IDK
RAKA KUSUMA
Cerita Bagi Ni Putu Putri Suastini
malam purnama
Kartika
kalangan
gemerlapan
di belakang
sebuah gamelan
duduk penabuh
wanita
di rambut
sekuntum cempaka
udara bening
suasana hening
menatap angkasa
dibayangkannya
tempat suci
berlimpah cahaya
penonton
mengitarnya
terpana
semua menanti
setia menanti
taburan embun
membuat janur
tergantung berkilau
tanpa henti
berayun
ke arah cahaya
bulan mendesau
ketika
memandang ke utara
dilihatnya
perempuan lanjut usia
kain dan kebaya
sutra dewangga
memberi tanda
gerakan tangan di
udara
disusul
telunjuk kanan menunjuk semua
penjuru dunia
tanpa
berkata-kata
setelah
memejamkan mata
panggul dia
ketukkan
pada gamelan
ketukan pada
bilah pertama
menggemakan
nada
ketukan pada
bilah kedua
menggemakan
irama
lalu bilah demi
bilah gamelan
menggemakan
nada dan irama
memaparkan
cerita : sinar
suci
menari tanpa
pernah berhenti
di pelataran
pura
di seluruh
jagat raya
/2020/
Catatan:
purnama
Kartika : purnama bulan Oktober
panggul : pemukul gamelan
IDK Raka Kusuma, Lahir di Desa Getakan
Klungkung Bali, 2 November 1957. Menulis dalam bahasa Bali dan Indonesia. Sahabat
dekat Umbu Landu Paranggi ini puisi-puisinya pernah dimuat di sejumlah media
cetak, diantaranya: Bali Post, Sinar
Harapan, Mingu Pagi, Berita Buana, Karya Bhakti, Suara NTB dan lain-lain. Sastrawan
yang kini mukim di Amlapura ini pernah meraih penghargaan Rancage di tahun
2002.
LUBET ARGA
TENGAH
Perihal rabiul Awal
Mulai rabiul
awal tanggal satu
kecut-manis
buah-buahan di nampan
ketan gurih,
ayam panggang di hadapan
serta alat-alat
dapur melempai di langit-langit
berbicara
mengenai rahim aminah
yang matang
waktu subuh di tanah arab:
hujan
menderai-derai, buah berjuntai-juntai
kabarnya sampai
melebuk latta-uzza
Orang-orang
datang berkampung
memenuhi
selembar undangan
sedekapan di
antara buah-buah
membaca selawat
bulan-matahari
lalu muhammad
datang sebentuk bayang:
mengetuk
ingatan yang dusta
bagi dada yang
lacur dan yang gembira
Asembagus,
2021
Lubet
Arga Tengah, lahir di Sumenep Madura. Menulis puisi
dan script pertunjukan teater. Karyanya tersiar di sejumlah media cetak dan
online, juga puluhan buku antologi bersama. Pegiat komunitas Sastra Krajan ini tinggal di
Asembagus Situbondo, Jatim.
ARIZUR EA
Sebuah Fragmen tentang Perjalanan Usia
Konon, usian
adalah tumpukan jarum jam
Seperti
angka-angka yang berhamburan
Yang bersemayam
dalam sebuah catatan harian
Seperti itulah
wajahku. Tentu
Dari yang
sekian tanggal
bisa saja
angka-angka itu membuatku keliru dalam
menafsir
abjad-abjad yang terlanjur disematkan:
dari ubun-ubun, serabut syaraf
hingga cangkang tulang belulang
angka-angka yang begitu liar
melesatkanku jauh
hingga melampaui segala yang absurd:
menembus kun fa yakun Nya
(seperti
bilangan ganjil yang menelusup ke dalam ruang
paling mahfum
hingga menetaskan rindu yang kian meranum)
Dan jika aku
tuliskan
sebait puisi
bagi Yang Maha Puisi:
--keseunyian
adalah kebahagiaan yang sedang menikam diam-diam—
Maka,
aku biarkan
ingatanku kian sekarat oleh angka-angka
juga nama-nama
laiknya seorang
cenayang yang senantiasa khusyu’ merapal mantra:
dalam
sebuah kita rahasia
--
Kelak,
tinggallah aku
yang lahir dari
rahim waktu:
gugu
mengistirahkan laku ...
