Pemberitahuan

Laman Sastra-Ku sedang dalam proses perbaikan, mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Namun demikian, karya-karya tetap akan ditampilkan secara rutin.

Jumat, 12 Desember 2025

Karya Edisi 12 / 25 - 2

 FAJAR R. AYUNINGTYAS

 

NERACA HUJAN

 

hujan

 

anak-anak negeri bergegas

dari rinai

di gang perkampungan

selasar pasar becek

lorong sempit bantaran kali

pinggiran rel

              emperan toko

              sebagian di bawah jembatan layang

 

di seberang, menjulang gedung-gedung

denyut perkantoran

mall dan restoran

hiruk-pikuk cahaya

sebagian lain anak-anak negeri

bergerak dari gerai ke gerai

bermain dengan peluang

tubuhnya kemilau

tak terusik rinai berderai

dan petir gelegar

di luar

 

sebentar lagi

saat tinggal tempias

mereka akan bersinggungan

di lampu-lampu merah

 

mengukur satu sama lain

lewat parau sumbang tamborin

asongan

kain lap kumal

sumpah-serapah

makian

kaca-kaca gelap berhenti sejenak

menghitung detik

melesat ke jalur cepat

            tinggalkan sisa bunyi klakson

            berkelindan dengan kerincing

            logam di gelas plastik

 

hujan

kemudian reda

neraca

tetap tak seimbang

 

musimhujan 20-25

 

***

 

IBUKOTA

 

/I/

 

tergesa

berebut ruang. mengejar jarum jam

berdesakan dalam risau mimpi tentang

hari esok. di gerbong-gerbong kereta

jalan raya bising. lift gedung-gedung

trotoar kaki lima

 

bimbang seberapa jauh harapan

mesti dikejar. lantaran kenyataan menyuguhkan

keraguan

saban hari nafsu dan ketimpangan

hadir dalam berita. terminal. stasiun.

gedung dewan

 

saksi negeri memerah

tubuhnya merekam amarah dan darah

saat kemanusiaan menjadi sejarah

ditumpas naluri purba yang dibicarakan dalam

kitab-kitab suci

 

/II/

 

 

hari-hari penat

waktu lesap

dilahap kemacetan jalan

juga sumpah-serapah

 

masa depan tumbuh dalam tanya anak-anak

tentang hulu kali

berair keruh. yang meluapi rumahnya

kala hujan datang

 

dendam rindukah

pada yang mampu membaca tubuh

dan merawat luka-luka

waktu?

 

2025


Fajar R. Ayuningtyas, seorang perempuan desa pesisir Kulon Progo, lahir pada 29 April, penikmat sastra yang kadang-kadang menulis. Tulisannya berupa puisi, cerita pendek, esai dan belakangan juga menulis novel. Beberapa puisinya diterbitkan dalam buku-buku antologi bersama antara lain Antariksa Dada (2007), Nyanyian Bukit Menoreh (2015), Kluwung Lukisan Maha Cahaya (2020), Duhkita (2021) dan Ibu Bumi Bapa Angkasa (2021). Cerpen-cerpennya diterbitkan dalam antologi bersama Kembar Mayang (2017) dan kumpulan cerpen Sebuah Babak Kehidupan Lajang yang Sendirian (2018) serta Lukisan Gelombang (2020).  Menjajaki menulis novel melalui karya novel pertamanya Penyeduh Bara (2024).

Jumat, 05 Desember 2025

Karya Edisi 12 / 25 - 1

 
YUSTINA EKA

 

UJUNG RENTA

 

Terawang nun jauh kala silam

Tangis bocah tembang harian

Hiruk pikuk penghidup hunian

 

Denyut waktu betapa kencang

Bocah meremaja pelan

Mendewasa tiba-tiba

 

Foto menggantung berdebu

Wajah polos puncakkan rindu

Gerogoti hati kian layu

 

Dalam sepi beramai rindu

Dalam renta berkobar rindu

Dalam batas berbebas rindu

 

Panggil bersaut hening malam

Adakah  getar rindu rambah rantau

Sapa siapa bersibuk peran

Buah hati lukis masa depan

 

Doa panjang selarut malam

Doa siapa untuk siapa

 

Wates, 19 Oktober 2019

 

***

 

SEBATANG POHON CEMARA

 

Sebatang pohon cemara meranggas

Satu daun tak sisa

Berdiri tegak berkawan deburan ombak

Pasir tersibak sampah berserak

 

Kulit batang cemara  berkelupas luas

Ranting - ranting runcing berayun rela

Beberapa  kering rapuh

Menunggu jatah jatuh

 

Sebatang pohon cemara di  tepi pantai

Akar enggan berhenti

Menyesap remah air juga  zat gizi

Harap daun mungil menyembul pagi hari

 

Sebatang pohon cemara  tak bergeming

Hempasan laju angin samudra

Hanya pelan liukkan batangnya

Tak nampak kasat mata

 

Ketika senja membuka pintunya

Sebatang pohon cemara setia lakoni takdirnya

Bukankah itu bagian sejarahnya?

 

Wates, 2022

 

Yustina Eka, seorang ibu rumah tangga yang ingin terus menulis namun masih enggan meluangkan waktu untuk menulis.

 

Jumat, 28 November 2025

Karya Edisi 11/25 - 4

 

SUHERMAN ALATAS

 

KENDARAAN TERAKHIR

 

Tidurlah dengan nyenyak

Setelah kau dimandikan sampai mewangi bunga melati

Kami antarkan kau dengan kendaraan VIP

Keluarga, kerabat, sahabat dan tetangga ikut serta mengiringi  kendaraanmu

Semua pengendara minggir

Mempersilahkan lewat terlebih dahulu

Tenanglah!

Sebelum kau tiba tempat, taman rumah sudah dipersiapkan

Di sana sudah ada yang menanti, menyambut kedatanganmu

Tidak usah kau bangun untuk masuk taman rumah yang baru

Kami akan payungkan kau

Saat kami papah kau dari kendaraan VIP

Tetaplah tidur dengan nyenyak

Tak usah kau bangun

Biar pintu rumahmu, kami yang tutup

Tunggu saja setelah kami pergi

Ada dua tamu yang datang

Semoga kau bisa menjawab pertanyaannya

 

Jakarta, 2025

 

***

 

MERAYU TUHAN

 

Jam jarum tepat lurus di angka dua belas

Aku hamparkan sajadah           

Sujudku untuk merayu Tuhanku

Tangisku pecah karena aku sedang susah

Ratap, berharap terangkat ini beban

Tak sanggup dipikul, tak sanggup diangkat

Tuhan kini kuletakkan soal hidup melalui sujud

Tuhan!

Kaki ini sudah berdarah untuk berjalan di kerikil tajam

Tangan sudah lemah walau sekedar mengangkat tongkat

 

Tuhan!

Dalam merayu aku menagih janji-Mu

Aku minta bayar atas baikku

Aku tidak tahu malu

Tapi apa daya

Aku terlalu lemah untuk dicoba

 

Jakarta, 2025

 

***

 

KATAK DALAM TEMPURUNG

 

Bumi ini sudah dikuasai robot

Otak tergantikan mesin

Matahari sudah punya kembaran

Negara super power ditampar negara tirai bambu

Jendela dunia ada di setan gepeng

Si Katak tidak tahu semua itu

Katak telah buta

Katak telah tuli

Dibuatnya sendiri

Telungkup-Telentang dalam tempurung

Sudah cukup nyaman dengan seekor nyamuk yang datang

Tempurung diketuk:

“Hai katak, keluarlah dari dalam tempurung”

Katak terkejut!

Kawannya sudah bisa terbang

Teriak katak:

“Aku mau ikut terbang”

Balas kawan:

“Mati saja kau! Dalam tempurung”

 

Jakarta, 2025

 

Suherman Alatas adalah seorang pendidik. Kelahiran Jakarta. Lulus S1 di tahun 2011 Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pada tahun 2024 ia lulus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Saat ini, Suherman bertugas sebagai ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di SMPN 194 Jakarta sebagai guru Bahasa Indonesia. Sejak remaja, ia sudah aktif berorganisasi, di antaranya sebagai Sekretaris Karang Taruna, Ketua Remaja Masjid, dan pada tahun 2011-2017 menjabat sebagai Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) tingkat kelurahan.

Dalam kariernya, Suherman telah menjabat, sebagai Sekretaris Yayasan, Sekjen Pondok Pesantren, dan Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) swasta. Pengalaman ini telah membentuk dirinya untuk tetap istiqamah menjadi seorang pendidik.

Beberapa karya yang  telah dibukukan antara lain : Antologi Puisi "Guruku, Aku Rindu" (Rumah Imaji.  2020), Sajak dan Aksara (Cahaya Pelangi Media, 2021), Jarak dan Kata (Diliv Media, 2022) dan Kumpulan Puisi “Inilah Dunia” (Satria Publisher, 2025).

Terbaru

Karya Edisi 12 / 25 - 2