YUSTINA
EKA
UJUNG
RENTA
Terawang nun jauh kala silam
Tangis bocah tembang harian
Hiruk pikuk penghidup hunian
Denyut waktu betapa kencang
Bocah meremaja pelan
Mendewasa tiba-tiba
Foto menggantung berdebu
Wajah polos puncakkan rindu
Gerogoti hati kian layu
Dalam sepi beramai rindu
Dalam renta berkobar rindu
Dalam batas berbebas rindu
Panggil bersaut hening malam
Adakah getar rindu rambah rantau
Sapa siapa bersibuk peran
Buah hati lukis masa depan
Doa panjang selarut malam
Doa siapa untuk siapa
Wates, 19 Oktober 2019
***
SEBATANG
POHON CEMARA
Sebatang pohon cemara meranggas
Satu daun tak sisa
Berdiri tegak berkawan deburan ombak
Pasir tersibak sampah berserak
Kulit batang cemara berkelupas luas
Ranting - ranting runcing berayun
rela
Beberapa kering rapuh
Menunggu jatah jatuh
Sebatang pohon cemara di tepi pantai
Akar enggan berhenti
Menyesap remah air juga zat gizi
Harap daun mungil menyembul pagi
hari
Sebatang pohon cemara tak bergeming
Hempasan laju angin samudra
Hanya pelan liukkan batangnya
Tak nampak kasat mata
Ketika senja membuka pintunya
Sebatang pohon cemara setia lakoni
takdirnya
Bukankah itu bagian sejarahnya?
Wates, 2022

Tidak ada komentar:
Posting Komentar