Jl.
KRT Brotodiningrat Blok 2, 26092010
AriZur
EA, bergiat di komunitas Lumbung Aksara
sejak tahun 2006. Perempuan biasa, penyuka hujan dan dendam. Karyanya terpublis
di sejumlah media cetak (terutama buletin) dan buku antologi bersama. Tinggal
di Ngestiharjo Wates Kulonprogo.
***----------***
AMINATI JUHRIAH
Ya Nurul Aini,
seluruh alam mengucapkan salawat dan salam untukmu wahai kekasihnya Kekasih
Manusia
sempurna tanpa cela Muhammad Ibnu Abdullah
Ya Rasulullah
Namamu
terkenang sepanjang zaman
Haru pilu
segala kisahmu menjadi teladan
Menjadi cermin
bagi hati penuh kerinduan
Sanjungan
untukmu sebanyak puja puji
Kemuliaan
akhlakmu tak tertandingi
Ya Nabiyullah
Ketika disebut
namamu
Bergemuruh
seluruh laut karena rindu
Jauh, sebelum
engkau tiba
menjadi cahaya
bagi dunia
Namamu
diagungkan di seluruh semesta
Ya Habibullah
Penuh lemah
lembut kau menepis mudarat
Berjuang
menegakkan kebenaran bersama sahabat
Kami mengenalmu
melalui hikayat
Cinta dan
kerinduan kami kepadamu semakin kuat
Berharap
syafaat berjumpa denganmu di akhirat
Ya Muhammad
Manusia mulia
kekasih Allah
Pembawa risalah
kebenaran
Al Amin, pusat
segala kejujuran
Cintamu kepada
umat takkan terlupakan
"Umati,
umati, umati" sabda cinta terakhir terabadikan
"Allahuma
shalli ala Muhammad"
Perjalanan
tauhid merefleksi ....
Mempertahankan
keyakinan walau siksaan, cacian, cercaan, dan hinaan menzalimi.
Wahai kekasih
Allah, manusia termulia tanpa cela
Yastrib langkah
awal menukar harta, tanah air tercinta, demi cita-cita, dan cinta mulia
Malam bertabur
bintang gemintang di naungan rahmat, melancar melepaskan diri dari perbudakan
dunia, bertauhid bersaksi
Kepada pemilik
bumi, menyerahkan seluruh jiwa di jalan-Nya
Duhai kekasih
Allah, serupa cahaya rembulan, hadirmu rahmatan bagi alam.
Bahkan sekedar
bermimpipun kami malu berjumpa denganmu, sungguh berat perihal dakwah yang kau
tanggung dahulu
Rumah Arkam,
tempat terindah mula awal tauhid Rububiyah, ditancapkapkan ke dalam jiwa-jiwa
suci penegak risalah
Harga setimpal
menebus surga-Nya, siksaan dirasa, cacian diterima, hinaan mendera demi
tegaknya dien mulia, di seluruh penjuru semesta
Wahai keluarga
Yassir, bersimbah darah pertama, syuhada melangkah Jannah, Syumayah wanita
mulia bermahkota cinta,
Namamu harum di
sepanjang aliran telaga Kautsar
Tak gentar
pertahankan akidah, tegar di jalan yang benar
Tangerang12
Rabiul awal 1443 H.
Aminati Juhriah, lahir tanggal 20 Agustus. Karyanya berupa cerpen dan puisi tersebar
di sejumlah media online, cetak dan buku antologi bersama. Tinggal di
Tangerang, Banten.
***----------***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar