Rabu, 20 Februari 2019

AGENDA: Belajar Menulis Sastra


Pegiat Sastra Perlu Media Berkarya


Pelaku sastra di Kulonprogo memerlukan media untuk menampung karya mereka. Karena misi yang dikandung karya sastra perlu dibaca orang lain. Sehingga idealisme penulis, yang tertuang dalam karya sastra, diharapkan bisa mewarnai kehidupan sekitar.

Hal itu terungkap pada kegiatan “Belajar Menulis Sastra” di kawasan desa wisata Jati Moncol Sukoreno Sentolo selama dua hari (26-27/1). Media itu bisa berupa buletin, majalah atau bahan cetakan lain yang terbit berkala. Namun di era digital saat ini, jika belum mampu menggunakan media cetak, bisa pakai media online.

Marwanto M.Si, fasilitator kegiatan saat dihubungi KR disela-sela acara mengatakan, “memang kita bisa gunakan media online untuk menampung karya teman-teman. Tapi ada beberapa kelebihan media cetak yang tidak tergantikan. Karena itu selain telah mempersiapkan media online, ke depan kami tetap berobsesi menerbitkan buletin atau majalah sastra”.
Ia melanjutkan, beda dengan media online yang relatif tak berbiaya, menerbitkan media cetak perlu biaya. Sehingga pihaknya akan berusaha menjalin komunikasi dengan pemangku kebijakan yang peduli terhadap dunia sastra-budaya atau penguatan gerakan literasi di masyarakat. “Ironis kan, kita sudah mau punya bandara, sebentar lagi jadi metropolitan, tapi tak punya terbitan sastra”, jelas Direktur Studi Literasi Demokrasi dan Budaya itu.
Pada tahun 2006 di Kulonprogo memang pernah terbit buletin sastra Lontar garapan komunitas Lumbung Aksara (LA). Buletin yang terbit tiap bulan itu berhenti menjumpai pembaca bersamaan vakumnya kegiatan komunitas LA di tahun 2009. Dan hingga kini, tak ada lagi terbitan berkala yang khusus memuat karya sastra di Kulonprogo.


(Sumber: Kedaulatan Rakyat, 29 Januari 2019)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...