MARJUDIN SUAEB
Simak dan
tangkap sinar sorot cahaya
yang tak pudar
hingga pucuk jaman
Oleh hakekat
hasrat harapan manusia
sebagai abdi
peradaban.
Simak dan baca
kembali sesanti
Didik di rumah.
Didik di sekolah
Didik di lautan
masyarakat.
(Rumah digital
Sekolah maya
Masyarakat
"medsos")
Kendali.
Siasati...
Kaki jaman
telah sampai.
Jadi Ki Hajar
kecil
Jangan cuma
bebek bebek suara tanpa bukti...
Yk. 2021
Marjudin Suaeb, penyair senior
Kulonprogo yang juga salah satu pembina komunitas Sastra-Ku. Telah menulis dua
buku puisi: Bulan Bukit Menoreh (2016)
dan Teka-teki Abadi (2021). Puisinya, selain dimuat di puluhan buku
antologi bersama juga dimuat sejumlah media cetak dan online.
KADARSIH
Kelas
Merindu
kring... kring... kring....
bel telah berdering
tanda pelajaran memanggil
menyongsong asa
menyiapkan segenap jiwa raga
anak-anak pun berlarian
dari segala penjuru menuju kelas
menyambut guru dengan cium tangan
mengharap rida dan ilmu yang bernas
tapi kini, bel itu telah berkarat
karena pandemi tak bersahabat
terus mengurung melumat
kini, bangku-bangku menangis pilu
dalam sunyi anak dan guru merindu
kapan mereka bisa duduk sebangku ?
kapan berceloteh riang seperti dulu ?
mari, lupakan sejenak pertanyaan itu
lewat aplikasi di gawaimu
kita masih bisa bertemu
menyambung rindu berbagi ilmu
Kulonprogo,
14 April 2021
Kadarsih, lahir di Kulonprogo 14 Februari. Alumni UIN Sunankalijaga ini sejak masa pandemi mempunyai hobi menulis puisi. Mengajar PAI di salah satu SD Negeri di Kulonprogo.
*** ----- ***
ROHMAT
Tetap
Harus Belajar
Terlampau
jauh
Bila
hanya untuk makan dan tidur
Terlampau
mahal
Bila
hanya untuk wisata
Cobai lalu pelajari
Walaupun tetap belum mengerti
Bukan ditugasi untuk menghakimi
Hasil yang selalu dinanti
Berjalan
selangkah
Berujar
satu kata
Melihat
hanya sesaat
Meminum
seteguk saja
Menangkap fakta
Memikir cita rasa
Pahami jalan terbuka
Memasuki gerbang nirwana
Bukti
bekal cukup
Semua
bisa menerima
Bila
genggaman telah bisa mencakup
Akan
indah pada waktunya
25 September 2019
Rohmat, punya nama pena Kemad Martoirono, adalah alumni UIN Sunankalijaga. Puisinya masuk di buku antologi bersama: Kluwung Lukisan Maha Cahaya (2020). Imam besar salah satu masjid di Sidorejo Lendah Kulonprogo.
SRI SUDARMI
Gerak langkah terjerat pandemi
Terbelenggu bekerja dalam ruang daring
Seberapa dalam aral rintang menghalangi
Tangan tetap terulur menggapai mendekap erat
Karya kami bukan barang mati
Olahan kami adalah sosok berhati
Tak sekadar membimbimg menyusun kata mengolah angka
Tugas kami bimbing dan jaga
Dada tunas bangsa menyala putih bersinar
Tetap berkobar tanpa redup
Menorehkan pena tajam mengukir prestasi
Mencangkul sepanjang aliran hati
Menyemai biji kejujuran tumbuh memenuhi
sanubari
Merapikan barisan derap ujung tombak
Untuk menjadi pemimpin berhati
Kami ajar menggandeng tangan menyelaraskan
langkah
Kami didik duduk sama rendah membahu sama
berat
Bukan besaran angka nilai bukti prestasi kami
Tapi kumandang Indonesia Raya yang menggema
Memenuhi langit kejayaan bangsa
Bening berkilauan tanpa titik noda
Kami dekap hangat anak-anak negeri
Menundukkan kepala menanggalkan keegoan
Melantunkan dialog diam vertikal
Bermohon segera dapat saling berjumpa
Saling sapa kata dan jiwa dalam ruang kelas
Menguraikan rindu akan kebersamaan yang
menghilang
Ngentakrejo, 2 Mei 2021
*** -----
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar