PUISI FAJRI
SUSANTI
Kepastian
Angan
bertandang
Hadirkan dalam
mimpi
Lepas di bibir
Biar alpa
minggir
Yakinkan
langkah
Sampai purna
asa
Jadilah realita
KP, 24 oktober 2019
***-------***
PUISI WAHYU
PURWADI
Rindu Pemuda
Kawan
Kurindukan
pekikan semangat seperti dulu
Pekikan
semangat tanpa tendensi
Seperti suara
lantang bung tomo membela Surabaya
Seperti pemuda
yang memkikan sumpahnya
Kami putra dan
putri Indonesia mengaku bertumpah darah
satu, tanah air Indonesia
Kami putra dan
putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia
Kami Putra dan
putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia
Masihkah ada
pemuda seperti itu
Kala teknologi
menjadi dewa
Jari jemari
indah menari merangkai kata
Menyebar berita
entah benar entah salah
Mencipta gaduh
digoreng, diolah memecah saudara
Pemuda
Dimanakah
dirimu kini berada
Rindu akan cerdasmu
Rindu akan
keberanianmu
Rindu akan
semangat menggelora
Membangun
bangsa beradap di segani dunia
Kp, Oktober 2019
***-------***
PUISI EVITA EKA
SEPTIANI
Cermin Juang Pemuda
Debu selimuti kaca
Taburan jiwa mencerca
Jiwa pemuda penuh dosa
Malas membuai dalam dekapan
Seakan lupa perjuangan para pemuda
Masa lalu memeras pikir dan jiwa
Taburan jiwa mencerca
Jiwa pemuda penuh dosa
Malas membuai dalam dekapan
Seakan lupa perjuangan para pemuda
Masa lalu memeras pikir dan jiwa
Seonggok cermin depan mata
Bayang berkata dusta
Tak seperti di hadapan
Cermin seakan meronta
Dia tak ingin nampak noda
Moral anak muda tak terjaga
Bayang berkata dusta
Tak seperti di hadapan
Cermin seakan meronta
Dia tak ingin nampak noda
Moral anak muda tak terjaga
Sisi lain cermin terbuka
Masa lalu tampak di sana
Masa muda tak berleha-leha
Di tengah jajahan dan derita
Pejuang muda memulai cerita
Goreskan tonggak sejarah
Masa lalu tampak di sana
Masa muda tak berleha-leha
Di tengah jajahan dan derita
Pejuang muda memulai cerita
Goreskan tonggak sejarah
Kenangan tak akan hilang
Penuh semangat meradang
Meski senjata menyerang
Pemuda takkan gentar menahan
Segenap ilmu pikiran
Dikuras demi mencari keadilan
Sejak itu nadi Indonesia terdeteksi
Denyut mulai tergetar
Jiwa muda menggelora
Kala ilmu enyam sukma
Hasrat bangsa bergema
Pupuk kesadaran bangsa
Akan bangkitnya jiwa yang mati
Penuh semangat meradang
Meski senjata menyerang
Pemuda takkan gentar menahan
Segenap ilmu pikiran
Dikuras demi mencari keadilan
Sejak itu nadi Indonesia terdeteksi
Denyut mulai tergetar
Jiwa muda menggelora
Kala ilmu enyam sukma
Hasrat bangsa bergema
Pupuk kesadaran bangsa
Akan bangkitnya jiwa yang mati
Bumiputra tanah kecintaan
Pembentuk raga tak lemah pikiran
Lahirkan gerakan kebangkitan
Peran pemuda senantiasa mengakar
Rintis arah tujuan
Sokong bangsa masa depan
Pembentuk raga tak lemah pikiran
Lahirkan gerakan kebangkitan
Peran pemuda senantiasa mengakar
Rintis arah tujuan
Sokong bangsa masa depan
Angka dua delapan saksi bisu
Perjuangan muda tak terbendu
Tinggalkan sumpah bukti kejayaan
Pelopor muda bersatu
Ikrarkan janji abadi
Janji setia bangsa,tanah air,dan bahasa
Hingga terukir pada batu
Tak musnah akan terjang waktu
Perjuangan muda tak terbendu
Tinggalkan sumpah bukti kejayaan
Pelopor muda bersatu
Ikrarkan janji abadi
Janji setia bangsa,tanah air,dan bahasa
Hingga terukir pada batu
Tak musnah akan terjang waktu
Tiba-tiba cermin menutup
Lahap kenangan itu
Kini tinggal tulisan di buku
Sedikit demi sedikit luntur bagai debu
Hingga takterukir kokoh
Di hati pemuda masa kini
Lahap kenangan itu
Kini tinggal tulisan di buku
Sedikit demi sedikit luntur bagai debu
Hingga takterukir kokoh
Di hati pemuda masa kini
Nilai moral mulai hancur
Jiwa muda tak lagi berharga
Cermin menangis dibuatnya
Kelabu selubungi cermin bangsa
Lama-lama musnah remuk tak berbentuk
Kecewa akan bangsa ini
Yang lupa kewajiban sejarahnya
Jiwa muda tak lagi berharga
Cermin menangis dibuatnya
Kelabu selubungi cermin bangsa
Lama-lama musnah remuk tak berbentuk
Kecewa akan bangsa ini
Yang lupa kewajiban sejarahnya
Aku rindu pahlawan muda
Aku sedih rasa susila tlah tiada
Mengapa para muda lupa?
Semangat juang penegak muda negara
Hingga tak teladaninya
Pejuang muda,
Semoga kau tak derita di alam sana
Maafkan kami bangsa muda tak bermakna
Tak hirau pesan – pesanmu
Karena tertutup gemerlapnya dunia
Aku sedih rasa susila tlah tiada
Mengapa para muda lupa?
Semangat juang penegak muda negara
Hingga tak teladaninya
Pejuang muda,
Semoga kau tak derita di alam sana
Maafkan kami bangsa muda tak bermakna
Tak hirau pesan – pesanmu
Karena tertutup gemerlapnya dunia
Kukon Progo, 2019
***-------***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar