SANTI ASESANTI
SUATU
HARI DI AKHIR AGUSTUS
masih tersisa pesta merdeka
yang penuh euphoria
bendera berkibar di seluruh pelosok
negeri
pertanda pesta belum usai
menjelang akhir pesta
ada api membara
dalam dada
pada mata
pada tangan dan kaki
yang membakar harapan
yang menjarah (r)asa
riuhnya melebihi nuansa kembang api
entah di mana makna pesta
di mana kata juang terpatri
ke mana doa dilangitkan
atau barangkali kita butuh sejarah
yang penuh bara
yang tak ingin dilupa
yang rindu dipuja
ah . . .
entah berapa kali
kita menziarahi luka ibu pertiwi
Pelangi_Kata, 31082025
TANDA
TANYA CINTA
pagi-pagi di loker berita
dikabarkan suami membunuh istri
istri memenggal suami
pacar mutilasi pacar
ngeri!
ngeri!
meski akibat karena sebab
tapi aku lebih sembab membaca
dari mana muasal cinta
apakah sebatas rayu
ataukah hanya bujuk nafsu
sampai puas menguras waktu
hingga hilang segala bernama suci
sirna yang disebut halal
lalu di mana cinta bersemayam
di mana keagungan cinta
di mana ketulusan
di mana cinta?
di mana cinta?
Pelangi_Kata, 09102025
Santi Asesanti adalah nama pena dari Fajri Susanti. Lahir di Kabupaten Kulon Progo, 19 Juli 1982. Penulis aktif mengajar di SD N Gadingan, Wates, Kulon Progo. Penulis tinggal di Josutan, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo. Beberapa karyanya (puisi, esai, kisah inspiratif) termuat dalam antologi bersama; Cerita Hujan Dan Bintang (2015), Dalam Secangkir Kopi (2016), Kedai Kopi Sastra (2019), Ruang Putih Demokrasi (2020), Tanah Air Puisi, Puisi Di Tanah Cahaya, Peran Guru Dalam Pendidikan Pada Masa Pandemi, Kulon Progo Pintu Gerbang Istimewa, dan lainnya. Antologi puisi tunggalnya berjudul Purnama Bulan November (2020) dan Lorong Ingatan (2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar