PUISI MARJUDIN SUAEB
Karantina
Jiwa
Ingatkah
saat Dia tak sekedar kiblat
Tak
sekedar di julukan kesalihan
Tak
sekedar di fasih dan lantunan merdu
Tak
sekedar di bungkus mode kealiman
Rasakan
juga saat harus sendiri
Terisolasi
terasa terdakwa sumber sakit
Sarat
sah syariah terhalangi apapun
Hmm.
Kau kian terasa terdekat
Terdekat
di ucap doa
Di
ujung hidup dan usia
Di saat
tanpa sanak saudara
Kenapa.
Kian hanya Kau Gusti..
Yk.2020
Marjudin Suaeb,
penyair senior Kulonprogo pernah berguru pada Umbu Landu Paranggi di Persada
Studi Klub (PSK) Malioboro tahun 1978-an. Jebolan IKIP Yogyakarta (sekarang
UNY) ini selain menulis puisi juga cerpen dan geguritan. Buku kumpulan puisi
tunggalnya Bulan Bukit Menoreh
(Sabdamedia, 2016). Karyanya juga masuk di beberapa buku antologi, diantaranya:
Nyanyian Bukit Menoreh (antologi
puisi 27 penyair Kulonprogo 2015), Gondomanan 15 (Antologi alumni Renas, 2016), Syair-syair Ke-Indonesiaan (Dies Natalis UNY, 2016), Sanja Wewira (Antologi Geguritan Disbud DIY, 2019) dan
Kembar Mayang (Kumpulan Cerpen, 2019).
Tinggal di Bumirejo Lendah Kulonprogo.
*** ----- ***
PUISI
TRI WAHYUNI
Cerita Corona
Sesuatu
tak terlihat
Menggegerkan
jagat
Menyebarkan
sengsara
Sebab
ulah manusia sendiri sebenarnya
Semua
sibuk membicarakan corona
Bahkan
menyebarkan berita palsu agar banjir kekhawatiran dan derita
Ini
virus belaka
Tetapi
mampu mengusir nyawa
Ya
inilah, kiamat kecil kembali menyapa
Gaya
hidup sehat selalu menjadi kunci
Tetapi
takdir akan selalu membuntuti
Manusia
pribumi terserang dua biji
Seluruh
masyarakat lari ketakutan, mengetuk apotek, membeli sabun cuci tangan,
memborong masker, menimbun masker, bahkan memulung masker bekas untuk dijual
lagi
Hingga
yang dulunya semurah permen kini dilambungkan tinggi tanpa hati
Parah
sekali, darurat akhlak tahun ini
Apa
yang ada di otak manusia yang berhaha-hihi diatas penderitaan?
Hingga
merelakan otaknya diduduki sekawanan setan
Apa
mereka pikir harta dari hal busuk dapat membuat kekal di dalam kubur yang penuh
kegelapan?
Semoga
selalu diberi kewarasan, fisik, mental dan pikiran
Yogyakarta, 4 Maret 2019
TRI WAHYUNI,
lahir 16 Juni 2001, mahasiswi Jurusan Sastra Inggris di FBS UNY. Pegiat di
Komunitas Sastra-Ku ini menulis puisi sejak SMA, buku puisinya yang sudah
terbit: Hujan Merindu
(Guepedia Publisher, 2019),Berlutut Di Bawah Kaki Purnama (Guepedia Publisher, 2020). Tinggal di
Sidorejo Lendah Kulonprogo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar