IDK RAKA KUSUMA
Lembah Sudamala
/1/
aku kemari
melewati hutan
suci
di sela ranting
patah
terserak di
tanah
tak terlihat
jejak
tanda tak ada
menapak
bau harum
menyebar
dari cabang
dari batang
pepohonan
menjulang
juga dari
sembulan akar
panjang
menjalar
bau lumut dan
cendawan
serupa aroma
pedupaan
saat pendeta
memuja para
dewa
memohon
kesentausaan dunia
yang kulintasi
sejuk dan
berkilau
yang kulintasi
memancarkan
sinar hijau
/2/
bersila. pada
pawana
kulukis mega
berbentuk candi
purba
di bawahnya
pondok beratap
rumbia
berdinding daun
kelapa
penuh nukilan aksara
dikitar rumput
tanpa henti
berdenyut
seseorang
menghuni
bersemadi
seseorang itu,
rsi tua
di masa
purbakala
memberkati
leluhurku
di sini. di
atas batu
berbentuk sekar
padma
sembilan warna
/2019/
IDK Raka Kusuma, lahir di
Klungkung (Bali) pada 21 November 1957. Sahabat dekat Umbu Landu Paranggi ini
puisi-puisinya pernah dimuat sejumlah media cetak (Bali Post, Sinar Harapan,
Minggu Pagi, Berita Buana, dll) dan online. Ia menulis sastra dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Bali, Sastrawan yang kini mukim di Amlapura ini pernah
meraih penghargaan Rancage di tahun 2002.
SARDONO SYARIEF
D z i k i r
Setelah diri ini harus kembali
Semua tak lagi berarti
Tak harta benda
Tak istri bidadari
Tak mobil mewah
Tak rumah megah
Semua tak berguna
Sebagai bekal perjalanan kita
MenujuNya
Setelah diri ini harus kembali
Hanya dzikir-dzikir-dzikir
Yang mesti kita lafalkan berjuta kali
Sebelum bertemu Munkar Nakir
Di akhir perjalanan nanti...
Pekalongan, 16 Juli 2019
Sardono Syarief, sering
menggunakan nama pena Esdeen Syarief, lahir di Sragi,
Pekalongan, Jawa Tengah. Menulis puisi, geguritan, dan cerita anak yang
dipublikasikan lewat buku cetak, majalah, maupun koran lokal/nasional. Penulis bisa dihubungi via e-mail: esdeensyarief583@gmail.com atau
surat : SDN 01 Domiyang, Kec. Paninggaran, Kab. Pekalongan 51164, Jateng.
*** ----- ***
WULAN FITRIANA
Kolong
Num Sarwa
Aku senang bercengkrama dengan semesta
Memulai hari dengan pagi buta
Mengobati lelah dengan senja
Melewati sunyi bersama malam buta
Aku tak butuh lagi cinta dari siapa saja
Aku telah mendapatkan semuanya dari yang maha kuasa
Pun tanpa harta
Selagi masih bisa bercengkerama dengan semesta dan pemiliknya
Yang kalian punya bukanlah apa-apa
Wulan Fitriana, suka baca buku-buku sastra dan menulis puisi. Salah satu karyawan di sebuah minimarket ini tinggal di Samigaluh Kulonprogo.
*** ----- ***
========
========
JULI ARNA TRI SUNDARI
H i d u p
Kehidupan
semakin tak terlupakan
Meninggalkan
sejuta kenangan
Seakan tak ada
jalan
Membayangkan
tercapainya impian
Kehidupan
berjuta pelajaran
Ada kesenangan,
ada kesedihan
Semua hadir
dalam kehidupan
Beragam macam
cobaan
Lalui dengan
kebijaksanaan
Harapkan
ketenangan didapatkan
Meski terkadang
sulit dan menyakitkan
Bersama debu
dan uraian
Ukir sebuah
kebahagiaan
Menyusul
gelapnya keadaan
Seperti
indahnya sang rembulan
Dengan gayung
tangisan perjuangan
Seperti nada
melodi kehidupan
Melangkahkan
kaki menuju harapan
Berjuang demi
masa depan
Berkilau
melebihi kilaunya intan
Melawan segala
rintangan
Terkadang sulit
membedakan
Tertutup segala
kelemahan
Juli Arna Tri Sundari, siswi SMP N 1 Panjatan. Peserta bimtek cipta puisi Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo.
*** ----- ***
RIZQI RAHMAWATI
B
u k u
Buku...
Kaulah
jembatan ilmu
Kaulah
yang menemaniku
Di
saat aku belajar
Karenamu
aku menjadi pintar
Memberikan
banyak Ilmu pengetahuan
Bekal
mengarungi kehidupan
Terimakasih
buku...
Apa
kau mendengar ucapan terimakasihku?
Kulonprogo, 2021
Rizqi
Rahmawati, SMPN 2 Kalibawang. Peserta
bimtek cipta puisi Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo.
*** ----- ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar