Sabtu, 10 September 2022

K A R Y A

 

HEZA HARA

 

Menjahit Kenangan

: Untuk Ayah

 

di ruang sepi

hanya ada mesin-mesin jahit

saksi ayah

pernah menjahit setiap harapan

menjelma uang untuk mengisi perut yang kosong

 

aku rindu suara mesin jahit

bunyi yang mengantarkan pada mangkok-mangkok bakso di depan rumah

juga suara yang mengiringiku melangkah menuju panggung wisuda

 

aku rindu dengan baju buatannya

yang ia jahit setiap malam takbiran

lalu kukenakan dengan bangga

di pagi hari untuk shalat Ied

inginku buatkan baju untuknya di sana

agar ia terlihat muda bercahaya

namun sekarang yang ada hanya perca-perca kenangan

 

kala itu,

waktu seakan merajut serpihan rindu

pada kopi yang ia seduh

hingga aroma memenuhi ruangan

 

dan  satu stel pakaian tergantung di etalase

menunggu pemilik datang

 

Duri, 5 April 2022

 


Heza Hara,
seorang wanita  asal kota kecil Duri, kecamatan Bathin Solapan, kabupaten Bengkalis. Kelahiran Duri, 31 Oktober. Buku perdana sebuah Antologi Puisi "Karena Kucinta Kau"(2021) dan buku kedua sebuah novel “Bulan di Hati Luna” (2021) dan buku-buku Antologi bersama penyair lainnya. Mengajar di SMPS DARUNNAJAH Duri. Aktif Di komunikasi WAG KMD_Elipsis, WPComm, Amazing Dream, Kelas Menulis Puisi online "Huma", Penyair Berkarya, pernah belajar puisi di Ruang Kata. Puisi-puisinya pernah di muat di beberapa media online: Semesta Seni, Majalah Elipsis, Riau Sastra, Blog Kepul. Jejaknya dapat ditemui di hezahara86 (Instagram) dan Heza Hara ( Facebook).

 

*****_____*****

 

KEMAT MARTOIRONO

 

Dewa Api

 

Terbakar api asmara

Terlena rayuan dewi durga

 

Sang Batara kehilangan derajat Dewa

Menjadi kera berebut cupu manik astagina

Membunuh dan menganiaya

Dengan keji dan hina

 

Berselimut mega

Membuat bumi gempa

Hujan petir dan bencana

Lahir anak pencari dupa

 

Di gunung di lembah

Desa maupun kota

Makam- makam angker

Yang membuatnya ngiler

 

Keindahan , kekuasaan

Keagungan, keadilan

Tetap menjadi miesteri

Yang selalalu bersembunyi

 

1.sept 22

 

Kemat Martoirono, nama pena dari Rochmat, jebolan IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga. Pernah menekuni berbagai bidang pekerjaan: buruh, petani, pedagang  hingga pendamping budaya. Tinggal di dusun Kwarakan, Sidorejo, Lendah.

 

*****_____*****

 

ARIO GALIH RONGGO MURTI

 

Senandung Rindu Untuk Hati

 

terkabar yang selalu bersabar

sudah mulai lelah mencari hati

kondisi ini mau tak mau menyebar

menjegal setiap langkah kaki

 

untuk hidup untuk mati

bertahan atau menjalani

keluh kesah tak terarti

hanya menambah luka dihati

 

sesak nafas perjalanan hidup

menguak semua masalah dimuka bumi

hulu dan hilir sudah terlahap

oleh nafsu dan keinginan diri

 

berdoa agar yang didoakan disana

masih melihat kedalam hati nurani

semua verbal sudah tak dapat bersua

tertutup hingar bingar kepuasan diri

 

bak pohon yang berbalik arah

daun yang hijau tetapi akar mengering

sudah menjadi sebuah sejarah

tentang kerinduan hati yang tak dapat lagi tersaring

 

Galih. 2022

 

Ario Galih Ronggo Murti, kelahiran 1983 merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. asli dari Girimulyo, bersekolah di SD N 1 Giripurwo, SMP N 1 Girimulyo, SMA N 1 Lendah.

Pernah menjadi anak punk generasi 90an akan tetapi sebatas menyukai lagu lagunya karena banyak menceritakan permasalahan sosial tingkat bawah dan mempunyai band punkrock bernama ABRI Band.

Suka menulis puisi sejak kapan tidak diketahui karena semua ide puisi hanya berkeliling dikepaladan hanyut serta menghilang seiring waktu. Suka kepada kegiatan sosial yang berhubungan dengan lingkungan.

 

 *****_____*****

 

WASTO PUJAWIATNA

 

Lelaki Tua

 

tatapan mata kosong menerawang

lalu lalang orang- orang

mencari rezeki pagi hari

lelaki tua itu, sendiri

 

lelaki tua itu 

dipanggil engkong, ya engkong

terlihat meninggalkan urat- urat

menandakan pekerja keras yang kuat

mencari rezeki demi kerabat

 

engkaulah engkong, ya engkong

tak hirau sengatan mentari siang bolong

tak  mengeluh kedinginan di malam hari

dan sengat nyamuk-nyamuk kebon

yang kerap mengitari

 

engkaulah engkong, ya engkong

tak mengharapkan pujian

tak butuh penghargaan

malah kerap dicaci, kadang jadi korban

 

begitulah Engkong

penggali kubur, yang terus menggali

akar- akar pohon besar

untuk sekadar

bertemu sesuap nasi

 

Bekasi, 2022

 

Wasto Pujawiatna, panggilanya Atau, lahir di Bandung 51 tahun silam. Lahir dari pasangan Engkos dan Euis Rodiah. Pasangan hidup bernama Catika Ningsih, dikarunia anak tiga: Ninis Musliha, Ali Hakim Alfarizi dan Alianis Alfatimah.  Kegiatan sehari-hari Mengajar di SMPN 4 Setu,Kab Bekasi. Pengalaman menulis: Antologi Pantun,Cerpen,Puisi,Essai, Opini Koran radar Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...