Sabtu, 23 Maret 2019

KARYA

PUISI DEWI FLOREN GUSMAWATI



Sirna

Ada sebuah pantai, dengan gemuruh ombaknya
Yang akan menghanyutkan cerita kita (setiap detik)
Ada dua sepasang jejak
Di sebuah jembatan bambu
Yang akan terhapus oleh rintik hujan (sore itu)
Dan hanya satu kenangan yang enggan sirna, bekas bibirmu di bibirku (kini)
Berhenti tumbuh


Pangkur

Cukup!
Aku tak perlu lagi
Membahas: ruangku dan ruangmu
Masih ada bentang planet yang luas
Pasir di pantai
Rumput dengan warna hijaunya
Sawah dengan padi kuningnya yang menunduk ke tanah
Pangkur rinduku tlah hilang
Terlempar!
Di langit malam yang gelap dan lengang, dan aku.....
Sendiri di sana



Menanti Hujan di Sudut Kota

Memahamimu adalah seluruh waktuku
Andai saja
Engkau tau, berderai air mata ini
Ketika mengingatmu
Namun, hujan masih saja peduli
Ia menyamarkan tangisku.
Namun.....tidak hari ini, hujan tak lagi mau duduk di sampingku
Ia meninggalkan kemarau di hati yang luka
Lalu, di sudut kota ini
Aku masih menunggu musim selanjutnya
Dengan iringan doa,
Kepulanganmu bersama pucuk-pucuk semi yang lebih ranum
Bersama menuju dewasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...