Kamis, 26 September 2019

K A R Y A


PUISI MARJUDIN SUAEB

Sebermula Suara

Lalu tertulis dan tercatat seadanya
Juga janji yg terikrari dan tersaksi
Sebab hukum bertimbang pada janji
Kenapa mesti suka teringkari.

Sebermula suara
Lalu mengalir bak energi matahari
Menyusupi dedaun 'nyelinapi biji_biji
Terkunyah_serapi.
Bahkan bersisa pupuk sejati.

Sebermula energi matahari
terjepit dusta bagi tidur dan jaga
Kecuali mimpi dan hidup di sisi nyata tersiksakah jika hidup di dua alamnya

Yk.2019

***-------***


PUISI FAJAR R. AYUNINGTYAS

Maghrib Di Lampu Merah

Bunyi mesin
debu karbon
Azan di udara
kota mulai nyala

Wajahmu tiba-tiba batu

Anak itu seharusnya sudah mandi, bisikmu
nunggu makan malam
nonton tivi ngemil taro
atau nyusun puzzle

Tangannya menadah iba
Tak perlu, bisikku
Mengapa, tanyamu. Kubilang, biarkan
sebab ku kau tak tahu apa yang berdiri
di sudut sembunyi
Prasangka, samar gumammu
sebelum azan usai
dan lampu nyala hijau

Anak itu menangkap wajahmu
pada detik laju
kulihat wajahnya ikut batu
Ada genangan
di matanya yang menjelma kaca
berbayang tubuh sepasang dewasa
mengawasi dari seberang

Barangkali sudah lama ia
ingin pulang!

Panjatan, 2019

***-------***




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...