ESAI: TRI WAHYUNI
Tentang Menulis Puisi
Aku adalah
Aku adalah awan
Bungkam setiap siang,merindukan
senja
Cepat atau lambat,tetap ingin
menatap
Aku bukan awan,bila aku tiada
setia
Bersama semesta telah kubuang
ragu
Cinta ini sepenuh hati,sebab aku
akan menerima dalam jingga sempurna atau gelap sekalipun
Kulonprogo, 2018
Diatas adalah puisi yang tertuliskan saat penulis
di mabuk cinta. Ditulis dengan diksi diksi yang bermakna. Lalu menurut Anda apa
itu puisi?
Apakah karya yang dianggap terlalu lebay dalam menggunakan kata-kata? Yang
mungkin hanya sekedar kalimat yang terangkai indah namun biasa saja?
Puisi sejatinya adalah sebuah karya yang
ditulis oleh sang penulis untuk mengungkapkan perasaan dan ide yang bisa dimaknai
oleh para pembacanya. Puisi awalnya merupakan sastra lama yang berupa syair lalu berkembang menjadi puisi baru,
sekitar 20 – 40 tahun lampau. Belakangan, berkembang lagi dengan puisi yang
banyak jenis dan genre nya hingga sekarang lebih terkenal jenis puisi
kontemporer. Karya puisi yang tidak terikat oleh pakem-pakem tertentu sehingga
penulis lebih bebas dalam menulis.
Namun,jangan dianggap terlalu bebas, karena diatas
kebebasan itu masih ada aturan yang harus dipatuhi seperti isi puisi tidak
menyinggung SARA, tidak mengandung porno dan tentunya bukan plagiat.
Dari sudut pandang penulis, puisi dianggap istimewa.
Pertama,karena dengan menulis puisi kita akan lebih memperhatikan diri kita
sendiri,contohnya saat kita terluka kita akan membangkitkan diri kita dengan
menulis puisi yang membara.
Kedua,lebih bijak dalam mengekspresikan kesedihan
atau kebahagiaan. Misal kita sedang ditimpa kesedihan maka kita tak perlu
mencari kesenangan lain di luar sana yang tidak baik kita hanya mengambil pena
dan mencurahkan semua yang ada di perasaan kita.
Dan yang ketiga, menulis puisi adalah menulis
keabadian. Dengan terus menerus menulis sejarah hidup kita otomatis akan
tertata rapi dalam sajak-sajak yang indah,apalagi suatu saat dapat di bukukan.
Dan di setiap puisi pasti mengandung amanat atau maksud tertentu yang bisa
menyadarkan setiap yang membaca.
Untuk menjadi penulis puisi yang membanggakan: jangan
pernah berhenti belajar sastra. Jangan pernah berhenti menulis. Jangan pernah
berhenti membaca. Karena membaca dan menulis adalah jantungnya literasi. Dan akhirnya,
jangan pernah berhenti berkarya.
So, jangan hanya berkhayal menjadi hebat. Mari
bergerak. Mari membaca. Mari menulis memajukan literasi Indonesia ! Karena kita
bisa luar biasa dengan menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar