Jumat, 12 Juli 2019

KARYA

PUISI FAJAR R. AYUNINGTYAS


Tersebabmu Tak Ada Puisi di Hari-hari Ini

; kepada Kinan

Payah kurangkai kata. Rima di mana entah
Maka bahasa serupa bincang seharihari

Kau tergelak. Memekik. Memanggil dengan liuk lengking meninggi
yang seksi. Melentingkan gairah agar gegas mendekapmu
pada dadaku. Menujumu kutinggalkan kisah
yang belum usai di sudutsudut rumah;  kosakata
tercecer di tengah denting perkakas makan,
membulir lalu berpencar di antara percik air kran kamar mandi,
terbengkalai dalam keranjang pakaian,
ada yang menyelinap di balik selimut flanel
dan menyusup di balik renda kelambu

Maka tak ada puisi di hari-hari ini
Sebab aku mabuk. Keindahanmu
membuyarkan kalimat

Duhai,
Barangkali kali ini tubuhmu yang jadi puisi
lahir dari rahim tubuhku
setelah menunggu. Sembilan purnama

Kulonprogo, 2019


 ***-------***


 PUISI FARAS PRADANA


Rebut Senyumku dan Perang

rebut senyumku setiap hari dengan palak tawa kalian.
kuyakini angkasa kan mengering.
kesepian menghampar jauh dari sini hingga ujung
yang tak dapat dipandang.
saat masih tergenggam dan belum tertampar.
segala emban darah yang lekas surut adalah perang.
maka aku telah memulai untuk sudah, hilang
dari kalam yang membentang.
kutusuk angin yang melawan memutar kincir.
di balik dinding dingin yang terbias ratapan sedihku.
lebih tajam dari kuku yang mencengkram segala perbuatan.
robek langit dan biarkan bumi penuh.
kalahkan jagat dihalauan terdepan sebagai bentuk paling hebat.

2018









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...