Sirna
Ada sebuah pantai, dengan gemuruh ombaknya
Yang akan menghanyutkan cerita kita (setiap
detik)
Ada dua sepasang jejak
Di sebuah jembatan bambu
Yang akan terhapus oleh rintik hujan (sore
itu)
Dan hanya satu kenangan yang enggan sirna, bekas
bibirmu di bibirku (kini)
Berhenti tumbuh
Pangkur
Cukup!
Aku tak perlu lagi
Membahas: ruangku dan ruangmu
Masih ada bentang planet yang luas
Pasir di pantai
Rumput dengan warna hijaunya
Sawah dengan padi kuningnya yang menunduk
ke tanah
Pangkur rinduku tlah hilang
Terlempar!
Di langit malam yang gelap dan lengang, dan
aku.....
Sendiri di sana
Menanti Hujan di Sudut Kota
Memahamimu adalah seluruh waktuku
Andai saja
Engkau tau, berderai air mata ini
Ketika mengingatmu
Namun, hujan masih saja peduli
Ia menyamarkan tangisku.
Namun.....tidak hari ini, hujan tak lagi
mau duduk di sampingku
Ia meninggalkan kemarau di hati yang luka
Lalu, di sudut kota ini
Aku masih menunggu musim selanjutnya
Dengan iringan doa,
Kepulanganmu bersama pucuk-pucuk semi yang
lebih ranum
Bersama menuju dewasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar