Jumat, 13 September 2019

K A R Y A


PUISI DWI MULYANINGSIH


Syair Melati

Titik bening menapak hijau
Aroma khas rumput-rumput ladang
Memenuh di pematang

Kesyahduan tembang-tembang pipit
Mendahulu langit subuh
Bak kembang-kembang desa menggegas laju lading
Menitih langkah menyongsong keusikan bumi moyang

Senyum iklasnya meruntuh tombak-tombak semu
Bak halilintar menyambar bebatuan
Meluluh lantahkan tajam ujung belati
Mengampu beban tiada cibir
Kesucian membuah pelangi kekal
Mimpi diatas mimpi
 memeluk kemenangan tanpa tangan-tangan pendusta

Duhai jelita bumi moyang
Kemolekanmu bak seronok kembang kenanga
Semerbak harum namamu tersayang
Gelas manakah enggan menampung
Madu semanis dikau

Kulonprogo, 2019

***-------***



PUISI HAYYUNI NUR ‘AINI


Dulu

Ku gambarkan dirinya simbol kebahagiaan
Bercerita penuh irama tanpa mengenal bosan
Mengenalnya mengajarkanku keindahan alam surga
Menerbangkan harapan penuh bahagia tanpa ragu

Pernah,
Terbesit terlalu hanyut
Bahagia tanpa kepastian
Merasa bodoh tanpa akal
Lebih rendah dari masa lalu

Aku adalah manusia
Manusia kurang sempurna,
Yang belajar arti patah
Pernah tulus terjebak rasa kecewa
Mengingat penyakit yang kuolah sendiri
Dunia ini terlalu meratukan segalanya
Dengan sepasang kaki yang terlalu kuat menyerah
Hatiku terlalu istimewa untuk hancur

Kulonprogo, 2019

***-------***



PUISI EVITA EKA SEPTIANI
           

Sajak Seonggok Buku

Dingin berdebu
Tempat sunyi nan senyap
Rasa pengap
Tapi apalah daya tak bisa mengucap

Ini nasib seonggok buku
Malang terbungkus debu
Kurang diperhatikan karna tak arumi
Jika bisa berucap
Dia merintih ingin disentuh pembaca

Kulon Progo, 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...