K A R Y A
HEZA HARA
Menjahit Kenangan
: Untuk Ayah
di
ruang sepi
hanya
ada mesin-mesin jahit
saksi
ayah
pernah
menjahit setiap harapan
menjelma
uang untuk mengisi perut yang kosong
aku
rindu suara mesin jahit
bunyi
yang mengantarkan pada mangkok-mangkok bakso di depan rumah
juga
suara yang mengiringiku melangkah menuju panggung wisuda
aku
rindu dengan baju buatannya
yang
ia jahit setiap malam takbiran
lalu
kukenakan dengan bangga
di
pagi hari untuk shalat Ied
inginku
buatkan baju untuknya di sana
agar
ia terlihat muda bercahaya
namun
sekarang yang ada hanya perca-perca kenangan
kala
itu,
waktu
seakan merajut serpihan rindu
pada
kopi yang ia seduh
hingga
aroma memenuhi ruangan
dan satu stel pakaian tergantung di etalase
menunggu
pemilik datang
Duri,
5 April 2022
Heza Hara, seorang wanita asal kota kecil Duri, kecamatan Bathin Solapan, kabupaten Bengkalis. Kelahiran Duri, 31 Oktober. Buku perdana sebuah Antologi Puisi "Karena Kucinta Kau"(2021) dan buku kedua sebuah novel “Bulan di Hati Luna” (2021) dan buku-buku Antologi bersama penyair lainnya. Mengajar di SMPS DARUNNAJAH Duri. Aktif Di komunikasi WAG KMD_Elipsis, WPComm, Amazing Dream, Kelas Menulis Puisi online "Huma", Penyair Berkarya, pernah belajar puisi di Ruang Kata. Puisi-puisinya pernah di muat di beberapa media online: Semesta Seni, Majalah Elipsis, Riau Sastra, Blog Kepul. Jejaknya dapat ditemui di hezahara86 (Instagram) dan Heza Hara ( Facebook).
*****_____*****
KEMAT
MARTOIRONO
Dewa Api
Terbakar
api asmara
Terlena
rayuan dewi durga
Sang
Batara kehilangan derajat Dewa
Menjadi
kera berebut cupu manik astagina
Membunuh
dan menganiaya
Dengan
keji dan hina
Berselimut
mega
Membuat
bumi gempa
Hujan
petir dan bencana
Lahir
anak pencari dupa
Di
gunung di lembah
Desa
maupun kota
Makam-
makam angker
Yang
membuatnya ngiler
Keindahan
, kekuasaan
Keagungan,
keadilan
Tetap
menjadi miesteri
Yang
selalalu bersembunyi
1.sept
22
Kemat Martoirono, nama pena dari Rochmat, jebolan IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga. Pernah menekuni berbagai bidang pekerjaan: buruh, petani, pedagang hingga pendamping budaya. Tinggal di dusun Kwarakan, Sidorejo, Lendah.
*****_____*****
ARIO GALIH RONGGO
MURTI
Senandung
Rindu Untuk Hati
terkabar yang
selalu bersabar
sudah mulai lelah
mencari hati
kondisi ini mau tak
mau menyebar
menjegal setiap
langkah kaki
untuk hidup untuk
mati
bertahan atau
menjalani
keluh kesah tak
terarti
hanya menambah luka
dihati
sesak nafas
perjalanan hidup
menguak semua
masalah dimuka bumi
hulu dan hilir
sudah terlahap
oleh nafsu dan
keinginan diri
berdoa agar yang
didoakan disana
masih melihat
kedalam hati nurani
semua verbal sudah
tak dapat bersua
tertutup hingar
bingar kepuasan diri
bak pohon yang
berbalik arah
daun yang hijau
tetapi akar mengering
sudah menjadi sebuah
sejarah
tentang kerinduan
hati yang tak dapat lagi tersaring
Galih. 2022
Ario
Galih Ronggo Murti, kelahiran 1983 merupakan anak pertama dari
2 bersaudara. asli dari Girimulyo, bersekolah di SD N 1 Giripurwo, SMP N 1 Girimulyo,
SMA N 1 Lendah.
Pernah menjadi anak punk
generasi 90an akan tetapi sebatas menyukai lagu lagunya karena banyak
menceritakan permasalahan sosial tingkat bawah dan mempunyai band punkrock
bernama ABRI Band.
Suka menulis puisi sejak kapan tidak diketahui karena semua ide puisi hanya berkeliling dikepaladan hanyut serta menghilang seiring waktu. Suka kepada kegiatan sosial yang berhubungan dengan lingkungan.
WASTO PUJAWIATNA
Lelaki
Tua
tatapan mata kosong
menerawang
lalu lalang orang-
orang
mencari rezeki pagi
hari
lelaki tua itu,
sendiri
lelaki tua itu
dipanggil engkong,
ya engkong
terlihat
meninggalkan urat- urat
menandakan pekerja
keras yang kuat
mencari rezeki demi
kerabat
engkaulah engkong,
ya engkong
tak hirau sengatan
mentari siang bolong
tak mengeluh kedinginan di malam hari
dan sengat
nyamuk-nyamuk kebon
yang kerap
mengitari
engkaulah engkong,
ya engkong
tak mengharapkan
pujian
tak butuh
penghargaan
malah kerap dicaci,
kadang jadi korban
begitulah Engkong
penggali kubur,
yang terus menggali
akar- akar pohon
besar
untuk sekadar
bertemu sesuap nasi
Bekasi, 2022
Wasto
Pujawiatna, panggilanya Atau, lahir di Bandung 51
tahun silam. Lahir dari pasangan Engkos dan Euis Rodiah. Pasangan hidup bernama
Catika Ningsih, dikarunia anak tiga: Ninis Musliha, Ali Hakim Alfarizi dan
Alianis Alfatimah. Kegiatan sehari-hari
Mengajar di SMPN 4 Setu,Kab Bekasi. Pengalaman menulis: Antologi
Pantun,Cerpen,Puisi,Essai, Opini Koran radar Bekasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar