Pemberitahuan

Laman Sastra-Ku sedang dalam proses perbaikan, mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Namun demikian, karya-karya tetap akan ditampilkan secara rutin.

Jumat, 10 Oktober 2025

Karya Edisi 10/25-2

 SANTI ASESANTI

 

SUATU HARI DI AKHIR  AGUSTUS

 

masih tersisa pesta merdeka

yang penuh euphoria

bendera berkibar di seluruh pelosok negeri

pertanda pesta belum usai

 

menjelang akhir pesta

ada api membara

dalam dada

pada mata

pada tangan dan kaki

yang membakar harapan

yang menjarah (r)asa

 

riuhnya melebihi nuansa kembang api

entah di mana makna pesta

           di mana kata juang terpatri

           ke mana doa dilangitkan

 

atau barangkali kita butuh sejarah

yang penuh bara

yang tak ingin dilupa

yang rindu dipuja

 

ah . . .

entah berapa kali

kita menziarahi luka ibu pertiwi

 

Pelangi_Kata, 31082025

 


TANDA TANYA CINTA

 

pagi-pagi di loker berita

dikabarkan suami membunuh istri

istri memenggal suami

pacar mutilasi pacar

ngeri!

ngeri!

 

meski akibat karena sebab

tapi aku lebih sembab membaca

 

dari mana muasal cinta

apakah sebatas rayu

ataukah hanya bujuk nafsu

sampai puas menguras waktu

hingga hilang segala bernama suci

sirna yang disebut halal

 

lalu di mana cinta bersemayam

di mana keagungan cinta

di mana ketulusan

di mana cinta?

di mana cinta?

 

Pelangi_Kata, 09102025

 

Santi Asesanti adalah nama pena dari Fajri Susanti. Lahir di Kabupaten Kulon Progo, 19 Juli 1982. Penulis aktif mengajar di SD N Gadingan, Wates, Kulon Progo. Penulis tinggal di Josutan, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo. Beberapa karyanya (puisi, esai, kisah inspiratif) termuat dalam antologi bersama; Cerita Hujan Dan Bintang (2015), Dalam Secangkir Kopi (2016), Kedai Kopi Sastra (2019), Ruang Putih Demokrasi (2020), Tanah Air Puisi, Puisi Di Tanah Cahaya, Peran Guru Dalam Pendidikan Pada Masa Pandemi, Kulon Progo Pintu Gerbang Istimewa, dan lainnya. Antologi puisi tunggalnya berjudul Purnama Bulan November (2020) dan Lorong Ingatan (2021).

Jumat, 03 Oktober 2025

Karya Edisi 10/25-1

 SUGIYARTI, S.Pd  

                                                                                                                                                                                                             

 Glebyar Danais Dhek Wingi

 

Kulon ana lakon

Wetan ana jathilan

Kidul reyog badindul

Sisih lor warok ngudhar kolor

 

Pancen istimewa tenan,

Nganti bingung aku

Kudu ndelok sik endi,

Wektune bareng

 

Luwih bingung meneh pak tani

Lagi arep macul sawahe

Diundang pak RT

Ana gawean kudu tumandang

 

Dudu macul matun tandur

Nanging nabuh kendhang lan tambur

Ana Danais iki rejeki nomplok

Puluh-puluh nganti lara boyok

 

Aji mumpung gawe bingung

Wong sak desa malik dadi seniman kabeh

Pucaking acara

Kabeh siswa kagiring ngalun-alun

 

Sinau maca etung leren sik

Penting gawe Muri nyathet prastawa adi

Angguk pitung ewu rongatus

Gumebyar gumleger

 

Simbok thenger-thenger

Weruh anak putu pating blarat

Mulih mulih sambat

Ora kober ngumbulke kendhil

Jalaran sayah olehe njathil

 

 

Becik Nganggo Laku Kang Utama

 

 

Kumrosak barisan buta bajang nunjang palang

Pang pang sigar lesah blesah

Tumindak grusa grusu saru dinulu

Iku tan becik laku ala

kang nerak angger-anggering laku utama

Baya apa kang dadi jantramu..

 

Becik dhedhepe ngarsa Gusti

Dedonga minta sihing Bathara

Ya ben disaruwe komat kamit

Pancene iki laku utama nyingkiri dhemit

 

Donga iku laku utama sanguning lelana

Tarak brata apadene kupiya boga

Kinanthen donga sakabehe mesthi murakabi

Gusti amberkahi

 

Bebaraya ning madyaning masarakat

Uga mbutuhake tata krama budi tama

Pira ta umur uripe manungsa

Yen kongsi ninggal tindak utama

Tembe mburi mung getun lan cilaka

 

KP, Oktober 2025

 

Sugiyarti, S. Pd., lahir di Kulon Progo, 5-Agustus 1964. Kegiatan sehari-hari setelah pensiun saat ini lebih banyak ke kegiatan sosial, terutama tentang pengelolaan sampah (organik/ anorganik). Aktif sebagai anggota pengurus JPSM (Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri) Kulon Progo. Namun di sela-sela kesibukannya, tetap aktif menulis puisi, geguritan, cerpen/ cerkak, maupun tembang- tembang macapat dan tembang dolanan. Beberapa karya sastranya masuk nominasi/ juara lomba yang diadakan oleh Disbud Kab. Kulon Progo, Prov. DIY, Balai Bahasa DIY, dan Pura Pakualaman Yogyakarta, dan dibukukan dalam antologi bersama. Buku solonya berupa kumpulan puisi Sketsa Desa Sunyi terbit melalui KYM (Komunitas Yuk Menulis).

Jumat, 26 September 2025

Karya Edisi 9/25-4

MUKSALMINA SBG


KAPAN?

 

Tanyakan pada lintah darat!

Kapan terakhir kau hisap darah?

Rakyat jelata hampir punah

Di rawa-rawa yang kering sudah

 

Tanyakan pada tikus kantor!

Kapan berakhir rencana-rencana kotor?

Bersekongkol dengan para mandor

Gelapkan dana ke got-got diktator

 

Tanyakan pula pada hakim di mahkamah!

Kapan bendera keadilan dikibarkan?

Hitam dan putih tak boleh samar

Oleh kilau pangkat dan jabatan

 

Tiada berkesudahankah lara ini

Menerpa si jelata hingga mati

Ataukah hanya sebuah ilusi

Melihat negri bak alam surgawi?

 

Kapan ?

 

Sabang,16 November 2023.


DARAH DARI LANGIT

 

Dosa apa manusia ?

Sehingga Tuhan murka

Langit yang menitikkan pelipur dahaga

Kini guyuran darah menghujam tanah dunia

 

Dosa,apa manusia ?

Atau makhluk lainnya

Yang tak berakal dan mengenal cinta

Merusak warna langit yang biru menggoda

 

Nestapa menyelimuti rasa

Manusia menanggalkan damai sesama

Sehingga langit melukai atmosfernya

Darah bercucuran membasahi para durjana

 

Langit menangisi nasib dunia

Yang di-injak lintah darat penabur dosa

Darah memancar hingga senja

Berganti nanah saat malam tiba.

 

Montasik,23 November 2023.

 

HIKAYAT SELEMBAR DAUN

 

Hari ini

Selembar pucuk mekar dari tangkainya

Hijau dan bercahaya

Ditimpa matahari hingga senja

 

Namun esoknya semua sirna

Tangkai yang indah dimakan ulat berbisa

Tinggal tulang daunnya

Lalu rontok tak tersisa

 

Hari ini Tuhan karuniakan semua

Seakan hidup ini selamanya

Namun takdir siapa yang menyangka

Segala yang di dunia ternyata memang fana

 

Jika esok aku tiada

Tak ada wasiat yang aku pelihara

Selain kafan dan kerenda

Serta kenangan indah bersama di dunia

 

Selagi umur masih tersisa

Selagi nafas masih ada

Perbaiki diri menjadi manusia mulia

Agar siap menghadap Tuhan yang maha esa.

 

Balohan-ulee lheu,15 Desember 2023.

 

              

ELEGI NEGERI HITAM 

 

Sudikah kau berjalan

Diantara gorong-gorong jembatan

Menepi bersama bocah jalanan

Peluh mengucur basahkan harapan

 

Maukah kau menyelam

Dalam lautan sampah menyeramkan

Mendengar cerita yg tertahan

Tentang banjir luapkan kemarahan

 

Relakah kau menikam

Perut tikus-tikus perkantoran

Gelapkan dana triliunan

Dalam jeruji bak perhotelan

 

Ikhlaskah kau membakar

Catatan elegi negeri hitam

Biarkan rakyat dalam nyaman

Selama engkau duduk di kursi jabatan ?.

 

Pulau Weh,2 Januari 2024.

 

WAJAH DALAM PIGURA

 

Pada dinding rumah

Tertempel sebuah pigura

Ada wajah didalamnya

Sepasang pengantin yang berbahagia

 

Siapa mereka,

Mengapa tak kukenal di dunia nyata

Ayah dan ibu yg tiada rupa

Mungkinkah wajah mereka dalam pigura?

                            ***

Musibah datang merenggut nyawa

Mencabik ada dan cinta

Tiada bayangan dalam memori jiwa

Aku baru terlahir di dunia

 

Ketika peluru habis mendiami senjata

Kubangan darah merahkan penjuru desa

Seonggok bayi menangisi kemalangannya

Kemanakah ayah dan ibunda

 

Konflik itu kini mereda

Senyap bagai ditelan malam gulita

Jiwa-jiwa yg dibunuh tanpa dosa

Siap menuntut di alam selanjutnya.

 

Banda Aceh,5 Februari 2024.


Muksalmina Sbg, lahir di Sabang 16 November 1997. Hobi menulis. Beberapa karyanya pernah dimuat media lokal Aceh. Saat ini menjadi santri di daerah  Ulee Titi, Aceh Besar. Tinggal di desa Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang,Aceh.

Terbaru

Karya Edisi 10/25-2