PUISI OTTO SUKATNO CR
Berbuka Puasa Takdir
di bawah tatapan mata gaib iblis corona dan sayat
sayat luka yang digarami dosa
di depan pintu takdir
rintih ramadhan, terdengar lirih dan parau, menatap
langit senja
apakah matahari telah berselimut di peraduan?
tanyanya galau
apakah telah boleh berbuka nyeri dengan seteguk
galau doa
dan sesuap ampunan?
mata ramadhan sayu
senja luruh seiring adzan melenguh, dan tetes hujan
jatuh
mata ramadhan, rembang
ketika setetes zam zam doa serta sebutir kurma asa,
melewati kerongkongannya
berbuka hari ketiga puasa takdir nya!
Yogya
1848260420
Otto Sukatno CR,
lahir di Karanganyar 3 Oktober 1965. Lulusan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
1993, kini mengajar di Fakultas Seni Pertunjukkan ISI Yogyakarta. Banyak
menulis buku sastra dan budaya ketimuran, diantaranya Seks Para Pangeran, Makrifat Cinta, Mahabah Cinta, Dieng Poros Dunia,
Mata Air Peradaban, Menagih Janji Gunung Kawi, Pagebluk 1965, Pararaton
Genealogi Wangsa Jawa, dll. Tinggal
di Kadirejo Purwomartani Sleman Yogyakarta.
*** ----- ***
PUISI SITI FADLILAH
Di Manakah
Ramadhan yang Biasa
Merindu
dalam gelap
Membalut
sepi dalam lamunan
Gerimis
pagi mengiringi sepi
Tidak kami
dengar celoteh bocah lagi
diantara
suara gaduh di mushola sebelah rumah
Tidak
menggigil
Hanya
sedikit pilu menyayat pikiran
Selepas
subuh yang tidak biasa
Sepi
tanpa lalu lalang
Bocah
berpeci itu masih di rumah
Tiada ku
dengar
Suara
ramai sepeda onthel
Atau
sandal jepit yang beradu dengan teman
Kini
bisu dalam pagi
Di
manakah Ramadhan yang biasa
Senja
pun mulai bertanya
Tidak
adakah suara anak kecil mengaji
Penuh
riang
Bersuka
cita menanti bedug
Nasi
kardus di depan mata
Kala
malam pun
Tiada
sholat tarawih semeriah dulu
Tiada
tadarus merdu di Mushola
Di rumah
Kami di
rumah dulu
Ketika
semua sudah selesai
Pasti
kami temui Ramadhan yang biasa
Kulon Progo, 11 Mei 2020
Siti
Fadlilah, lahir di Kulonprogo 8 Februari 1988. Pernah
bergiat di teater SMA Negeri 1 Wates. Karyanya dimuat di beberapa antologi
cerpen dan puisi. Diantaranya, “Welcome
To Be Coming Writer“ sebuah antologi bersama nulisyuk, “Perjalanan
Menulis Tak Semanis Brownis” antologi
bersama nulisyuk, “Patah Tumbuh Hilang Berganti” sebuah
antologi cerpen bersama nulis bareng Rumedia angkatan 15, “Melintas Masa Lalu” “Sesurga Bersamamu”. Pernah aktif di sejumlah komunitas menulis
baik di Yogya dan lintas daerah (online). Mantan karyawan di sebuah Universitas
Swasta di Yogyakarta ini sekarang lebih menikmati waktu di
rumah dengan menulis dan terus menulis.
*** ----- ***
PUISI ROHMAT
Puisi Cinta
Bila
cinta sudah meginjak gerbang rumahmu.
Tak
peduli akan bahaya yg dihadapi.
Apa
terus hidup atau terus mati.
Bila
hidup akan jadi kenikmatan sejati.
Bila
mati akan ketemu kekasih hati.
Kecantikanmu
telah meluluhkan gairahku
Keanggunanmu
memikat hatiku hingga ku tak mampu menatapmu.
Keagungamu
telah melumpuhkan dayaku menggapaimu.
Berasa
tak berarti tanpamu.
Duhai
dambaan hati....
Lendah, 2020
Rochmat, jebolan IAIN (sekarang UIN) Sunan
Kalijaga. Pernah menekuni berbagai bidang pekerjaan: buruh, petani, pedagang
(1997 sampai 2007), pendamping budaya (2014 – 2016), salah satu Korcam di Dewan
Kebudayaan Kulonprogo (2010- 2020), dan kini aktif di Forum Seni
Religi Kulonprogo. Karya tulis yang pernah dibuat Pelaksanaan Dakwah di Desa Sidorejo (1994)
dan Seni
Religi sebagai Kesenian Unggulan Kecamatan Lendah (2015). Beberapa puisi
pernah dimuat laman Sastra-Ku. Saat ini tercatat sebagai imam besar di salah satu
masjid dusun
Kwarakan, Sidorejo, Lendah.
*** ----- ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar