Jumat, 15 Mei 2020

K A R Y A


PUISI OTTO SUKATNO CR




Berbuka Puasa Takdir


di bawah tatapan mata gaib iblis corona dan sayat sayat luka yang digarami dosa
di depan pintu takdir

rintih ramadhan, terdengar lirih dan parau, menatap langit senja

apakah matahari telah berselimut di peraduan? tanyanya galau
apakah telah boleh berbuka nyeri dengan seteguk galau doa
dan sesuap ampunan?

mata ramadhan sayu
senja luruh seiring adzan melenguh, dan tetes hujan jatuh

mata ramadhan, rembang
ketika setetes zam zam doa serta sebutir kurma asa, melewati kerongkongannya
berbuka hari ketiga puasa takdir nya!

Yogya 1848260420


Otto Sukatno CR, lahir di Karanganyar 3 Oktober 1965. Lulusan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 1993, kini mengajar di Fakultas Seni Pertunjukkan ISI Yogyakarta. Banyak menulis buku sastra dan budaya ketimuran, diantaranya Seks Para Pangeran, Makrifat Cinta, Mahabah Cinta, Dieng Poros Dunia, Mata Air Peradaban, Menagih Janji Gunung Kawi, Pagebluk 1965, Pararaton Genealogi Wangsa Jawa, dll.  Tinggal di Kadirejo Purwomartani Sleman Yogyakarta.

*** ----- ***



PUISI SITI FADLILAH



Di Manakah Ramadhan yang Biasa

Merindu dalam gelap
Membalut sepi dalam lamunan
Gerimis pagi mengiringi sepi
Tidak kami dengar celoteh bocah lagi
diantara suara gaduh di mushola sebelah rumah

Tidak menggigil
Hanya sedikit pilu menyayat pikiran
Selepas subuh yang tidak biasa
Sepi tanpa lalu lalang
Bocah berpeci itu masih di rumah

Tiada ku dengar
Suara ramai sepeda onthel
Atau sandal jepit yang beradu dengan teman
Kini bisu dalam pagi
Di manakah Ramadhan yang biasa

Senja pun mulai bertanya
Tidak adakah suara anak kecil mengaji
Penuh riang
Bersuka cita menanti bedug
Nasi kardus di depan mata

Kala malam pun
Tiada sholat tarawih semeriah dulu
Tiada tadarus merdu di Mushola
Di rumah
Kami di rumah dulu
Ketika semua sudah selesai
Pasti kami temui Ramadhan yang biasa

Kulon Progo, 11 Mei 2020

Siti Fadlilah, lahir di Kulonprogo 8 Februari 1988. Pernah bergiat di teater SMA Negeri 1 Wates. Karyanya dimuat di beberapa antologi cerpen dan puisi. Diantaranya, “Welcome To Be Coming Writer“ sebuah antologi bersama nulisyuk,   Perjalanan Menulis Tak Semanis Brownis” antologi  bersama  nulisyuk, “Patah Tumbuh Hilang Berganti” sebuah antologi cerpen bersama nulis bareng Rumedia angkatan 15, “Melintas Masa Lalu  Sesurga Bersamamu”.  Pernah aktif di sejumlah komunitas menulis baik di Yogya dan lintas daerah (online). Mantan karyawan di sebuah Universitas Swasta di Yogyakarta ini  sekarang lebih menikmati waktu di rumah dengan menulis dan terus menulis.

*** ----- ***


PUISI ROHMAT



Puisi Cinta

Bila cinta sudah meginjak gerbang rumahmu.
Tak peduli akan bahaya yg dihadapi.
Apa terus hidup atau terus mati.
Bila hidup akan jadi kenikmatan sejati.
Bila mati akan ketemu kekasih hati.
Kecantikanmu telah meluluhkan gairahku
Keanggunanmu memikat hatiku hingga ku tak mampu menatapmu.
Keagungamu telah melumpuhkan dayaku menggapaimu.
Berasa tak berarti tanpamu.
Duhai dambaan hati....

Lendah, 2020


Rochmat, jebolan IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga. Pernah menekuni berbagai bidang pekerjaan: buruh, petani, pedagang (1997 sampai 2007), pendamping budaya (2014 – 2016), salah satu Korcam di Dewan Kebudayaan Kulonprogo (2010- 2020), dan kini aktif di Forum Seni Religi Kulonprogo. Karya tulis yang pernah dibuat  Pelaksanaan Dakwah di Desa Sidorejo (1994) dan  Seni Religi sebagai Kesenian Unggulan Kecamatan Lendah (2015). Beberapa puisi pernah dimuat laman Sastra-Ku. Saat ini tercatat sebagai imam besar di salah satu masjid dusun Kwarakan, Sidorejo, Lendah.

*** ----- ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  K A R Y A     AHMAD MALIKI MASHAR     Suluh Penyuluh   Mulut berbisa mengurut luka Menepuk dada tersuruk bangga Berlulur s...