Jumat, 15 Maret 2019

KARYA

 PUISI YUSTINA EKA ASTUTININGSIH 

Takut

Jangan-jangan hanya pikiran kita yang berolah keliru
hingga ras takut itu hadir


Jangan-jangan hanya bayangan membumbung
yang memecah kenyataan


 Barangkali energi lebih yang salah salah jalan
salah peruntukan

Tenangkan hati, tenangkan pikir
Tuhan tahu kadar tahu ukur


Nikmati....
Nikmati takut ini sebatas lumrah
Rasa lain-lain butuh ruang untuk dinikmati
dengan syukur hati


Toh takut sejati hanya kepada Rabb
tempat segala harapan tertumpah ruah


***-------***


PUISI DWI WINARNO

Menjaga Mimpi Esok hari


Hening kala malam bersandar
Sejenak duduk di tepi dipan di ujung bantal
Sesekali kupandang bening wajah
Malaikat kecil ditelaga asa

Seekor nyamuk asyik menikmati
Setitik darah dipipi lalu pindah di lengan
Ku biarkan atau ku hentikan harusnya?
Karena sama terusiknya malaikat kecilku

Disini ku menjagamu
Teruskan lelapmu
Lewati malammu
Hingga terusik mimpi itu

Bangun, kejar kemana ia berlari
Hingga kau temukan hulunya
Raih bersama terang sinar mentari
Agar sujud terasa tak terbebani

Dhisil, 08 Maret 2019


***-------***


PUISI WAHYU PURWADI

Bergejolak

Apakah aku harus bertanya

Mengapa irama merdu itu bisa padu
Hanya dengan secuil bambu
Di tiup dan dipukul pelan dengan jari

Apakah aku harus bertanya

Mengapa malam tak pernah sunyi
Selalu ada bunyi jangkrik yang menghiasi

Apakah aku harus bertanya
Katanya Indonesia ini negeri kaya
Katanya bangasa ini banyak hasil buminya

Lantas haruskah aku bertanya

Sebab apa aku minum air harus berbayar
Sebab apa aku lewat jalan tidak gratis

Apakah aku harus bertanya

Mengapa kaki jadi kepala
dan kepala jadi kaki
Hanya untuk sesuap nasi

Apakah aku harus bertanya

Kala pupuk lebih mahal dari padi
Kala petani terbelenggu atas nama subsidi

Apakah aku harus bertanya

Kala generasi bangsa
banyak berimajinasi
Untuk dapat empat sehat lima sempurna

Negeri ini bukan dongeng
Yang diperankan bak panggung sandiwara

Tapi...
Negeri ini penuh kepentingan
Yang kadang ada serigala berbulu domba
Siapa lagi yang jadi kambing hitamnya...

5 Februari 2019 di pojok Pal 18 Lendah Kulon Progo

***-------***






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...