungguh! Ini terlalu menyakitkan
Yogyakarta,25
Desember 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar