Jumat, 19 Juli 2019

KARYA


 ESAI: TRI WAHYUNI



Tentang Menulis Puisi


Aku adalah

Aku adalah awan
Bungkam setiap siang,merindukan senja
Cepat atau lambat,tetap ingin menatap

Aku bukan awan,bila aku tiada setia
Bersama semesta telah kubuang ragu
Cinta ini sepenuh hati,sebab aku akan menerima dalam jingga sempurna atau gelap sekalipun

Kulonprogo, 2018

Diatas adalah puisi yang tertuliskan saat penulis di mabuk cinta. Ditulis dengan diksi diksi yang bermakna. Lalu menurut Anda apa itu puisi?
Apakah karya yang dianggap terlalu lebay dalam menggunakan kata-kata? Yang mungkin hanya sekedar kalimat yang terangkai indah namun biasa saja?

Puisi  sejatinya adalah sebuah karya yang ditulis oleh sang penulis untuk mengungkapkan perasaan dan ide yang bisa dimaknai oleh para pembacanya. Puisi awalnya merupakan sastra lama yang  berupa syair lalu berkembang menjadi puisi baru, sekitar 20 – 40 tahun lampau. Belakangan, berkembang lagi dengan puisi yang banyak jenis dan genre nya hingga sekarang lebih terkenal jenis puisi kontemporer. Karya puisi yang tidak terikat oleh pakem-pakem tertentu sehingga penulis lebih bebas dalam menulis.
Namun,jangan dianggap terlalu bebas, karena diatas kebebasan itu masih ada aturan yang harus dipatuhi seperti isi puisi tidak menyinggung SARA, tidak mengandung porno dan tentunya bukan plagiat.

Dari sudut pandang penulis, puisi dianggap istimewa. Pertama,karena dengan menulis puisi kita akan lebih memperhatikan diri kita sendiri,contohnya saat kita terluka kita akan membangkitkan diri kita dengan menulis puisi yang membara.
Kedua,lebih bijak dalam mengekspresikan kesedihan atau kebahagiaan. Misal kita sedang ditimpa kesedihan maka kita tak perlu mencari kesenangan lain di luar sana yang tidak baik kita hanya mengambil pena dan mencurahkan semua yang ada di perasaan kita.
Dan yang ketiga, menulis puisi adalah menulis keabadian. Dengan terus menerus menulis sejarah hidup kita otomatis akan tertata rapi dalam sajak-sajak yang indah,apalagi suatu saat dapat di bukukan. Dan di setiap puisi pasti mengandung amanat atau maksud tertentu yang bisa menyadarkan setiap yang membaca.

Untuk menjadi penulis puisi yang membanggakan: jangan pernah berhenti belajar sastra. Jangan pernah berhenti menulis. Jangan pernah berhenti membaca. Karena membaca dan menulis adalah jantungnya literasi. Dan akhirnya, jangan pernah berhenti berkarya.

So, jangan hanya berkhayal menjadi hebat. Mari bergerak. Mari membaca. Mari menulis memajukan literasi Indonesia ! Karena kita bisa luar biasa dengan menulis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...