Jumat, 22 November 2019

K A R Y A


PUISI BAGUS RACHMAD SAPUTRA

Binasa

Tepat menjelang fajar,
Lelaki itu tegopoh-gopoh membopong mayat
Tak lain adalah dirinya sendiri
Telah mati dalam hening dan sunyi

Dibungkam oleh hiruk pikuk kota
Terbunuh oleh tragedi
Tak dapat meminta dan menagih janji
Tentang apa yang sebenarnya terjadi

Ia terus berjalan memecah fajar
Dengan langkah tergopoh-gopoh
Lelaki itu meninggalkan mawar dengan duri yang ia genggam

2019

***-------***


PUISI TRI WAHYUNI

Beli Satu Gratis Satu

Negeri kemarin ribut
Membicarakan siapa yang memimpin
Sampai beribu drama telah terjadi
Di jalanan, kota metropolitan, kota tua, gubuk bahkan instansi pendidikan

Pemilihan serentak telah terlewati
Keputusan telah dibacakan melalui segala media
Massa pendukung masih menaruh hati pada jagoannya
Kini tinggal menunggu kabar siapa saja yang akan berada di bawah penguasa tepat

Semacam menonton bola saat sepuluh menit terakhir
Lalu tiba-tiba ada yang memberi voucher
"Selamat anda pilih satu dapat satu dalam jangka waktu 5 tahun"

Yogyakarta, 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...